Sunday, February 15, 2015

Populasi Sapi Potong Menyusut di Banyuwangi

Ketua Forum Peternak Sapi Jawa Timur Purnomo mengatakan populasi sapi potong di Kabupaten Banyuwangi terus menyusut. Populasi sapi potong dalam dua tahun terakhir kurang dari 100 ribu ekor per tahun. “Padahal Banyuwangi adalah salah satu sentra sapi di Jawa Timur,” ujar Purnomo di Banyuwangi. Populasi sapi potong di Banyuwangi pada 2014 mencapai 98 ribu ekor. Padahal Dinas Peternakan Jawa Timur mencatat populasi sapi potong pada 2012 sebanyak 163.850 ekor.

Langkanya sapi potong menyebabkan harga daging tetap tinggi. Saat ini harga daging sapi sebesar Rp 100-150 ribu per kilogram. Sedangkan harga sapi hidup mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Idealnya, tutur Purnomo, harga daging Rp 80 ribu per kilogram dan sapi hidup Rp 38 ribu per kilogram.

Purnomo menjelaskan bahwa menyusutnya populasi sapi disebabkan oleh sejumlah faktor. Antara lain adalah maraknya sapi betina produktif yang disembelih karena harganya lebih murah. Padahal sapi betina produktif dilarang disembelih. “Pengawasan di tempat jagal sangat lemah.”

Faktor lain, Purnomo menganggap pemerintah gagal melakukan swasembada sapi lokal. Bantuan bibit sapi dari pemerintah kurang tepat sasaran, karena banyak dinikmati oleh perusahaan penggemukan sapi. Dia khawatir kurangnya populasi sapi lokal akan menyebabkan pemerintah terus melakukan impor.

Kepala Dinas Peternakan Banyuwangi Heru Santoso membantah populasi sapi di daerahnya turun. Menurut dia, dalam dua tahun terakhir, populasi sapi naik dari 2.500 ekor per bulan menjadi 3.500 ekor per bulan. Hal itu berdasarkan angka kelahiran anakan sapi dari program inseminasi buatan. “Sekarang populasi sapi ada 115 ribu ekor per tahun,” tuturnya.

Menurut Heru, populasi sapi potong sempat tinggi pada 2011, yakni 140 ribu ekor. Angka itu terus turun karena maraknya impor sapi. Pemerintah lalu menggalakkan inseminasi untuk memacu produksi sapi lokal. Saat ini sapi lokal justru surplus 12 ribu per tahun.

No comments:

Post a Comment