Maskapai penerbangan komersial terbesar kedua di Australia, Virgin Australia Holdings Ltd, mengontrol secara penuh Tiger Airways Australia dengan membayar hanya 1 dollar AUS atau sekitar Rp 10.500 kepada Tiger Airways Holdings Ltd.
Informasi saja, pada 2013 lalu, Virgin membayar 35 juta dollar AUS untuk 60 persen kepemilikan saham Tiger Airways. "Kami akan mencapai keuntungan lebih cepat dari jadwal, pada akhir 2016," kata John Borghetti, Kepala Eksekutif Virgin, Jumat (17/10/2014).
Tiger Airways mengalami kerugian akibat kalah bersaing dalam meraih pelanggan di pasar domestik. Kerugian Tiger Australia dalam tiga bulan terakhir, nilainya mencapai 11,6 juta dollar AUS. Saat ini, Tiger memiliki 13 armada pesawat A320 dan 12 rute di Australia.
Borghetti mengatakan, akan mengalihkan sejumlah rute domestik tersebut ke tujuan internasional jarak pendek. Agar bisa memberikan peluang untuk pertumbuhan bisnis dan mempercepat keuntungan bagi Tiger Airways.
"Mengingat permintaan konsumen yang datar di pasar domestik Australia, pertumbuhan armada domestik Tiger Airways Australia kemungkinan akan berkurang," katanya. Seperti diketahui, tak hanya di pasar Australia saja Tiger Airways mengalami rugi. Di sejumlah negara juga mengalami hal serupa karena persaingan yang ketat dengan AirAsia dan Jetstar.
Awal tahun ini, induk usaha Tiger juga telah menjual 40 persen sahamnya di Tiger Airways Filipina. Bahkan, di Indonesia, Tiger menutup bisnis patunganya bersama PT Mandala Airlines.
No comments:
Post a Comment