Monday, October 13, 2014

Panasonic Kembangkan Lampu LED Pengganti Matahari Untuk Petani

Panasonic memamerkan beberapa produk dan proyek global dalam acara Panasonic Solution Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (13/10/2014). Salah satu yang produk yang cukup menarik perhatian adalah Panasonic Solar Lantern.  emanasan global yang berdampak kepada perubahan iklim yang tidak menentu mendorong Panasonic mengembangkan teknologi lampu LED yang mampu menggantikan sinar matahari untuk proses fotosintesis tanaman pertanian di dalam ruangan.

Nantinya, dengan teknologi itu, para petani bisa melakukan aktivitas pertanian di dalam ruangan. "Salah satunya teknologi pangan tadi, karena iklim sekarang tidak kondusif. Mudah-mudahan kami bisa membantu petani dengan sistem ini. Butuh bantuan pemerintah juga," ujar Presiden Komisaris Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel saat menjadi pembicara dalam Panasonic Solution Forum di Jakarta, Senin (13/10/2014).

Saat ini menurut Rachmat, teknologi pertanian dengan lampu LED dalam ruangan tersebut sudah diterapkan di Singapura. Hasilnya, pangan yang dihasilkan melalui pencahayaan lampu LED tidak kalah baik dengan penggunaan pencahayaan sinar matahari. Selain mampu mengatur tingkat pencahayaan, teknologi itu juga mampu mengatur suhu dalam ruangan sehingga cocok dengan tanaman.

Bahkan, dengan teknologi tersebut, Panasonic menjamin bahwa petani tidak perlu takut akan perubahan iklim. "Suhu dan kelembabannya pun bisa disesuaikan. Jadi tetap bisa tumbuh tak tergantung iklim," kata Rachmat.

Panasonic sendiri, memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Dimulai pada tahun 1954, dimana radio "Tjawang" muncul dan diperkenalkan oleh Thayeb Moh. Gobel dan disusul oleh produk TV pertama tahun 1962, kemunculan brand National tahun 1970 yang kemudian berganti nama menjadi Panasonic tahun 2004.

Menurut Presiden Komisaris Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel, Panasonic Solar Lantern merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan akses listrik di pulau-pulau terpencil. "Akses terhadap listrik sangat menpengaruhi perkembangan ekonomi. Di pulau-pulau terpencil, kami salurkan beberapa ribu solar lantern," ujar Rachmat saat menjadi pembicara dalam Panasonic Solution Forum.

Lebih lanjut kata Rachmat, Panasonic Solar Lantern disediakan untk mengatasi efek pemanasan global saat ini. Teknologi itu menurut dia menggunakan energi tenaga surya melalui 3,5 watt panel tenaga surya dan 5 lampu LED.

Keunggulan teknologi terbaru ini lanjut Rachmat, mampu memberikan penerangan hingga 360 derajat serta baterai isi ulang yang bisa digunakan selama 6 jam.  Saat ini, Panasonic telah menyumbangkan 1.000 solar lantern untk beberapa daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, terkait produksi massal teknologi tersebut dan keterjangkauan harga, Panasonic mengaku sedang berusaha membuat pabriknya di Indonesia.

Namun, Rachmat belum bisa memastikan kapan pembuatan pabrik Solar Lantern bisa terealisasi. Panasonic sendiri, memiliki sejarah yang panjang di Indonesia.  Dimulai pada tahun 1954, dimana radio "Tjawang" muncul dan diperkenalkan oleh Thayeb Moh. Gobel dan disusul oleh produk TV pertama tahun 1962, kemunculan brand National tahun 1970 yang kemudian bergandi nama menjadi Panasonic tahun 2004.

No comments:

Post a Comment