Maskapai Lion Air mengakui jadwal mereka kacau gara-gara kerusakan dua pesawat Lion sejak kemarin pagi, Rabu, 18 Februari 2015. Rusaknya dua pesawat itu disebut akibatforeign object damage diduga burung. Total ada sekitar 1.200 penumpang Lion terkena dampak penundaan penerbangan tersebut.
Para penumpang tujuan Solo yang tadi sempat disuruh turun ke landasan saat ini sudah dipindahkan ke pesawat lain. Sebelumnya sempat terjadi adu argumen antara penumpang dan petugas karena mereka disuruh kembali ke terminal. "Tapi kami nggak mau. Akhirnya kami dipindahkan ke pesawat lain, dan kita sudah pindah pesawat. Saat ini kami sudah di dalam pesawat," jelasnya.
Calon penumpang Lion Air yang bahkan sudah menunggu sejak kemarin sudah melakukan segala cara agar pihak manajemen maskapai ini memberikan keterangan resmi mengenai keterlambatan ini. Ada yang menyerah dan memilih untuk pindah maskapai, namun tak sedikit yang cekcok dengan petugas boarding , bahkan pintu boarding lounge saat ini masih diblokir menggunakan meja oleh calon penumpang.
Situasi di ruang boarding Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, semakin memanas. Calon penumpang yang sudah kehilangan kesabaran merebut Handy Talky (HT) milik petugas boarding saat pesawat Lion Air JT 554 tujuan Yogyakarta akan memberangkatkan calon penumpang.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (19/2/2015), ketika calon penumpang tujuan Yogyakarta sedang melakukan boarding untuk masuk ke dalam pesawat pukul 17.54 WIB. Begitu ada yang sedang boarding, kondisi ruang tunggu yang memang crowded semakin diperparah ketika seorang calon penumpang merebut HT milik seorang petugas boarding bernama Desi.
Ketika Desi meminta HT nya dikembalikan, sang calon penumpang ini pun menolak. "Ini supaya kita tahu informasinya seperti apa, supaya ada penjelasan. Kita tuh sudah capek menunggu dari pagi!," kata bapak tersebut dengan nada emosi. Mendengar hal tersebut, Desi pun membalas tak kalah emosi. "Saya juga pak, sudah dari pagi, tapi karena memang kita kekurangan pesawat. Pesawat kita lagi diaudit," balasnya.
Suasana semakin ricuh karena ada beberapa orang penumpang yang berusaha menutup pintu boarding. "Ini memang kalau tidak ada penjelasan (dari pihak Lion Air) tutup aja pintunya," kata seorang pria. "Ini mau tanggung jawab nih, mau kasih makan semua? kita tuh kelaparan di sini, mau nyari makan susah!," teriak seorang calon penumpang lain.
Hingga saat ini ratusan calon penumpang tersebut masih belum mendapatkan penjelasan mengenai nasib penerbangan mereka dengan maskapai berlogo singa ini. Beberapa yang kelelahan akhirnya memilih duduk selonjoran di pinggir ruang tunggu. Sebelum insiden tersebut, ada beberapa calon penumpang yang berbicara melalui pengeras suara milik petugas di ruang boarding. Mereka meminta ada kejelasan dari pihak Lion Air agar situasi di dalam ruang tunggu tak semakin ricuh.
"Petugas Lion Air, mohon ke sini. Beri penjelasan untuk kami, jangan sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Mohon kejelasannya," kata seorang pria yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan dari ratusan calon penumpang. Kemarahan calon penumpang Lion Air semakin menjadi-jadi hingga pukul 20.30 WIB, tak ada kejelasan mengenai nasib penerbangan mereka. Setelah sempat merebut Handy Talky (HT) milik petugasboarding, kali ini mereka menutup pintu boarding lounge dengan sebuah meja dan meminta pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, datang ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng untuk menemui mereka.
"Kepada pihak Angkasa Pura, tolong pertanggungjawabannya, karena menelantarkan penumpang. Kepada Pak Rusdi Kirana datang ke sini dan melihat keadaan di sini. Kalau bisa Menhub (Ignasius Jonan) juga datang," ujar seorang calon penumpang bernama Ketut Budi Astra melalui pengeras suara yang ada di ruangboarding, Kamis (19/2/2015).
