Thursday, October 1, 2015

Saat Resesi Ekonomi Sekarang, Investasi Properti Sangat Beresiko Tinggi

Executive Director Cushman & Wakefield Indonesia, Handa Sulaiman, menyarankan kepada para konsumen dan investor agar berhati-hati membeli properti untuk investasi saat ini. "Bisnis properti mengikuti pertumbuhan Produk Doestik Bruto (PDB). Kalau ekonomi melambat, properti ikut melambat juga," ujar Handa usai menjadi pembicara Business Forum di Orange County, Cikarang, Rabu (30/9/2015).

Handa melanjutkan, properti dibeli untuk digunakan sendiri. Kalau untuk disewakan sebagai instrumen investasi, konsumen atau investor harus hati-hati. Terutama harus jeli memperhatikan kondisi pasokan (supply) dan permintaan (demand).  Pasalnya, jumlah penyewa dan harga sewa mengalami koreksi sejak semester dua 2014 lalu. Handa mencontohkan, ruko yang selama ini sering dijadikan instrumen investasi mengalami kejatuhan tajam. Hanya 16 persen yang tersewa, 84 persen lainnya dibiarkan kosong.

Kendati tak menyebut jumlah total populasi ruko, namun Handa menilai kondisi tersebut sangat berbahaya. Harga akan tertekan dan kemungkinan besar terkoreksi. Selain ruko, apartemen sewa pun mengalami penurunan.  Arimbi RamadhianiPembangunan ruko di Perumahan Citra Maja Raya, Maja, Lebak, Banten.  Menurut riset terakhir Cushman & Wakefield pada kuartal II tahun 2015, penurunan terjadi pada segmen tingkat hunian menjadi 61,46 persen. Angka ini 2,7 persen lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.

Demikian halnya untuk sub-sektor apartemen servis. Pelemahan terus berlanjut 2,5 persen dari kuartal I-2015 atau anjlok 9,4 persen secara tahunan. Sementara apartemen sewa servis, merosot 1,0 persen menjadi 82,2 persen. Bila dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi penurunan tingkat hunian sebesar 1,3 persen. Sedangkan kondominium sewa mengalami penurunan tingkat hunian terbesar, turun 2,7 persen dibandingkan kuartal lalu menjadi 59,8 persen. Bila dibandingkan tahun lalu, terjadi penurunan tingkat hunian sebesar 3,1 persen.

Menurunnya keseluruhan aktivitas penjualan kondominium menyebabkan beberapa pengembang menunda peluncuran produk terbaru mereka dan pertumbuhan pasokan mendatang diperkirakan akan melambat. Kondisi pasar kondominium ini akan bergantung pada perbaikan ekonomi secara umum, dikarenakan para pembeli masih menunda pembelian sampai dengan kondisi ekonomi stabil.

"Saham properti juga sekarang rendah. Kalau punya uang banyak, lebih baik beli rumah sekarang," tandas Handa. Hal senada dikemukakan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk., Meow Chong Loh. Menurut dia, jika ingin investasi memang harus melihat supply dan demand. Namun, bagi Lippo, saat ini justru momentum yang tepat bagi masyarakat untuk membeli rumah.

"Sekarang juga saat yang tepat bagi pengembang membangun hunian. Di Cikarang sendiri kami akan membangun 200.000 unit rumah. Kami tidak ingin jual ruko terus menerus. Karena memang sedang turun pasar sewanya. Beda dengan rumah," kata Chong Loh.

No comments:

Post a Comment