Dari total aset IKNB tersebut, penyumbang terbesar dari perusahaan asuransi yang mencapai Rp 755 triliun atau rata-rata naik 18-19% per tahun. Meskipun telah mengalami kenaikan, total aset IKNB juga masih jauh lebih rendah dibanding total kapitalisasi pasar modal yang menembus Rp 6.609 triliun hingga akhir tahun 2014.
"Total aset IKNB dimaksud masih tergolong rendah dibanding bank dan pasar modal," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat ditemui di Gedung Merdeka, Jakarta, Jumat (20/2/2015). Muliaman menjelaskan, industri asuransi dan dana pensiun dinilai punya peluang besar untuk bisa berkembang dalam mendukung pembiayaan jangka panjang.
Ada keinginan dari OJK untuk merevitalisasi lebih jauh industri asuransi dan dana pensiun karena bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan jangka panjang."Asuransi dan dana pensiun merupakan usaha yang menjanjikan bagi peserta polis," ucap dia.
Muliaman menyebutkan, pertumbuhan premi asuransi menunjukkan peningkatan. Data statsitik akhir tahun lalu premi asuransi mencapai Rp 271 triliun atau secara industri asuransi dalam 5 tahun terakhir rata-rata naik 20% per tahun, asetnya juga naik rata-rata 18-19% per tahun mencapai Rp 755 triliun di akhir 2014. "Jadi asuransi memiliki potensi besar, melihat ruang tumbuh asuransi akan jadi salah satu primadona untuk pembiayaan dana jangka panjang," ujarnya.
Sementara untuk dana pensiun, Muliaman menyebutkan, total aset hingga akhir 2014 mencapai Rp 186,3 triliun atau tumbuh 9,7% per tahun, sedangkan jumlah peserta pertumbuhannya mencapai 6,3% per tahun dengan jumlah peserta saat ini mencapai 3,7 juta orang. "Saat ini belum puas industri asuransi dan dana pensiun kita, masih harus ditingkatkan," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment