PT Pertamina (persero) akan menambah pasokan elpiji hingga 100 persen di musim penghujan. Tambahan gas tersebut disalurkan terutama di daerah pertanian. "Untuk petani yang menggunakan oven gas saat mengeringkan padi di musim hujan," ujar Juru Bicara Pertamina Ali Mundakir, Kamis 12 Februari 2015.
Menurut Ali, penggunaan elpiji untuk oven padi membuat persediaan untuk kebutuhan rumah tangga menipis. Dia mencontohkan kelangkaan elpiji di Subang, Jawa Barat, yang dikenal sebagai kawasan lumbung dan penggilingan padi. Ali mengaku menerima laporan dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengenai kekurangan stok, terutama tabung 3 kilogram. "Kami akan meninjau daerah Pantura dan berupaya mengalihkan konsumsi ke gas nonsubsidi," ujarnya.
Tambahan pasokan elpiji 100 persen disalurkan Pertamina pada 12 dan 13 Februari. Setiap bulan, pertamina mendistribusikan 1,1 juta tabung gas elpiji tiga kilogram. Ali berharap tambahan pasokan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gas yang sedang meningkat.
Ketua Hiswana Migas Subang, Herry Pratikno, mengatakan tengah menyelidiki penyebab kelangkaan gas di wilayahnya. Menurut Herry, kelangkaan terjadi sejak sebulan terakhir. "Kalau terbukti ada agen yang curang, akan kami tindak dengan menyetop pasokan," katanya.
Akibat stok elpiji yang langka, sebagian warga Subang terpaksa menggunakan kayu bakar. Khusaini, warga Kecamatan Pagaden Barat, mengaku sudah sepekan mencari kayu bakar di hutan karena gas elpiji 3 kilogram langka dan mahal. Harga resmi agen biasanya Rp 15.00, namun gas di tabung melon itu dijual oleh pengecer Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu. "Di warung paling cuma ada 15 tabung sepekan."
No comments:
Post a Comment