Pada 18 Februari, harga beras secara nasional mencapai Rp 9.837 per kg. Kemudian pada hari ini (20/2/2015), harga beras naik menjadi Rp 9.895 per kg atau naik 2,7% sejak 1 Februari 2015. Tercatat beberapa kota di Indonesia harga beras sudah di atas Rp 10.000 per kg, selebihnya masih di bawahnya antara Rp 7.000-9.000 per kg.
Kota dengan harga beras di atas rata-rata nasional:
Kota dengan harga beras di bawah rata-rata nasional:
Kemarin, dari pantauan di Pasar Induk Cipinang sebelumnya, terlihat ada kenaikan beras yang terjadi secara bertahap mulai 9 Februari 2015. Hingga 19 Februari 2015, harga beras jenis IR 2 dijual Rp 11.000/kg dari yang biasa dipasarkan dengan harga Rp 8.500/kg atau naik 29%.
Hal yang sama juga terjadi pada beras IR 1 yang biasa Rp 9.500/kg naik menjadi Rp 12.000/kg atau naik 26%. Kenaikan harga juga terjadi pada jenis beras premium. Biasa harga beras premium dibanderol Rp 10.000/kg kini naik menjadi Rp 13.000/kg atau naik 30%.
Pasar Tani di dekat Gedung D Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan menjual beras dengan harga 'miring' Harga beras di pasar yang digelar setiap Jumat ini jauh lebih murah daripada harga di pasar umum lainnya, apalagi harga beras saat ini sedang naik tajam.
"Beras di sini (di Pasar Tani Kementan) Rp 8.000/kg di luar Rp 12.000/kg. Kami tidak bilang lebih murah, tapi bersaing. Karena pada dasarnya kualitasnya sama bagus dengan yang grade atas di pasaran. Varietas Ciherang. Bisa disetarakan dengan grade yang bagus," ujar Humas dan Sekretaris Pasar Tani Kantor Pusat Kementerian Pertanian Tiwi Hartati saat berbincang santai di Kantor Kementerian Pertanian, Jumat (20/2/2015)
Selain itu, ada juga beras jenis khusus yakni beras pandan wangi cianjur berkadar gula rendah yang umum diperuntukkan bagi penderita diabetes juga dijual dengan harga yang lebih kompetitif, di pasar yang terbuka untuk umum ini. "Beras pandan wangi Cianjur Rp 100.000/kantong. Di supermarket sudah Rp 130.000/kanoung," katanya.
Ada pula, produk pertanian lain seperti buah, sayur, daging, telur, ikan hingga olahan rumput laut yang dijual dengan harga yang lebih rendah di pasar yang berkonsep tenda ini.
"Semua kalau mau cari apa di sini ada. Nggak cuma dari Jabodetabek tapi ada juga dari Sukabumi, Bogor, Cianjur. Ada Salak Pondoh yang langsung dari Jogjakarta, telur organik dari Ciamis sampai cabai dari Brebes. Semuanya harga lebih kompetitif," katanya.
Ia menjelaskan, harga yang dijual di pasar yang buka sejak pukul 7.00 WIB tersebut lebih rendah ketimbang harga di pasaran lantaran semua produk yang dijual berasal langsung dari petani. "Rantai distribusinya lebih pendek karena langsung dari petani. Memang Pasar Tani ini tujuannya meningkatkan harkat martabat petani supaya petani merasakan hasilnya secara langsung. Dan yang paling penting adalah memperpendek mata rantai konsumen dengan petani. Makanya harga lebih murah," jelasnya.
Kenaikan harga beras ternyata juga tidak hanya terjadi di DKI Jakarta. Hal ini pun terjadi sampai ke Jawa Barat, termasuk Karawang yang notabene merupakan daerah lumbung padi. "Di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang (Cirebon/Jawa Barat) juga harganya tinggi," ungkap Hilyas, pemilik Toko Beras Hilyas di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/02/2015).
Sayangnya, ia tidak memberikan gambaran jelas berapa tingkat kenaikan harga gabah di tingkat petani. Dia hanya menyebutkan bahwa harga beras di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang hampir sama dengan Jakarta. "Tidak hanya di Jakarta, harga beras di Jatibarang untuk kualitas premium sudah ada yang sampai Rp 15.000/kg dari harga normal Rp 10.000/kg," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengembangan PT Food Station selaku pengelola Pasar Induk Cipinang Heri Muchtarsid mengungkapkan dasar kuat harga beras di Jakarta bergerak liar. Menurutnya, kenaikan harga beras pada Februari biasa terjadi setiap tahun. Namun untuk tahun ini, kenaikan dianggapnya cukup tinggi karena tidak ada peran Bulog.
"Hal ini sama seperti Februari tahun lalu. Yang beda tahun lalu digelontorkan beras OP (Operasi Pasar) oleh Bulog, sekarang tidak. Tahun lalu OP beras murah melalui Pasar Induk sehingga beras bisa diolah dan didistribusikan kepada masyarakat. Jadi harga terjangkau," jelasnya.
