Wednesday, October 7, 2015

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 3 Diharapkan Mampu Dorong Terus Penguatan Rupiah

Sore nanti pemerintah akan mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid III. Diharapkan efeknya akan seperti paket kebijakan jilid II, yang mampu memberikan sentimen positif untuk investor dan mendorong penguatan nilai tukar rupiah. "Pemerintah‎ secara sungguh-sungguh menangani persoalan ekonomi dan kami melihat menyadari reaksi pasar pada saat ini. Di mana rupiah mengalami penguatan yang signifikan, indeks juga menguat, ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pemerintah direspons pasar sangat positif," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/10/2015)

"Pemerintah masih merasa ini tidak cukup, maka dalam waktu dekat dan mudah-mudahan hari ini pemerintah akan menyampaikan secara resmi beberapa paket kebijakan yang intinya keseriusan pemerintah deregulasi, pemotongan aturan main yang dianggap menjadi barrier, hanya menjadi penghalang dari proses investasi," jelasnya.

Dalam paket tersebut, Pramono menuturkan‎ ada sekitar 4 kebijakan yang akan disampaikan. Meliputi peningkatan investasi, pembiayaan untuk dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat. "Mudah-mudahan paket ketiga ini‎ nendang-nya itu sama paket kedua. Karena tidak terlalu complicated(rumit), disampaikan dengan bahasa yang jelas dan bagi dunia usaha ada jaminan kemudahan terutama yang di bidang yang selama ini menjadi hambatan," papar Pramono.

Pramono bahkan mengibaratkan, paket kebijakan ekonomi jilid III ini seperti tim sepak bola yang sangat hebat dan mampu mencetak banyak gol‎. Sehingga mampu dilihat banyak orang. ‎"Ada hal yang berkaitan dengan industri, ada hal yang berkaitan dengan perizinan, ada hal yang berkaitan dengan subtitusi harga, nah itu nanti yang akan diumumkan. Kami meyakini paket ketiga ini kalau bola itu kayak Real Madrid atau Barcelona, goalnya kencang. Kemaren nendang, tapi masih kayak Chelsea," tukasnya.

Nilai tukar rupiah terus berada dalam tren menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hanya dalam waktu beberapa hari, dolar AS meninggalkan level Rp 14.000 dan bahkan mampu menyentuh Rp 13.700. Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai, posisi nilai tukar sekarang masih berada di bawah fundamentalnya. Sehingga masih berpeluang terus menguat terhadap dolar AS, tergantung dari kondisi ekonomi global dan dalam negeri.

"Kita melihat kalau kita ukur sebenarnya rupiah masih under value, terlalu rendah nilainya. Jadi rupiah arahnya akan bergerak menguat, nah sampai kapan? tergantung juga kondisi dunia seperti apa bergeraknya, berkembangnya," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/10/2015). Menurut Darmin, penguatan rupiah dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, dari kondisi perekonomian global, khususnya dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang tidak menaikkan suku bunga acuan pada September lalu.

Kedua adalah faktor dari dalam negeri, yaitu setelah dikeluarkannya beberapa kebijakan oleh pemerintah, berupa paket September I dan II. Investor melihat ada tekad pemerintah untuk menjalankan reformasi struktural. "Dengan berbagai alasan, bisa karena ekonomi AS tidak terlalu baik, bisa karena perbaikan-perbaikan, deregulasi kebijakan. Ini sebenarnya bergerak ke arah normalisasi kurs itu sendiri. Kita kembali ke arah mendekati nilai fundamental, belum tapi kira-kira itu. Itu susah mengukur-ukurnya, tetapi dua-duanya bekerja," paparnya.

Dengan diluncurkannya paket kebijakan yang ketiga, pemerintah berharap setimen positif di pasar keuangan terus berlanjut. Sehingga mampu mendorong rupiah kembali pada level fundamentalnya. "Mudah-mudahan, kita berharap begitu, paket ketiga pun bisa berharap mendorong lebih lanjut rupiah," tegas Darmin.

No comments:

Post a Comment