Merasa terlahir sebagai enterpreneur sejak kecil, Jordan Belfort selalu menunjukkan semangat yang berkobar saat berbisnis. Dengan kehandalan persuasifnya, pria yang dijuluki Serigala Wall Street ini berhasil menarik para pemilik modal untuk menginvestasikan dana melalui perusahaan brokernya dan membuat dirinya bahkan bisa menari-menari di atas uang.
Melalui proses penjualan saham, Belfort lantas menipu para investor dan meraup lebih banyak uang. "Sistemnya sangat hebat, semua orang bekerja dan dapat menghasilkan uang," ungkap Belfort dalam acara bertajuk 'Wealth and Beyond Personal Economy Forum 2014' yang digelar HSBC, seperti ditulis Rabu(15/10/2014).
Namun kemudian FBI mulai mengendus aksi penipuannya. Masa kejayaan sang `serigala` di Wall Street akhirnya harus berakhir setelah FBI membongkar kasusnya, dan Belfort dijebloskan ke penjara. Di hari itulah, Belfort kehilangan semuanya termasuk harta dan wanita yang selama ini dicintai.
"Di hari pertama masuk penjara, saya kehilangan seluruh uang, aset bahkan istri saya juga pergi hanya empat jam setelah itu. Mengapa dia tidak bisa menunggu sekitar tiga bulan, setidaknya berpura-pura mencintai saya dulu saat itu," kenangnya.
Tak heran jika dia mengaku dirinya tak handal soal asmara. Tapi jangan salah, Belfort cukup ahli untuk bangkit dari segala kegagalan dan keterpurukan. Di penjara dia bertemu dengan seorang teman bernama Tommy Chong yang mendorong Belfort menuangkan kisah hidupnya ke dalam sebuah buku. Sang teman merasa kisah hidup Belfort sangat inspiratif dan layak diketahui dunia.
"Berbicara itu lebih gampang daripada melakoni. Saya lebih senang bercerita daripada menuliskan kisah hidup saya, apalagi cara menulis saya sangat buruk pada waktu itu," ujarnya. Namun Belfort memang tak pernah putus asa. Dia lantas belajar keras cara menulis buku dan kini bukunya tersebar luas hingga masuk kategori Best Seller.
Kisahnya bahkan diabadikan ke dalam sebuah film berjudul `The Wolf of The Wall Street` (Serigala Wall Street). Kini Belfort kembali menjadi seorang pebisnis dan berkeliling dunia sebagai motivator internasional.
"Banyak teman yang tak percaya saya bisa bangkit kembali," tandasnya.Menjadi kaya raya merupakan impian pebisnis dan motivator internasional Jordan Belfort sejak kecil. Apalagi dirinya merasa terlahir sebagai enterpreneur sejak masih remaja. Namun sang ibu selalu memimpikan Belfort untuk menjadi seorang dokter. Sejak kecil, ibunya selalu menasehati Belfort untuk belajar dengan baik agar kelak bisa menjadi dokter.
"Ibu saya selalu menginginkan anaknya menjadi dokter. Sementara saya ingin berbisnis dan menjadi kaya raya," kisah Belfort saat menjadi pembicara dalam acara bertajuk 'Wealth and Beyond Personal Economy Forum 2014' yang digelar HSBC, seperti ditulis Selasa (14/10/2014).
Sejak usia enam tahun, Belfort memang sudah menunjukkan bakat usahanya. Dia berjualan berbagai barang dari pintu ke pintu pada tetangga. Di usia 16 tahun, dirinya sudah mampu mencetak uang hingga US$ 26 ribu setelah berjualan eskrim di pantai lokal. Pada 1976, angka tersebut sudah terbilang sangat besar bagi anak seusianya.
Dengan uang tersebut, Belfort akhirnya mendaftar ke perguruan tinggi. Sesuai dengan keinginan sang ibu, Belfort lantas mengecap ilmu di perguruan tinggi untuk menjadi dokter gigi. Pada saat itu, salah satu dosennya mengatakan, masa kejayaan dokter gigi telah berakhir. Sang dosen mengatakan, siapapun yang ingin menjadi kaya karena profesi ini, maka Anda berada di tempat yang salah.
"Dan saya hanya menghabiskan satu hari saja di sekolah dokter gigi itu. Saya tak mau kaya nanti. Saya ingin jadi kaya sekarang atau besok dan tak mau menunggu lama," tandasnya. Akhirnya, dia kembali ke rumah dan meminta restu pada ibunya untuk menjalani kehidupanenterpreneur seperti yang diimpikannya. Meski demikian, dirinya tercatat lulus dari perguruan tinggi sebagai sarjana biologi.
No comments:
Post a Comment