Tak lama, beberapa penumpang ikut menutup pintu boarding lounge dengan sebuah meja. Ada yang menggebrak meja, hingga naik ke atasnya. Petugas boarding yang berjaga pun tak bisa berbuat apa-apa melihat kemarahan para calon penumpang. "Kami ini bukan binatang, tolong manusiakan kami, karena kami juga lapar, belum makan!" kembali Ketut bersuara.
Alhasil karena ditutupnya pintu boarding lounge, banyak calon penumpang yang tertahan di luar. Salah seorang calon penumpang Lion Air sempat berkata. "Buat apa banyak masuk, toh nggak bakalan berangkat juga," kata pria tersebut. Beberapa diantara mereka ada yang sudah merengsek maju ke pintu boarding sambil mengancam akan turun ke landasan apabila tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai nasib mereka. Para petugas keamanan yang sudah kewalahan pun saat ini sudah tak dapat berbuat banyak.
Petang ini, penumpang Lion Air JT 0534 tujuan Jakarta-Solo akhirnya diminta naik ke atas pesawat. Namun setelah 2 jam menunggu di dalam kabin, para penumpang tak kunjung diberangkatkan. Alhasil para penumpang pun kepanasan dan naik pitam. "Ini penumpang pada ngamuk-ngamuk. Lion Air kamuflase!," ujar Erni salah satu calon penumpang yang sempat ikut masuk ke dalam kabin pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis (19/2/2015).
Menurut Erni, para penumpang pesawat tujuan Solo ini akhirnya disuruh boarding pada pukul 17.00 WIB. Namun setelah dua jam menunggu, pesawat tersebut tak kunjung terbang. Karena tak tahan dengan cuaca kabin yang panas, akhirnya para penumpang meminta awak kabin membuka pintu. "Kita akhirnya maksa supaya keluar aja, panas banget nunggu di dalam tapi nggak berangkat-berangkat," kata Erni. Kemarahan calon penumpang akhirnya membuat awak kabin terpaksa membuka pintu pesawat dan menurunkan mereka. Saat ini mereka disuruh untuk menunggu di landasan tanpa tahu kapan mereka akan diberangkatkan.
"Ini ada penumpang yang dari kemarin delay. Udah naik pesawat tapi nggak jadi berangkat juga sore ini," kata Erni geram. Pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Lombok dengan nomor penerbangan JT 0652 tidak kunjung berangkat. Salah seorang penumpang pun memilih mengganti penerbangan. Semestinya pesawat ini terbang pukul 10.00 WIB.
"Ini sedang memesan tiket maskapai lain. Saya ada pekerjaan penting, besok pagi sudah harus berada di Lombok," kata salah seorang penumpang Melati Elandis saat berbincang, Kamis (19/2/2015) malam. Karena tak ada lagi tiket penerbangan ke Lombok malam ini, Melati pun memesan tiket keberangkatan dari Jakarta ke Surabaya pukul 04.00 esok pagi dengan maskapai Citilink. Dari Kota Pahlawan itu, ia akan terbang lagi menuju Lombok.
"Karena berangkatnya pagi sekali, jadi saya terpaksa menginap malam ini di hotel Bandara Soekarno-Hatta," ucap Melati yang tengah terlantar di Terminal 3 bersama ratusan penumpang Lion Air lainnya. Melati kesal karena tak ada kejelasan keberangkatan dari Lion Air. Seharusnya pesawatnya berangkat pukul 10.00 WIB, namun hingga malam ini pukul 19.00 WIB, pesawat yang dinanti-nanti tak kunjung datang. Pihak Lion Air, kata Melati, hingga malam ini juga tak memberi penjelasan kenapa pesawat tak kunjung berangkat. Lebih diperparah lagi, tak ada kompensasi apapun yang didapat dirinya dan calon penumpang lain.
"Sekadar air mineral pun dari pagi sampai malam ini nggak ada diberikan Lion Air. Makanya saya lebih baik ganti penerbangan daripada nggak jelas. Semua biaya sendiri, termasuk penginapan. Seharusnya ini pihak Lion Air yang bertanggung jawab," ucap Melati.Dikatakan Rini, di Terminal 3 banyak penumpang Lion Air ke berbagai tujuan yang terlantar. Mereka semua duduk-duduk, bahkan tiduran di lokasi menanti kejelasan keberangkatan dari maskapai yang punya tagline 'we make people fly' itu .
