PT Bank DKI meningkatkan pemasaran produk kredit mikro dengan membuka lima gerai di Tangerang, Banten. Lima gerai itu berada di Ciputat, Cikupa, Parung Panjang, Ciledug dan Kotabumi.
Menurut Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, pembukaan kantor di lima titik di wilayah Tangerang tersebut ditujukan untuk lebih mendekatkan akses para pelaku usaha mikro terhadap produk Monas 25, 75 dan 500. Kelima wilayah tersebut merupakan daerah pusat bisnis dan komersial ukuran mikro dan kecil sehingga menjadi pasar yang terbuka untuk Bank DKI.
“Kami merasa bisnis ini menjadi peluang besar dengan mendorong peningkatan penyaluran kredit produktif kepada pengusaha mikro dan kecil,” ujar Eko dalam siaran pers, Rabu, 8 Oktober 2014.
Dengan beroperasinya lima cabang tersebut, kini Bank DKI memiliki 33 Gerai Usaha Mikro, yakni 9 unit di Surabaya, 3 di Solo, 3 di Bandung, 5 di Tangerang, serta beberapa di Jakarta. Gerai Usaha Mikro Bank DKI juga dapat ditemui di sejumlah Cabang Bank DKI (implant), seperti di Cabang Surabaya, Bandung, Solo, dan Permata Hijau.
Hingga September 2014 Bank DKI sudah menyalurkan kredit Rp 150 miliar kepada 750 pelaku usaha mikro. Rasio kredit macet (NPL) skema tersebut mencapai 0,42 persen "Hal ini tercapai karena Bank DKI melakukan penagihan sesuai dengan kebutuhan nasabah, secara harian, mingguan, dwi mingguan ataupun bulanan,” ujar Eko. .
Monas 25 adalah fasilitas kredit mikro tanpa agunan yang diperuntukkan kepada sektor mikro dengan plafon antara Rp 5-25 juta. Monas 75 merupakan fasilitas kredit mikro dengan plafon sampai dengan Rp75 juta, Monas 500 adalah fasilitas kredit mikro dengan agunan dengan plafon lebih dari Rp75 juta sampai dengan Rp 500 juta.
Bank DKI resmi memiliki kantor cabang ke-216 di Palembang, Sumatera Selatan. Sebelumnya bank milik pemerintah DKI Jakarta ini sudah membuka kantor cabang di Pekanbaru, Riau. Sebelum merambah kota-kota di Sumatera, perseroan telah membuka kantor di Makassar, Sulawesi Selatan.
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono menjelaskan, Palembang dipilih karena daerah tersebut memiliki kemajuan pesat dalam pembangunan. Pembukaan cabang di daerah secara agresif, kata dia, setidaknya dapat mendongkrak kinerja perseroan. "Kami telah memiliki 216 jaringan kantor cabang, terdiri dari 26 cabang konvensional dua cabang syariah," kata Eko Budiwiyono di Palembang, Senin, 2 Desember 2013.
Dengan kehadiran cabang di Palembang, menurut Eko, saat ini secara umum perseroan telah memiliki 43 cabang pembantu konvensional, 8 cabang pembantu syariah, 99 kantor kas konvensional, 7 kas syariah, dan 31 payment point.
Hingga Oktober, tren Bank DKI menunjukkan kinerja positif dengan mencetak laba sebelum pajak sebesar Rp 672,24 miliar atau mengalami pertumbuhan kredit 113,24 persen.
Hal itu, lanjutnya, didorong dengan pertumbuhan kredit sebesar 39,14 persen (year on year) dari Rp 13,63 triliun pada periode Oktober 2012 menjadi Rp18,96 triliun pada periode Oktober 2013. Sementara itu, dia menambahkan, perolehan dana pihak ketiga (DPK) per Oktober 2013 tercatat sebesar Rp 24,22 triliun, naik sekitar 5,5 persen (year on year). Sementara total aset perseroan Bank DKI per Oktober 2013 berada di posisi Rp 29,96 triliun.
Dengan catatan tersebut, Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI optimistis mampu meraih pasar dalam semua sektor pembiayaan di Palembang menyusul pertumbuhan ekonomi di daerah ini yang kian pesat. "Kami sudah rencanakan beberapa tahun terakhir untuk masuk ke Palembang setelah ekspansi ke Pekanbaru," kata Eko.
No comments:
Post a Comment