Saturday, October 3, 2015

Laba Bersih Indofood Jatuh 25,3 Persen Akibat Depresiasi Rupiah

Melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) turut menekan kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Tercatat, selama semester I 2015 laba bersih Indofood berada di level Rp 1,7 triliun, turun 25 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 2,3 triliun.

Selain depresiasi Rupiah, tekanan tersebut turut disertai oleh melemahnya daya beli masyarakat menyusul lesunya perekonomian. "Memang daya beli masyarakat agak lemah. Hampir tidak ada pertumbuhan Fast Moving Consumer Goods secara volume, tapi produk utama kita masih stabil," ujar Werianty Setiawan, Direktur Indofood, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (1/10).

Fast moving consumer goods adalah produk-produk yang dapat terjual secara cepat dengan harga yang relatif murah, dan biasanya merupakan kebutuhan sehari-hari. Werianty menyebut, jenis produk ini merupakan andalan bisnis Indofood yang dianggap mampu menyasar konsumen dari berbagai kalangan.

Tercatat, di sepanjang enam bulan pertama 2015 penjualan fast moving consumer goods hanya meningkat 4 persen menjadi sekitar Rp 33 triliun. Sedangkan harga pokok penjualan naik 3,1 persen menjadi Rp 24 triliun dan beban penjualan dan distribusi naik 21 persen menjadi sekitar Rp 3,6 triliun.

Sementara untuk penjualan anak usaha Indofood yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, juga diperkirakan hanya mampu tumbuh sebesar 6 persen hingga akhir tahun ini. Tak ayal, manajemen pun mengaku pesimistis untuk kinerjanya di tiga bulan kedepan.

"Pada awal tahun, kami berharap bahwa penjualan akan menunjukkan pertumbuhan dua digit, namun karena kondisi yang tidak kondusif sekarang, sepertinya pertumbuhan setahun penuh akan mirip dengan paruh pertama tahun ini, yaitu antara 5 persen dan 6 persen, " kata Werianty.

Kendati demikian, kegiatan ekspor Indofood ICBP agaknya masih agresif. Tercatat, sampai saat ini produk-produk ICBP masih diekspor ke 60 negara, kegiatan ekspor ICBP tersebut menghasilkan pendapatan sebesar US$100 juta. "Ekspor kita ke hampir 60 negara. Kalau dari sisi nilai sekitar US$100 juta lebih atau 8 persen dari total penjualan ICBP," ucapnya.

Berangkat dari hal itu, Werianty menegaskan manajemen Indofood akan tetap fokus untuk mengembangkan ranah ekspornya. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan perseroan. "Tentu kami mau meningkat, tapi kita akan usahakan. Kami lihat di negara lain demandnya seperti China permintaan cukup tergerus. Hanya saja langkah untuk peningkatan penjualan ekspor terus kita lakukan," katanya.

No comments:

Post a Comment