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata berkata, seharusnya Lion Air memberikan informasi detail kepada calon penumpang kenapa pesawat delay. Selain itu juga memberikan kompensasi sesuai aturan. Kemenhub, kata Barata, terus memonitor kejadian ini dan akan meminta keterangan dari Lion Air. Katanya, jika banyak kewajiban yang diabaikan, bukan tidak mungkin maskapai itu diberikan sanksi tegas.
Pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga telah angkat bicara dan merasa geram dengan Lion Air yang menelantarkan penumpang dari berbagai rute sejak Rabu (18/2/2015) siang. YLKI meminta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan turun tangan langsung membenahi manajemen Lion Air.
"Kami mendesak Menhub untuk turun tangan dalam kasus ini dengan harus mengaudit total kinerja Lion Air. Katanya Menteri Jonan pemberani, sekarang tunjukkan," ujar pengurus YLKI Tulus Abadi, dalam perbincangan, Kamis (19/2/2015).Fenomena insiden delay Lion Air makin menjadi-jadi. Setelah menyuruh penumpang menunggu hampir 2 jam di atas pesawat, kini Lion Air mengijinkan penumpang menaiki pesawat yang bukan jadwalnya.
Pantauan di terminal III Bandara Soekarno Hatta, Cangkerang, pukul 19.20 WIB, Kamis (19/2/2015), petugas mengijinkan penumpang pesawat rute Jakarta-Denpasar JT 018 untuk boarding. Berhubung masih ada beberapa seat pesawat yang kosong, petugas pun mengijinkan penumpang dengan rute yang sama namun jadwal berbeda untuk ikut naik.
"Masih ada sekitar 25 seat kosong. Kalau mau bisa naik kalau ke Denpasar juga. Tapi kalau bisa yang enggak bawa bagasi, kalau bawa bagasi dan mau ikut ini bagasinya menyusul," jelas petugas boarding Lion Air. Alasan kebijakan ini dilakukan adalah karena ada sejumlah penumpang JT 018 yang membatalkan penerbangannya. Manifest menurutnya akan di-update di atas pesawat.
"Soalnya banyak yang cancel. Jadi kosong. Manifest nanti diganti di atas pesawat," kata petugas itu. Beberapa orang pun mengambil kesempatan tersebut, apalagi yang sudah menunggu lama. "Saya ikut deh, tapi aman enggak yah?" ucap seorang bapak yang seharusnya berangkat dengan jadwal setelah JT 018. Sementara itu para penumpang JT 0534 tujuan Solo yang diturunkan dari atas pesawat kini masih berada di landasan penerbangan. Mereka kembali terlantar padahal sudah menunggu sejak pagi di ruang tunggu terminal III. Bahkan ada penumpang di pesawat itu yang telah menunggu penerbangannya sejak kemarin.
"Kami masih di landasan. Jadi kita disuruh naik karena mereka mau ulur waktu saja. Sepertinya mereka nunggu pilot. Jadi kalau ada pilot yang baru landing nanti ditarik untuk terbangin kita. Enggak cuma soal teknik saja masalahnya, mereka itu kekurangan kru. Kita suruh naik cuma kamuflase aja," jelas Erni yang kini berada di landasan pesawat melalui saluran telepon.
Total ada sekitar 1.200 penumpang yang terkena dampak dari keterlambatan dan penundaan keberangkatan pesawat Lion Air sejak kemarin hingga hari ini. Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) Edward Sirait menjelaskan akibat dua pesawat mereka rusak kena obyek asing pada Rabu pagi, 18 Februari 2015, sejumlah jadwal penerbangan Lion sejak kemarin hingga pagi tadi mengalami keterlambatan. Obyek asing itu diduga burung.
"Ada dua pesawat kena foreign object damage Rabu pagi kemarin. Rentetannya sampai hari ini," kata Edward saat dihubungi, Kamis, 19 Februari 2015. Menurut Edward, akibat serangan benda asing itu, sejumlah komponen pesawat harus diganti. Banyak penerbangan mengalami keterlambatan dengan enam di antaranya paling parah. " Total ada sekitar 1.200 penumpang yang terkena dampaknya," ujar Edward.
Enam penerbangan itu, menurut Edward, adalah dua penerbangan Jakarta-Jambi, dua penerbangan Jakarta-Surabaya, dan dua penerbangan Jakarta-Lombok. Penerbangan Jakarta-Jambi dan Jakarta-Lombok baru bisa diterbangkan Kamis pagi tadi, penerbangan Jakarta-Surabaya sudah diterbangkan sejak Rabu malam tadi, sedangkan Jakarta-Surabaya delay empat jam lebih.
