Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Ari S. Hudaya kesal pada pemegang saham karena perseroan batal penerbitan saham baru senilai 275 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,16 triliun karena mengalami kekurangan permintaan (undersubscribe).
Dalam pemaparan Public Expose Insidentil di Jakarta, Senin (6/10/2014), Ari menunjukkan kekesalannya dan menaikkan nada bicaranya pada pemegang saham. "Di sinilah saya ingin memaparkan pada saudara sekalian, bahwa kritik saya terima. Tapi tolong dilihat rasionalnya, tolong dilihat bagaimana saya bertanggung jawab pada pemegang saham," ujar Ari.
Dia mengeluhkan hanya 11 juta lembar saham yang dibeli publik. Dia mempertanyakan keberadaan pemegang saham lainnya. Dari rencana penggunaan dana PUT IV BUMI, hanya 14 juta dollar AS modal kerja Perseroan, serta 150 juta dollar AS untuk pelunasan pinjaman CIC dan CFL yang di-subscribe.
Sementara, 275 juta dollar AS untuk pelunasan pinjaman dari Axis Bank Limited 2011, Credit Suisse 2010-1, Deutche Bank 2011, UBS AG 2012-1, dan CBD 2011 tidak di-subscribe. Hal serupa juga dialami oleh rencana realisasi anggaran program untuk Blok 13 dan Blok R2 Gallo Oil (Jersey) Ltd., serta feasibility study PT Gorontalo Minerals.
"Yang cash hanya 11 juta lembar. Di mana pemegang saham saya, waktu sulit di mana mereka? Waktu saya senang, harga komoditas baik, mereka di sana. Pada waktu harga komoditas jelek, di mana mereka?" tanya Ari.
Hal ini ditanggapi dingin oleh pemegang saham. Salah satu pemegang saham mengungkapkan, "Sebagai investor, ya yang kami cari adalah keuntungan."
Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Ari S. Hudaya mengungkapkan optimismenya pada proyek Gallo Oil (Jersey) Ltd. di Yaman. Hal ini dia sampaikan dalam pemaparan Public Expose Insidentil di Jakarta, Senin (6/10/2014).
"Kenapa saya masih percaya dengan Gallo, meskipun sudah lama? Karena di Gallo ada dua blok, kalau di sini kami tulis adalah untuk pengerjaan di Blok 13 dan Blok R2. Saya masih percaya di Blok 13 ada potensi besar yang datanya belum bisa saya ungkapkan, sampai nanti setelah eksplorasi keluar dengan pihak ketiga punya pendapat," ujarnya.
Menurut Ari, biaya untuk membangun sumur dalam pada satu blok cukup besar, yaitu sekitar 50 juta dollar AS sekali mengebor. Namun, Gallo juga menjanjikan kesempatan bagi Perseroan.
"Kalau ditanya sebagai management, yes I do believe so. Saya belum bisa declare datanya sampai ada pihak ketiga yang bisa meng-confirm. Tapi saya tidak akan menyerah. Karena kalau ini berhasil, BUMI mempunya dua portfolio yang akan saling menolong. Insyaallah saya berhasil," imbuhnya.
Sebagai catatan, BUMI baru saja membatalkan penerbitan saham baru senilai 275 juta dollar AS karena mengalami kekurangan permintaan. Karena itu, rencana alokasi saham senilai 48 juta dollar AS atau Rp552 miliar untuk program Blok 13 dan Blok R2 dari konsesi hidrokarbon yang dimiliki Gallo Oil (Jersey) Ltd urung dilaksanakan.
Ari mengungkapkan, karena tidak ada pemegang saham yang membeli saham baru yang ditawarkan, maka dia akan mencoba negosiasi ulang dengan kontraktor di Yaman.
"Gallo 11 tahun dikerjakan, karena butuh uang yang cukup mahal di sana. Kan selama ini dana investasi kita berikan ke batu bara, tidak ke minyak. Gallo itu minyak," pungkas Ari seusai paparan Public Expose Insidentil di Jakarta
No comments:
Post a Comment