Sunday, February 15, 2015

PKL Di Pasar Santa Kebayoran Baru Digusur Dalam Sehari Tanpa Ada Perintah Dari Siapapun

Para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sekitar Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengaku bingung dengan aksi penggusuran lapak usaha mereka. Pedagang resah karena penggusuran tak disertai dengan relokasi usaha atau opsi tempat baru bagi mereka untuk tetap berdagang.

Saat berbincang, Senin (16/2/2015), Rohim, salah satu PKL di sekitar Pasar Santa mengaku bingung karena pihak-pihak berwenang justru tak peduli dengan nasib mereka. Rohim yang berjualan buah-buahan di trotoar luar Pasar Santa, memang belum kena gusur, namun lapaknya hanya tinggal menunggu waktu saja, pada 3 Maret 2015 mendatang akan digusur.

"Di surat edaran itu ada dari pihak Kelurahan, Kecamatan dan Kasudin (Perdangangan Jakarta Selatan). Kemudian disebutkan mengetahui Pemerintah Kota. Tapi ketika kami mengadu ke Wali kota mereka bilang nggak ada program penggusuran, ke Gubernur juga katanya nggak ada. Jadi kemana kita harus mengadu?" ujar Rohim dengan wajah bingung kepada detikFinance.

Kebingungannya bertambah, ketika pihak-pihak yang tercantum dalam surat edaran pemberitahuan penggusuran justru saling lempar. "Kami konfirmasi dari Pak Ahok, ke Wali kota, ke ‎Kecamatan juga katanya nggak ada program. Ini masalahnya di mana? Kami konfirmasi ke Kelurahan, Lurahnya nggak nongol, kemudian dikembalikan katanya atas perintah Camat. Gimana ini diputer-puter?" timpal Tomo seorang pedagang klontong.

Tomo merupakan pedagang yang berjualan di dalam Pasar Santa, sehingga aman dari penggusuran. Namun kakaknya bernasib kurang baik, karena kiosnya kemarin Minggu pagi telah digusur. Sebanyak 15 area Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di samping Pasar Santa, Jakarta Selatan, kemarin pagi sudah diratakan dengan tanah. Sehari berselang, lokasi PKL kini sudah 'disulap' jadi lahan parkir yang bisa menampung 10 mobil.

Sebelumnya area yang berlantai conblock (concrete block) ini terdapat para pedagang mie ayam, nasi uduk, pecel ayam, toko kelontong dan lainnya. Kini yang hanya terlihat mobil-mobil mewah berjejer. Pantauan Senin (16/2/2015), nampak terlihat mobil Audi, Honda CRV, bahkan di sisi lain parkiran Pasar Santa nampak mobil BMW terparkir. Beberapa waktu terakhir, Pasar Santa telah menjadi kafe-kafe modern yang dikunjungi berbagai lapisan masyarakat.

Menurut pengakuan pedagang, sejak awal area yang digusur ini merupakan kawasan parkir, namun sejalan perkembagan pasar, zona tersebut jadi tempat berdagang para PKL, hingga akhirnya kena gusur. "Ada kakak saya juga yang dagang, kemudian kemarin kena gusur. Ada sekitar 15 orang pedagang. Penggusuran alasannya, dibilang bikin sempit lahan parkir," kata Tomo, seorang pedagang klontong di Pasar Santa yang berada di dalam pasar.

Tomo menjelaskan pemberitahuan dilakukan secara mendadak, atau hanya 2 hari sebelum eksekusi penggusuran pada Minggu pagi kemarin (15/2/2015). "Pemberitahuan datang hari Kamis, yang menandatangani Lurah Petogogan. Harusnya dibongkar hari Sabtu, cuma karena nunggu konfirmasi kecamatan, itu sempat tertunda, sehingga baru hari Minggu," katanya

Ia mengatakan, para pedagang yang kena gusur belum berdagang lagi karena belum mendapat lokasi baru atau tempat relokasi. Pasar Santa berada di Jalan Cipaku I Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Nama Pasar Santa beberapa waktu terakhir menjadi buah bibir. Namun bukan soal menjamurnya kafe-kafe modern di kawasan pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya ini. Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Santa sedang menghadapi penggusuran lapak usahanya yang sudah mereka tempati bertahun-tahun.

Pasar Santa yang berada di Jalan Cipaku I Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini memang tak hanya diramaikan oleh para pedagang yang berjualan di dalam pasar dengan kios-kios rapi. Di sekitar pasar yang berlantai 4 ini, juga terdapat PKL bahkan ada yang berjualan di sisi trotoar pasar. Jumlah PKL yang berjualan kurang lebih 50-an pedagang mencakup tukang buah, toko alat listrik, warteg, tukang bunga dan lain-lain. Para PKL ini berdiri dengan bangunan semi permanen nampak seperti papan triplek, tiang kayu, beratap asbes.