Manager Humas dan Protokol Bandara Soekarno-Hatta Yudis Tiawan sebelumnya mengatakan tertundanya sejumlah jadwal penerbangan Lion Air sejak kemarin hingga hari ini, Kamis, 19 Februari 2015 mengacaukan jadwal penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Ratusan penumpang maskapai Lion Air nomor penerbangan JT 0382 tujuan Kualanamu, Langkat, Sumatera Utara, terlantar di Terminal 1B Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 19 Februari 2015. Pesawat yang mestinya terbang pada pukul 12.50 WIB, hingga pukul pukul 15.30 WIB belum berangkat.
Menurut seorang penumpang bernama Uday Suhada asal Pandeglang, Banten, jadwal penerbangan Lion Air kali ini kacau. "Mestinya saya memimpin meeting di Pematang Siantar pukul 16.00 WIB, tapi informasinya baru akan berangkat dua jam kemudian," ungkap Uday.
Yang membuat ratusan penumpang kesal, kata Uday, pengumuman dari petugas Lion Air di Bandar Udara Soekarno-Hatta baru dilakukan pada pukul 14.30 WIB atau setelah lebih dari satu jam keterlambatan dari jadwal. "Petugas dari Lion Air tidak terlihat setelah satu setengah jam. Kacaunya, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat tujuan Kualanamu tidak ada. Penumpang diminta menunggu 180 menit ke depan. Penumpang kelaparan tidak ada perhatian maskapai memberikan makanan," kata Uday geram.
Para penumpang, kata Uday, banyak yang protes karena tidak ada kejelasan kapan pesawat akan berangkat. Penumpang hanya bisa mondar-mandir dan tidur-tiduran. Menurut Uday, penerbangan Lion Air ke beberapa kota di Sumatera banyak yang kacau. Seperti Palembang dan Jambi. "Lion Air ke Palembang dijadwalkan berangkat pukul. 11.40 WIB tapi baru boarding setelah pukul 14.00 WIB," kata Uday.
"Ini berkepanjangan. Seperti mata rantai, kalau satu rantai saja putus, kacau semua," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.Sejunlah penumpang maskapai Lion Air mengaku tak diberi kompensasi apapun oleh pihak maskapai meski sudah berjam-jam terlantar. "Boro-boro ada kompensasi, kami mau refund tiket saja mereka bilang uangnya habis," kata Putri, 20 tahun, di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis 19 Februari 2015.
Putri mengantar kedua orangtuanya Siti Fatimah dan Abdullah pulang ke Medan, Sumatera Utara. Sejatinya, Putri dan orangtuanya naik pesawat Lion Air JT 603 Kamis petang ini pukul 16.00. Mereka menunggu di bandara Soekarno-Hatta sejak pukul 11.00. Namun, hingga waktunya check in tidak kunjung ada pemberitahuan disuruh masuk. Mereka akhirnya memutuskan mencari tahu ke bagian costumer service Lion Air yang ada di terminal I B. "Petugasnya bilang tiket tidak bisa refund, kami harus mengikuti penerbangan keesokan harinya," kata Putri.
Sejak Kamis siang sampai sore ini, ratusan penumpang pesawat Lion Air bergerombol di loket tiket Lion Air. Mereka menahan marah karena tak satupun petugas yang ada di ruangan itu. Yang ada hanya tumpukan nasi kotak yang belum sempat didistribusikan. Menjelang sore, barulah ada petugas di ruangan itu. Mereka hanya melayani untuk perubahan jadwal penerbangan keesokan harinya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan akan menerbitkan aturan yang mewajibkan semua maskapai penerbangan berjadwal menyiapkan pesawat cadangan untuk operasional mereka.
"Berapa jumlah pesawat cadangan dan bagaimana mekanismenya masih akan dikaji lagi," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi M. Juraid saat dihubungi, Kamis, 19 Februari 2015.
Aturan itu merespon kasus delay berkepanjangan maskapai Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Sekitar 1.200 penumpang Lion kena dampak penundaan penerbangan tersebut. Direktur Umum Lion Edward Sirait mengklaim Lion sudah mencadangkan sejumlah pesawat mereka untuk menjaga kondisi darurat. Namun meskipun sudah dicadangkan, untuk membawa pesawat cadangan ke bandara keberangkatan membutuhkan waktu dan tak bisa menghindari delay. "Jangankan pesawat cadangan yang berada di beda bandara. Yang berada di satu bandara saja butuh waktu buat masuk ke apron," kata Edward.
