Raja pangsit Jepang, Ohsho Food Service Corporation, mulai 1 Oktober 2014 menghentikan impor jahe dari Indonesia. Ternyata selama ini mereka menggunakan jahe dari Indonesia. Demikian pula produk impor lain, seperti tepung terigu dari Kanada dan Amerika distop, juga daging dari Tiongkok. Semua akan diperoleh dari dalam negeri Jepang, khususnya jahe akan diambil dari Kochi dan Kumamoto.
Menurut sumber, produk bahan pembuat gyoza (pangsit Jepang) sudah bisa dipasok dari dalam negeri. Selain itu, dengan keadaan Yenyaku, nilai yen melemah, akan jadi mahal kalau impor dari luar Jepang.
Pada masa lalu untuk tepung terigu saja Ohsho mengimpor sedikitnya 7.000 ton dari Amerika dan Kanada. Karena semua dari dalam negeri, mulai 1 Oktober harga gyoza Ohsho pun meningkat antara 5 hingga 10 persen.
"Ini kenaikan pertama kali harga gyoza kami dalam 23 tahun terakhir yang tetap berharga sama tanpa perubahan," ungkapnya.
Jepang mengalami kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 5 persen menjadi 8 persen tanggal 1 April 2014. Tanggal 1 April 2015, PPN kembali akan naik dari 8 persen menjadi 10 persen. Strategi kenaikan harga per 1 Oktober 2014 ini dianggap sangat tepat karena menghadapi pengaruh negatif kenaikan PPN 1 April tahun depan yang kemungkinan Ohsho tidak akan menaikkan harga walaupun PPN naik kembali 2 persen dibandingkan saat kini.
"Dengan semua produk bahan dasar dari Jepang, kami yakinkan rasa akan semakin enak walaupun harga meningkat sedikit," katanya.
Bukan itu saja, produk dalam negeri menjamin makanan gyoza ini aman disantap warga Jepang atau siapa pun yang ada di Jepang karena 100 persen gyoza ini menjadi buatan Jepang.
Sebagai informasi, Desember tahun lalu Presiden Ohsho ditembak seseorang tak dikenal yang diduga dari kalangan mafia Jepang, Yakuza. Sampai kini masih belum ditemukan siapa pelaku penembakan tersebut
No comments:
Post a Comment