Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menyiapkan beberapa proyek infrastruktur strategis yang akan dieksekusi dalam waktu dekat. Hal ini berangkat dari himbauan Presiden Joko Widodo yang mendesak agar Kementerian maupun Lembaga menyiapkan proyek-proyek padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan menyebut terdapat 9 proyek padat karya yang akan dimulai oleh jajaran dalam waktu dekat. Satu diantaranya, pembangunan jalur kereta api di wilayah Sulawesi. “Kalau bangun jalur kereta api , pasti padat karya,” ungkap Jonan seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Jumat (2/10).
Selain proyek di Sulawesi, Jonan bilang Kementerian Perhubungan juga akan membangun jalur kereta api Trans Sumatra yang menghubungkan antara Nangroe Aceh Darusalam, Sumatra Utara, hingga ke Jambi. Tak hanya itu, mantan orang nomor satu di jajaran PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini juga menyatakan pemerintah akan membangunan jalur kereta api double track lintas selatan Jawa.
Sementara di sektor perhubungan laut, pemerintah bakal memperbaiki dan meningkatkan kapasitas 160 pelabuhan di Indonesia, berikut membangun 190 kapal berbagi jenis. “Jadi hampir semua galagan di Indonesia mungkin mendapat pekerjaan. Itu yang besar-besar dan ini diharapkan bisa mengurangi kelangkaan lapangan kerja dan sebagainya,” tegas Jonan.
Tak cuma di sektor perhubungan darat dan laut, Jonan bilang pemerintah juga akan melakukan perbaikan dan perpanjangan runway 80 bandara di Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, ia pun 23 operator pesawat terbang baik penerbangan terjadwal maupun tidak agar menambah jumlah pesawatnya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Penerbangan.
“Jadi yang misalnya punya pesawat 7, 8, atau 6 karena ini keharusannya itu menguasai 10 pesawat akhirnya semuanya memenuhi. Kecuali memang perusahaan airline yang memang sudah tidak jalan dari dulu, dan sebagainya, tapi yang lain memenuhi,” tutur Jonan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjanjikan perapan tenaga kerja lebih dari 100 ribu orang dalam lima tahun kedepan. Lapangan pekerjaan itu akan diciptakan oleh investasi 16 perusahaandi sektor tekstil, sepatu, dan makanan di Tanah Air hingga tahun 2019.
“Ada 16 perusahaan yang sedang membangun dan hampir selesai. 16 perusahaan itu di sektor tekstil, sepatu dan makanan, dia butuh sekitar 100 ribu lebih tenaga kerja secara bertahap hingga tahun 2019,” ujar Ketua BKPM Franky Sibarani saat konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/2) malam.
Menurut Franky, penciptaan lapangan kerja akan berlangsung bertahap. Untuk tahun ini hingga tahun depan, aktivitas bisnis 16 perusahaan tersebut akan menyerap sekitar 60 ribu tenaga kerja baru. Hal itu menunjukkan masih ada geliat industri di ketiga sektor tersebut di Tanah Air kendati ekonomi tengah melambat.
Pemerintah sendiri telah menyepakati pembentukan tempat layanan (desk) khusus investasi di sektor tekstil dan sepatu yang rencananya akan diluncurkan pada 9 Oktober mendatang. Desk khusus itu berperan sebagai jembatan antara pelaku industri tekstil dan sepatu dengan pemerintah untuk mencegah adanya perumahan maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.
“Pada dasarnya desk khusus investasi tekstil dan sepatu ini untuk mencegah PHK,” kata Franky. BKPM mencatat, realisasi investasi di sektor tekstil sepanjang semester I 2015 mencapai Rp3,88 triliun atau naik 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan subsektornya, investasi di industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213 persen menjadi Rp2,04 triliun dari 82 proyek, industri penenunan tekstil tumbuh 613 persen sebesar Rp 162 miliar dari 25 proyek, industri pakaian jadi tumbuh 16 persen sebesar Rp 941 miliar, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563 persen sebesar Rp 216 miliar dari 15 proyek.
Sementara itu, realisasi investasi untuk sektor alas kaki pada paruh pertama 2015 tercatat naik 613 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 759 miliar dari 69 proyek.
Lebih lanjut, potensi ekspor sektor tekstil dan alas kak masih cukup besar. Tahun lalu, ekspor tekstil dan pakaian jadi Indonesia hanya sebesar 1,85 persen dari nilai pasar global sebesar US$700 miliar dan ekspor sektor alas kaki hanya sebesar 4 persen dari nilai pasar global US$100 miliar.
No comments:
Post a Comment