Para penumpang tujuan Solo yang tadi sempat disuruh turun ke landasan saat ini sudah dipindahkan ke pesawat lain. Sebelumnya sempat terjadi adu argumen antara penumpang dan petugas karena mereka disuruh kembali ke terminal. "Tapi kami nggak mau. Akhirnya kami dipindahkan ke pesawat lain, dan kita sudah pindah pesawat. Saat ini kami sudah di dalam pesawat," jelasnya.
Calon penumpang Lion Air yang bahkan sudah menunggu sejak kemarin sudah melakukan segala cara agar pihak manajemen maskapai ini memberikan keterangan resmi mengenai keterlambatan ini. Ada yang menyerah dan memilih untuk pindah maskapai, namun tak sedikit yang cekcok dengan petugas boarding , bahkan pintu boarding lounge saat ini masih diblokir menggunakan meja oleh calon penumpang.
Situasi di ruang boarding Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, semakin memanas. Calon penumpang yang sudah kehilangan kesabaran merebut Handy Talky (HT) milik petugas boarding saat pesawat Lion Air JT 554 tujuan Yogyakarta akan memberangkatkan calon penumpang.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (19/2/2015), ketika calon penumpang tujuan Yogyakarta sedang melakukan boarding untuk masuk ke dalam pesawat pukul 17.54 WIB. Begitu ada yang sedang boarding, kondisi ruang tunggu yang memang crowded semakin diperparah ketika seorang calon penumpang merebut HT milik seorang petugas boarding bernama Desi.
Ketika Desi meminta HT nya dikembalikan, sang calon penumpang ini pun menolak. "Ini supaya kita tahu informasinya seperti apa, supaya ada penjelasan. Kita tuh sudah capek menunggu dari pagi!," kata bapak tersebut dengan nada emosi. Mendengar hal tersebut, Desi pun membalas tak kalah emosi. "Saya juga pak, sudah dari pagi, tapi karena memang kita kekurangan pesawat. Pesawat kita lagi diaudit," balasnya.
Suasana semakin ricuh karena ada beberapa orang penumpang yang berusaha menutup pintu boarding. "Ini memang kalau tidak ada penjelasan (dari pihak Lion Air) tutup aja pintunya," kata seorang pria. "Ini mau tanggung jawab nih, mau kasih makan semua? kita tuh kelaparan di sini, mau nyari makan susah!," teriak seorang calon penumpang lain.
Hingga saat ini ratusan calon penumpang tersebut masih belum mendapatkan penjelasan mengenai nasib penerbangan mereka dengan maskapai berlogo singa ini. Beberapa yang kelelahan akhirnya memilih duduk selonjoran di pinggir ruang tunggu. Sebelum insiden tersebut, ada beberapa calon penumpang yang berbicara melalui pengeras suara milik petugas di ruang boarding. Mereka meminta ada kejelasan dari pihak Lion Air agar situasi di dalam ruang tunggu tak semakin ricuh.
"Petugas Lion Air, mohon ke sini. Beri penjelasan untuk kami, jangan sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Mohon kejelasannya," kata seorang pria yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan dari ratusan calon penumpang. Kemarahan calon penumpang Lion Air semakin menjadi-jadi hingga pukul 20.30 WIB, tak ada kejelasan mengenai nasib penerbangan mereka. Setelah sempat merebut Handy Talky (HT) milik petugasboarding, kali ini mereka menutup pintu boarding lounge dengan sebuah meja dan meminta pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, datang ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng untuk menemui mereka.
"Kepada pihak Angkasa Pura, tolong pertanggungjawabannya, karena menelantarkan penumpang. Kepada Pak Rusdi Kirana datang ke sini dan melihat keadaan di sini. Kalau bisa Menhub (Ignasius Jonan) juga datang," ujar seorang calon penumpang bernama Ketut Budi Astra melalui pengeras suara yang ada di ruangboarding, Kamis (19/2/2015).
Tak lama, beberapa penumpang ikut menutup pintu boarding lounge dengan sebuah meja. Ada yang menggebrak meja, hingga naik ke atasnya. Petugas boarding yang berjaga pun tak bisa berbuat apa-apa melihat kemarahan para calon penumpang. "Kami ini bukan binatang, tolong manusiakan kami, karena kami juga lapar, belum makan!" kembali Ketut bersuara.
