Wednesday, October 15, 2014

Promosi Trade Expo Indonesia Tak Sinergis .... Transaksi Penjualan Anjlok

Pameran dagang terbesar Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini membukukan transaksi lebih rendah dibanding tahun lalu. Sebab, meskipun ada kenaikan transaksi produk dan transaksi jasa, namun rencana investasi yang dibukukan hanya mencapai 500 juta dollar AS. Pada TEI tahun ini, rencana investasi dipatok sebesar 1,068 miliar dollar AS. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menengarai banyaknya promosi yang dilakukan instansi lain untuk menggenjot investasi, membuat rapor investasi di TEI kali ini merah.

"Investasi di TEI ini turun, karena teman-teman BKPM intensif melakukan promosi investasi di event lain, yang memang khusus didedikasikan untuk investasi," ucap Bayu, Kamis (15/10/2014).Selain karena banyaknya event promosi investasi, Bayu juga mengakui pada pameran dagang kali ini, Kementerian Perdagangan lebih memfokuskan pada promosi produk untuk menggenjot transaksi perdagangan.

"Kita desain TEI lebih fokus ke transaksi perdagangan, promosinya lebih berat ke produk," tandas Bayu. Dia menuturkan, rencana investasi yang diminati dalam TEI tahun ini, antara lain adalah manufaktur, properti, energi, infrastruktur, pertambangan, dan industri makanan, dengan investors yang berasal dari 13 negara, di antaranya Korea Selatan, Taiwan, Aljazair, serta Australia.

Dengan penurunan investasi yang cukup tajam, secara keseluruhan, transaksi TEI tahun ini turun dibanding tahun sebelumnya. Transaksi TEI 2013 mencapai 1,82 miliar dollar AS, dan tahun ini hanya 1,42 miliar dollar AS.ekerja RI makin diminati asing. 

Salah satu indikasinya, pameran dagang Trade Expo Indonesia (TEI) 2014, berhasil membukukan transaksi jasa sebesar 105,09 juta dollar AS, atau naik 59,48 persen dibanding penyelenggaraan TEI tahun lalu yang hanya berhasil membukukan transaksi jasa sebesar 65,9 juta dollar AS.

"Hal ini menunjukkan keunggulan kompetitif di sektor jasa yang dimiliki Indonesia. Apalagi memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, persaingan jasa akan semakin ketat," Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (15/10/2014).

Bayu menjelaskan, permintaan jasa mayoritas datang dari Jepang, Malaysia, Qatar, Ethiopia, Taiwan dan Belanda. Jasa hospitality menjadi jasa yang paling banyak diminati buyers, disusul jasa di bidang konstruksi, teknik, agrikultur, perikanan, manufaktur, serta kesehatan.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) juga mencatat jumlah permintaan tenaga kerja Indonesia sebanyak 11.961 orang dari 19 negara. Kenaikan transaksi jasa ini bahkan lebih tinggi dibanding kenaikan transaksi produk.

TEI ke 29 ini membukukan transaksi produk sebesar 814,3 juta dollar AS atau naik 17,64 persen, dibandingkan tahun lalu yang sebesar 692,2 juta dollar AS. Produk yang paling banyak diminati pembeli selama pameran ini adalah furnitur, makanan olahan, tekstil dan produk tekstil (TPT), building material, serta kertas dan produk kertas.

"Permintaan produk-produk tersebut sebagian besar berasal darI Kanada, India, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat," kata Bayu.  Secara total, TEI 2014 membukukan transaksi sebesar 1,42 miliar dollar AS, terdiri dari transaksi produk sebesar 814,3 juta dollar AS, transaksi jasa sebesar 105,09 juta dollar AS, dan rencana investasi sebesar 500 juta dollar AS.

No comments:

Post a Comment