- Medan Rp 10.000
- Padang Rp 11.500
- Pekanbaru Rp 11.000
- Jambi Rp 10.167
- Palembang Rp 10.833
- Bengkulu Rp 11.250
- Pangkal Pinang Rp 11.000
- Semarang Rp 10.500
- Jakarta Rp 10.000
- Denpasar Rp 10.000
- Kupang Rp 11.000
- Pontianak Rp 11.000
- Palangkaraya Rp 10.000
- Banjarmasin Rp 10.426
- Samarinda Rp 10.250
- Palu Rp 10.000
- Manokwari Rp 12.000
- Jayapura Rp 13.000
Kota dengan harga beras di bawah rata-rata nasional:
- Banda Aceh Rp 9.800/Kg
- Bandar Lampung Rp 9.333
- Tanjung Pinang Rp 7.000
- Bandung Rp 9.800
- Yogkarta Rp 9.633
- Surabaya Rp 9.020
- Serang Rp 9.000
- Mataram Rp 9.000
- Manado Rp 9.125
- Makassar Rp 9.000
- Kendari Rp 8.640
- Gorontalo Rp 8.000
- Mamuju Rp 9.600
- Ambon Rp 7.250
- Ternate Rp 8.625
Kemarin, dari pantauan di Pasar Induk Cipinang sebelumnya, terlihat ada kenaikan beras yang terjadi secara bertahap mulai 9 Februari 2015. Hingga 19 Februari 2015, harga beras jenis IR 2 dijual Rp 11.000/kg dari yang biasa dipasarkan dengan harga Rp 8.500/kg atau naik 29%.
Hal yang sama juga terjadi pada beras IR 1 yang biasa Rp 9.500/kg naik menjadi Rp 12.000/kg atau naik 26%. Kenaikan harga juga terjadi pada jenis beras premium. Biasa harga beras premium dibanderol Rp 10.000/kg kini naik menjadi Rp 13.000/kg atau naik 30%.
Pasar Tani di dekat Gedung D Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan menjual beras dengan harga 'miring' Harga beras di pasar yang digelar setiap Jumat ini jauh lebih murah daripada harga di pasar umum lainnya, apalagi harga beras saat ini sedang naik tajam.
"Beras di sini (di Pasar Tani Kementan) Rp 8.000/kg di luar Rp 12.000/kg. Kami tidak bilang lebih murah, tapi bersaing. Karena pada dasarnya kualitasnya sama bagus dengan yang grade atas di pasaran. Varietas Ciherang. Bisa disetarakan dengan grade yang bagus," ujar Humas dan Sekretaris Pasar Tani Kantor Pusat Kementerian Pertanian Tiwi Hartati saat berbincang santai di Kantor Kementerian Pertanian, Jumat (20/2/2015)
Selain itu, ada juga beras jenis khusus yakni beras pandan wangi cianjur berkadar gula rendah yang umum diperuntukkan bagi penderita diabetes juga dijual dengan harga yang lebih kompetitif, di pasar yang terbuka untuk umum ini. "Beras pandan wangi Cianjur Rp 100.000/kantong. Di supermarket sudah Rp 130.000/kanoung," katanya.
Ada pula, produk pertanian lain seperti buah, sayur, daging, telur, ikan hingga olahan rumput laut yang dijual dengan harga yang lebih rendah di pasar yang berkonsep tenda ini.
"Semua kalau mau cari apa di sini ada. Nggak cuma dari Jabodetabek tapi ada juga dari Sukabumi, Bogor, Cianjur. Ada Salak Pondoh yang langsung dari Jogjakarta, telur organik dari Ciamis sampai cabai dari Brebes. Semuanya harga lebih kompetitif," katanya.
Ia menjelaskan, harga yang dijual di pasar yang buka sejak pukul 7.00 WIB tersebut lebih rendah ketimbang harga di pasaran lantaran semua produk yang dijual berasal langsung dari petani. "Rantai distribusinya lebih pendek karena langsung dari petani. Memang Pasar Tani ini tujuannya meningkatkan harkat martabat petani supaya petani merasakan hasilnya secara langsung. Dan yang paling penting adalah memperpendek mata rantai konsumen dengan petani. Makanya harga lebih murah," jelasnya.
Kenaikan harga beras ternyata juga tidak hanya terjadi di DKI Jakarta. Hal ini pun terjadi sampai ke Jawa Barat, termasuk Karawang yang notabene merupakan daerah lumbung padi. "Di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang (Cirebon/Jawa Barat) juga harganya tinggi," ungkap Hilyas, pemilik Toko Beras Hilyas di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/02/2015).
Sayangnya, ia tidak memberikan gambaran jelas berapa tingkat kenaikan harga gabah di tingkat petani. Dia hanya menyebutkan bahwa harga beras di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang hampir sama dengan Jakarta. "Tidak hanya di Jakarta, harga beras di Jatibarang untuk kualitas premium sudah ada yang sampai Rp 15.000/kg dari harga normal Rp 10.000/kg," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengembangan PT Food Station selaku pengelola Pasar Induk Cipinang Heri Muchtarsid mengungkapkan dasar kuat harga beras di Jakarta bergerak liar. Menurutnya, kenaikan harga beras pada Februari biasa terjadi setiap tahun. Namun untuk tahun ini, kenaikan dianggapnya cukup tinggi karena tidak ada peran Bulog.
"Hal ini sama seperti Februari tahun lalu. Yang beda tahun lalu digelontorkan beras OP (Operasi Pasar) oleh Bulog, sekarang tidak. Tahun lalu OP beras murah melalui Pasar Induk sehingga beras bisa diolah dan didistribusikan kepada masyarakat. Jadi harga terjangkau," jelasnya.
No comments:
Post a Comment