Alhasil karena ditutupnya pintu boarding lounge, banyak calon penumpang yang tertahan di luar. Salah seorang calon penumpang Lion Air sempat berkata. "Buat apa banyak masuk, toh nggak bakalan berangkat juga," kata pria tersebut. Beberapa diantara mereka ada yang sudah merengsek maju ke pintu boarding sambil mengancam akan turun ke landasan apabila tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai nasib mereka. Para petugas keamanan yang sudah kewalahan pun saat ini sudah tak dapat berbuat banyak.
Petang ini, penumpang Lion Air JT 0534 tujuan Jakarta-Solo akhirnya diminta naik ke atas pesawat. Namun setelah 2 jam menunggu di dalam kabin, para penumpang tak kunjung diberangkatkan. Alhasil para penumpang pun kepanasan dan naik pitam. "Ini penumpang pada ngamuk-ngamuk. Lion Air kamuflase!," ujar Erni salah satu calon penumpang yang sempat ikut masuk ke dalam kabin pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis (19/2/2015).
Menurut Erni, para penumpang pesawat tujuan Solo ini akhirnya disuruh boarding pada pukul 17.00 WIB. Namun setelah dua jam menunggu, pesawat tersebut tak kunjung terbang. Karena tak tahan dengan cuaca kabin yang panas, akhirnya para penumpang meminta awak kabin membuka pintu. "Kita akhirnya maksa supaya keluar aja, panas banget nunggu di dalam tapi nggak berangkat-berangkat," kata Erni. Kemarahan calon penumpang akhirnya membuat awak kabin terpaksa membuka pintu pesawat dan menurunkan mereka. Saat ini mereka disuruh untuk menunggu di landasan tanpa tahu kapan mereka akan diberangkatkan.
"Ini ada penumpang yang dari kemarin delay. Udah naik pesawat tapi nggak jadi berangkat juga sore ini," kata Erni geram. Pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Lombok dengan nomor penerbangan JT 0652 tidak kunjung berangkat. Salah seorang penumpang pun memilih mengganti penerbangan. Semestinya pesawat ini terbang pukul 10.00 WIB.
"Ini sedang memesan tiket maskapai lain. Saya ada pekerjaan penting, besok pagi sudah harus berada di Lombok," kata salah seorang penumpang Melati Elandis saat berbincang, Kamis (19/2/2015) malam. Karena tak ada lagi tiket penerbangan ke Lombok malam ini, Melati pun memesan tiket keberangkatan dari Jakarta ke Surabaya pukul 04.00 esok pagi dengan maskapai Citilink. Dari Kota Pahlawan itu, ia akan terbang lagi menuju Lombok.
"Karena berangkatnya pagi sekali, jadi saya terpaksa menginap malam ini di hotel Bandara Soekarno-Hatta," ucap Melati yang tengah terlantar di Terminal 3 bersama ratusan penumpang Lion Air lainnya. Melati kesal karena tak ada kejelasan keberangkatan dari Lion Air. Seharusnya pesawatnya berangkat pukul 10.00 WIB, namun hingga malam ini pukul 19.00 WIB, pesawat yang dinanti-nanti tak kunjung datang. Pihak Lion Air, kata Melati, hingga malam ini juga tak memberi penjelasan kenapa pesawat tak kunjung berangkat. Lebih diperparah lagi, tak ada kompensasi apapun yang didapat dirinya dan calon penumpang lain.
"Sekadar air mineral pun dari pagi sampai malam ini nggak ada diberikan Lion Air. Makanya saya lebih baik ganti penerbangan daripada nggak jelas. Semua biaya sendiri, termasuk penginapan. Seharusnya ini pihak Lion Air yang bertanggung jawab," ucap Melati.Dikatakan Rini, di Terminal 3 banyak penumpang Lion Air ke berbagai tujuan yang terlantar. Mereka semua duduk-duduk, bahkan tiduran di lokasi menanti kejelasan keberangkatan dari maskapai yang punya tagline 'we make people fly' itu .
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata berkata, seharusnya Lion Air memberikan informasi detail kepada calon penumpang kenapa pesawat delay. Selain itu juga memberikan kompensasi sesuai aturan. Kemenhub, kata Barata, terus memonitor kejadian ini dan akan meminta keterangan dari Lion Air. Katanya, jika banyak kewajiban yang diabaikan, bukan tidak mungkin maskapai itu diberikan sanksi tegas.
Pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga telah angkat bicara dan merasa geram dengan Lion Air yang menelantarkan penumpang dari berbagai rute sejak Rabu (18/2/2015) siang. YLKI meminta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan turun tangan langsung membenahi manajemen Lion Air.
"Kami mendesak Menhub untuk turun tangan dalam kasus ini dengan harus mengaudit total kinerja Lion Air. Katanya Menteri Jonan pemberani, sekarang tunjukkan," ujar pengurus YLKI Tulus Abadi, dalam perbincangan, Kamis (19/2/2015).Fenomena insiden delay Lion Air makin menjadi-jadi. Setelah menyuruh penumpang menunggu hampir 2 jam di atas pesawat, kini Lion Air mengijinkan penumpang menaiki pesawat yang bukan jadwalnya.
Pantauan di terminal III Bandara Soekarno Hatta, Cangkerang, pukul 19.20 WIB, Kamis (19/2/2015), petugas mengijinkan penumpang pesawat rute Jakarta-Denpasar JT 018 untuk boarding. Berhubung masih ada beberapa seat pesawat yang kosong, petugas pun mengijinkan penumpang dengan rute yang sama namun jadwal berbeda untuk ikut naik.
"Masih ada sekitar 25 seat kosong. Kalau mau bisa naik kalau ke Denpasar juga. Tapi kalau bisa yang enggak bawa bagasi, kalau bawa bagasi dan mau ikut ini bagasinya menyusul," jelas petugas boarding Lion Air. Alasan kebijakan ini dilakukan adalah karena ada sejumlah penumpang JT 018 yang membatalkan penerbangannya. Manifest menurutnya akan di-update di atas pesawat.
"Soalnya banyak yang cancel. Jadi kosong. Manifest nanti diganti di atas pesawat," kata petugas itu. Beberapa orang pun mengambil kesempatan tersebut, apalagi yang sudah menunggu lama. "Saya ikut deh, tapi aman enggak yah?" ucap seorang bapak yang seharusnya berangkat dengan jadwal setelah JT 018. Sementara itu para penumpang JT 0534 tujuan Solo yang diturunkan dari atas pesawat kini masih berada di landasan penerbangan. Mereka kembali terlantar padahal sudah menunggu sejak pagi di ruang tunggu terminal III. Bahkan ada penumpang di pesawat itu yang telah menunggu penerbangannya sejak kemarin.
"Kami masih di landasan. Jadi kita disuruh naik karena mereka mau ulur waktu saja. Sepertinya mereka nunggu pilot. Jadi kalau ada pilot yang baru landing nanti ditarik untuk terbangin kita. Enggak cuma soal teknik saja masalahnya, mereka itu kekurangan kru. Kita suruh naik cuma kamuflase aja," jelas Erni yang kini berada di landasan pesawat melalui saluran telepon.
Total ada sekitar 1.200 penumpang yang terkena dampak dari keterlambatan dan penundaan keberangkatan pesawat Lion Air sejak kemarin hingga hari ini. Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) Edward Sirait menjelaskan akibat dua pesawat mereka rusak kena obyek asing pada Rabu pagi, 18 Februari 2015, sejumlah jadwal penerbangan Lion sejak kemarin hingga pagi tadi mengalami keterlambatan. Obyek asing itu diduga burung.
"Ada dua pesawat kena foreign object damage Rabu pagi kemarin. Rentetannya sampai hari ini," kata Edward saat dihubungi, Kamis, 19 Februari 2015. Menurut Edward, akibat serangan benda asing itu, sejumlah komponen pesawat harus diganti. Banyak penerbangan mengalami keterlambatan dengan enam di antaranya paling parah. " Total ada sekitar 1.200 penumpang yang terkena dampaknya," ujar Edward.
Enam penerbangan itu, menurut Edward, adalah dua penerbangan Jakarta-Jambi, dua penerbangan Jakarta-Surabaya, dan dua penerbangan Jakarta-Lombok. Penerbangan Jakarta-Jambi dan Jakarta-Lombok baru bisa diterbangkan Kamis pagi tadi, penerbangan Jakarta-Surabaya sudah diterbangkan sejak Rabu malam tadi, sedangkan Jakarta-Surabaya delay empat jam lebih.
