PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meresmikan pendirian Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Surat Keputusan ijin prinsip pendirian UISI diberikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso kepada Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, di Jakarta, Ahad, 19 Oktober 2014.
Melalui keterangan tertulis, Senin, 20 Oktober 2014, Dwi mengatakan UISI merupakan pengembangan dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Semen Indonesia (STIMSI). Pendirian perguruan tinggi tersebut dilakukan melalui Semen Gresik Foundation (SGF), sebuah lembaga nonprofit yang dibentuk perseroan untuk mengelola sejumlah kegiatan di bidang pendidikan, lingkungan, sosial, dan pelayanan kesehatan. Sebelumnya, SGF mengelola lembaga pendidikan mulai tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA dan SMK.
Dwi mengatakan, UISI akan menerima mahasiswa baru pada tahun 2015. UISI memiliki tiga fakultas dengan 10 program studi (prodi), yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang memiliki tiga prodi yakni Manajemen, Akuntansi serta Ekonomi Syariah. Kemudian Fakultas Teknologi Industri dan Agribisnis yang memiliki empat program studi yaitu Teknik Kimia, Teknik Logistik, Manajemen Rekayasa serta Teknologi Industri Pertanian. Sementara Fakultas Teknologi Informasi dan Desain Kreatif memiliki tiga program studi yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, serta Desain Komunikasi Visual.
Kehadiran UISI, kata Dwi, diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia yang unggul di bidang manajemen. Dengan menghimpun, mengonsolidasikan, dan mendayagunakan mereka, Semen Indonesia kelak bisa menghasilkan energi ilmu pengetahuan yang berkontribusi besar bagi bangsa dan negara. "UISI akan kami desain menjadi pusat unggulan pengembangan bisnis, mulai dari aspek konsep, teori sampai praktik bisnis," ujarnya.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tersebut kembali masuk dalam Forbes Global 2000, daftar 2.000 perusahaan publik berkinerja terbaik di seluruh dunia. DaftarThe World's Biggest Companies ini dipublikasikan secara tahunan sejak 2004 oleh Forbes, media ekonomi terkemuka berbasis di Amerika Serikat.
Ini sekaligus membuktikan kiprah perseroan diakui dan memenuhi ekspektasi publik internasional,” ujar Dwi Soetjipto, Direktur Utama Semen Indonesia, dalam acara Forum Kepemimpinan BUMN yang diselenggarakan Forbes di Jakarta, Kamis 3 Oktober 2013.
Selain Semen Indonesia, daftar Forbes Global 2000 tahun ini juga memasukkan delapan perusahaan asal Indonesia lainnya, antara lain PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk. Peringkat Semen Indonesia dalam daftar Forbes Global 2.000 naik dari 1.674 pada 2012 menjadi 1.425 pada 2013 atau meningkat 249 poin. Peningkatan tersebut tercatat sebagai yang terbesar dibanding delapan perusahaan Indonesia lainnya yang masuk daftar Forbes Global 2000.
Penilaian Forbes Global 2000 didasarkan pada empat indikator kinerja keuangan, yaitu penjualan, laba, aset, dan nilai pasar (market value). Forbes Global 2000 menjadi salah satu rujukan bagi para pelaku bisnis dan investor untuk mengetahui kinerja sebuah perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham di berbagai negara di dunia.
Tahun ini, perusahaan-perusahaan dari 63 negara masuk dalam Forbes Global 2000, meningkat dibandingkan saat penilaian ini kali pertama dilakukan pada 2004 di mana ketika itu hanya ada 2000 perusahaan dari 51 negara.
Dalam daftar Forbes Global 2000 tahun ini, jumlah pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang masuk peringkat mencapai US$ 38 triliun, laba US$ 2,43 triliun, aset US$ 159 triliun, dan nilai pasar US$ 39 triliun. Total jumlah pekerja yang masuk dalam perusahaan di daftar Forbes Global 2000 mencapai Rp 87 juta.
Dwi menuturkan, masuk dalam Forbes Global 2000 merupakan kebanggaan tersendiri bagi perseroan. Dengan masuk daftar 2000 perusahaan sedunia berkinerja terbaik, perseroan dianggap sejajar dengan perusahaan besar dunia lainnya. ”Langkah kami go global dengan mengakuisisi Thang Long Cement Vietnam semakin menempatkan perseroan di posisi terhormat dalam peta dan pergaulan bisnis internasional,” kata Dwi.
No comments:
Post a Comment