Bank Dunia tercatat kembali memangkas proyeksi laju pertumbuhan ekonomi global lantaran sejumlah faktor termasuk kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya konflik geopolitik di beberapa wilayah.
Bank Dunia juga memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian paling rentan terhadap penarikan dana asing saat The Fed menaikkan suku bunganya.
Mengutip laman The Australian, Selasa (7/10/2014) terlebih lagi saat ini defisit transaksi berjalan utang jangka pendek Indonesia berjumlah 10 persen dari produk domestik bruto (PDB). Kedua faktor tersebut berjumlah 77 persen dari total cadangan devisa negara.
Peningkatan level utang perusahaan yang cepat menyebabkan kenaikan suku bunga dalam waktu cepat dapat menghasilkan likuiditas dan solusi bagi beberapa kreditor di industri dengan kapasitas berlebih.
Bank Dunia juga cukup mengkhawatirkan perekonomian Papua Nugini di mana investasi gas alam dalam jumlah besar menghasilkan utang asing yang terus meningkat. Jumlah utangnya meningkat mulai 27 persen hingga 148 persen dari PDB.
Sebaliknya, India justru menjadi negara dengan perekonomian unggul di Asia. Pertumbuhan ekonomi India tercatat berada di kisaran 5,6 persen tahun ini dan dapat meningkat hingga 6,4 persen tahun depan. Bahkan Bank Dunia melihat potensi pertumbuhan ekonomi India hingga level tujuh persen pada tahun berikutnya.
Selain itu, Bank Sentral Inggris juga diprediksi akan mulai menaikkan suku bunganya pada tiga bulan pertama 2015. Sementara The Fed akan menaikkan suku bunga pada kuartal II-2015 tanpa turbulansi di pasar-pasar keuangan
No comments:
Post a Comment