Pengakuan Rohim, seorang pedagang buah yang berdagang di trotoar di luar pagar Pasar Santa, mengatakan kemarin (Minggu/15//2/2015) telah terjadi penggusuran kepada para PKL. Aksi penggusuran ini memang bukan tiba-tiba, pedagang mengaku sudah mendapat pemberitahuan.

"Di sini memang sudah dikasih tahu akan ada penggusuran, kemarin Minggu pagi, sudah ada yang digusur 15 pedagang," kata Rohim, Senin (15/2/2015) Menurut Rohim mereka mengatasnamakan Kelurahan, Kecamatan, dan Suku Dinas Perdagangan DKI Jakarta. "Ini belum semua, nanti tempat saya akan kena gusur tanggal 3 Maret, yang sekitar STM Penerbangan akan kena gusur 26 Februari," ungkap Rohim.

Rohim mengatakan alasan penggusuran para PKL untuk memperluas area parkir selama ini sudah penuh sejalan banyaknya pengunjung yang mendatangi pasar termasuk sedang booming kafe-kafe di atas Pasar Santa. "Sekarang sudah banyak kafe di atas banyak yang datang bawa mobil," katanya.
Selain itu, penggusuran juga terjadi di luar area Pasar Santa, khususnya PKL yang berada di trotoar jalan. Alasannya untuk mengembalikan fungsi trotoar.

Lastri, pedagang warteg yang ada di area parkir Pasar Santa menanggapi hal sama, penggusuran sudah terjadi kemarin. "Iya kemarin digusur hari minggu, ada tukang nasi uduk, ada goreng, ada tukang bunga, macam-macam ada sekitar 15 orang," katanya. Ia mengaku sudah diajak rapat oleh kelurahan kecamatan dan suku dinas dan surat pemberitahuan. Dalam surat pemberitahuan itu, sudah ada tembusan ke pemerintah kota.

"Tapi kita ketemu wali kota, katanya nggak ada program penggusuran, kita nggak tahu mau mengadu ke mana," kata Lastri dengan wajah bingung.Aksi penggusuran terhadap 15 pedagang kaki lima (PKL), Minggu pagi (15/2/2015) memunculkan aksi solidaritas para pedagang. Yang menarik, solidaritas tersebut muncul dari para pemilik kafe di Pasar Santa.

Pasar Santa berada di Jalan Cipaku I, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pasar ini sering disebut pasar gaul, terutama karena pedagang-pedagang di lantai 3. Aksi solidaritas penggusuran sempat heboh di media sosial. Semenjak hadirnya kafe-kafe 'gaul', Pasar Santa berubah wajah, kini parkiran pasar penuh dengan kendaraan roda empat, bahkan jenis mobil mewah. Menurut pengakuan pedagang, enggusuran untuk memperluas area parkir yang sempit, karena keberadaan PKL di sekitar pasar.

Menurut Tomo, pedagang kelontong yang lokasinya di dalam pasar, para pedagang kreatif di lantai 3 melakukan aksi solidaritas, yang keberatan dengan aksi penggusuran oleh pihak kelurahan, kecamatan, dan suku dinas perdagangan. Bahkan di ujung tangga lantai 3, kini ada sebuah spanduk solidaritas yang bertuliskan: Tolong Jangan Gusur Pedagang Lama, Kita Keluarga!

Dari pantauan, lokasi spanduk yang berada di lantai 3, tak terlihat aktivitas usaha di lantai teratas pasar yang dikelola PD Pasar Jaya ini. Para pedagang usaha kreatif termasuk kuliner, membuka tokonya hanya Rabu-Minggu, sedangkan Senin dan Selasa tutup.

"Itu sebagai bentuk solidaritas dari pedagang-pedagang yang di dalam pasar. Terutama pedagang-pedagang kreatif yang di atas, karena sebetulnya PKL itu, yang dari awal udah menghidupi Pasar Santa ini," tutur Tomo yang kakaknya seorang PKL yang terkena gusu, Senin (16/2/2015).

Tomo mengaku, kakaknya sudah puluhan tahun berdagang di Pasar Santa. Pada masa lalu, kondisi pasar ini sangat sederhana, namun kini sudah jauh lebih baik dan tertata. "Para pedagang PKL ada yang sudah 30 tahun lebih berjualan. Makanya kami juga merasa berduka karena ada penggusuran," katanya.

No comments:

Post a Comment