Manager Humas dan Protokol Bandara Soekarno-Hatta Yudis Tiawan sebelumnya mengatakan tertundanya sejumlah jadwal penerbangan Lion Air sejak kemarin hingga hari ini, Kamis, 19 Februari 2015 mengacaukan jadwal penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Ratusan penumpang maskapai Lion Air nomor penerbangan JT 0382 tujuan Kualanamu, Langkat, Sumatera Utara, terlantar di Terminal 1B Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 19 Februari 2015. Pesawat yang mestinya terbang pada pukul 12.50 WIB, hingga pukul pukul 15.30 WIB belum berangkat.
Menurut seorang penumpang bernama Uday Suhada asal Pandeglang, Banten, jadwal penerbangan Lion Air kali ini kacau. "Mestinya saya memimpin meeting di Pematang Siantar pukul 16.00 WIB, tapi informasinya baru akan berangkat dua jam kemudian," ungkap Uday.
Yang membuat ratusan penumpang kesal, kata Uday, pengumuman dari petugas Lion Air di Bandar Udara Soekarno-Hatta baru dilakukan pada pukul 14.30 WIB atau setelah lebih dari satu jam keterlambatan dari jadwal. "Petugas dari Lion Air tidak terlihat setelah satu setengah jam. Kacaunya, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat tujuan Kualanamu tidak ada. Penumpang diminta menunggu 180 menit ke depan. Penumpang kelaparan tidak ada perhatian maskapai memberikan makanan," kata Uday geram.
Para penumpang, kata Uday, banyak yang protes karena tidak ada kejelasan kapan pesawat akan berangkat. Penumpang hanya bisa mondar-mandir dan tidur-tiduran. Menurut Uday, penerbangan Lion Air ke beberapa kota di Sumatera banyak yang kacau. Seperti Palembang dan Jambi. "Lion Air ke Palembang dijadwalkan berangkat pukul. 11.40 WIB tapi baru boarding setelah pukul 14.00 WIB," kata Uday.
"Ini berkepanjangan. Seperti mata rantai, kalau satu rantai saja putus, kacau semua," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.Sejunlah penumpang maskapai Lion Air mengaku tak diberi kompensasi apapun oleh pihak maskapai meski sudah berjam-jam terlantar. "Boro-boro ada kompensasi, kami mau refund tiket saja mereka bilang uangnya habis," kata Putri, 20 tahun, di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis 19 Februari 2015.
Putri mengantar kedua orangtuanya Siti Fatimah dan Abdullah pulang ke Medan, Sumatera Utara. Sejatinya, Putri dan orangtuanya naik pesawat Lion Air JT 603 Kamis petang ini pukul 16.00. Mereka menunggu di bandara Soekarno-Hatta sejak pukul 11.00. Namun, hingga waktunya check in tidak kunjung ada pemberitahuan disuruh masuk. Mereka akhirnya memutuskan mencari tahu ke bagian costumer service Lion Air yang ada di terminal I B. "Petugasnya bilang tiket tidak bisa refund, kami harus mengikuti penerbangan keesokan harinya," kata Putri.
Sejak Kamis siang sampai sore ini, ratusan penumpang pesawat Lion Air bergerombol di loket tiket Lion Air. Mereka menahan marah karena tak satupun petugas yang ada di ruangan itu. Yang ada hanya tumpukan nasi kotak yang belum sempat didistribusikan. Menjelang sore, barulah ada petugas di ruangan itu. Mereka hanya melayani untuk perubahan jadwal penerbangan keesokan harinya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan akan menerbitkan aturan yang mewajibkan semua maskapai penerbangan berjadwal menyiapkan pesawat cadangan untuk operasional mereka.
"Berapa jumlah pesawat cadangan dan bagaimana mekanismenya masih akan dikaji lagi," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi M. Juraid saat dihubungi, Kamis, 19 Februari 2015.
Aturan itu merespon kasus delay berkepanjangan maskapai Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Sekitar 1.200 penumpang Lion kena dampak penundaan penerbangan tersebut. Direktur Umum Lion Edward Sirait mengklaim Lion sudah mencadangkan sejumlah pesawat mereka untuk menjaga kondisi darurat. Namun meskipun sudah dicadangkan, untuk membawa pesawat cadangan ke bandara keberangkatan membutuhkan waktu dan tak bisa menghindari delay. "Jangankan pesawat cadangan yang berada di beda bandara. Yang berada di satu bandara saja butuh waktu buat masuk ke apron," kata Edward.
No comments:
Post a Comment