Perusahaan teknologi Oppo menargetkan pabrik perakitan ponsel yang sedang disiapkan di kawasan Mauk, Tangerang, Banten, bisa mulai beroperasi pada April 2015 setelah kedatangan mesin-mesin pendukung produksi. Bangunan yang akan digunakan Oppo untuk pabrik telah berdiri sejak lama, sebelumnya dipakai oleh produsen alat olahraga Adidas. Pabrik itu berdiri di tanah seluas 27 ribu meter persegi.
Media Engagement Oppo Indonesia, Aryo Meidianto mengatakan, mesin-mesin itu akan mengisi 10 jalur produksi. Pabrik itu rencananya akan memproduksi ponsel pintar Oppo sebanyak 500 ribu unit per bulan.
"Tidak menutup kemungkinan pabrik itu akan memproduksi ponsel premium," kata Aryo saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/2). Oppo, yang beroperasi di Indonesia sejak Juli 2013, mulai merencanakan membangun pabrik di Indonesia sejak akhir 2014 dengan investasi sebesar US$ 30 juta. Langkah ini mereka lakukan untuk mengejar syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen untuk ponsel pintar berteknologi 4G yang rencananya mulai berlaku pada 1 Januari 2017 mendatang.
Peraturan ini diminta oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Perindustrian. Jika produsen ponsel asing tak memenuhi syarat itu, maka mereka tak diizinkan untuk mengimpor produk ke Indonesia. Saat ini, Oppo mengklaim telah memenuhi syarat TKDN sebesar 25 persen. Angka 25 persen itu tidak hanya dihitung berdasarkan komponen peranti keras dan peranti lunak yang disematkan pada produk ponsel. Menurut Oppo, TKDN juga dihitung berdasarkan seberapa banyak produsen terkait mempekerjakan karyawan dari Indonesia, membangun toko retail mandiri, dan membangun pusat layanan purna jual sendiri.
Sepanjang 2014, Oppo mengatakan telah memasukkan 11 model ponsel pintar ke Indonesia. Mereka menawarkan ponsel seri R yang mengandalkan desain, lalu seri N yang mengandalkan kamera, dan seri Find yang mengincar segmen pasar premium dan bersaing dengan kompetitor seperti Samsung Galaxy S, Sony Xperia Z, atau HTC One.
OPPO menegaskan kelanjutan kerjasama strategisnya dengan Qualcomm. Sebagai produsen smartphone premium yang terkenal dengan inovasi-inovasinya, OPPO selalu menggunakan komponen terbaik. Maka tak heran jika OPPO memilih Qualcomm yang memiliki kredibilitas sangat baik di industri chipset.
CEO OPPO Indonesia – Jet Lee mengungkapkan, tahun ini OPPO akan memperbanyak penggunaan prosesor Qualcomm pada lini produk selanjutnya. Baik di kelas menengah maupun premium. Kerjasama strategis OPPO dengan Qualcomm dimulai pada dua seri premium mereka yaitu N3 dan R5. “Kami mulai menjalin kemitraan strategis dengan menggunakan prosesor Snapdragon 801 di OPPO N3 dan prosesor Snapdragon 615 di OPPO R5. Dengan demikian, OPPO R5 menjadi smartphone pertama kami yang menggunakan teknologi terbaru octa-core berarsitektur 64 bit dari Qualcomm,” jelas Jet Lee.
Snapdragon 615 dipilih untuk menunjang performa prosesor octa-core OPPO R5 dalam menjalankan aplikasi dan game. “Tidak menutup kemungkinan OPPO akan menggunakan prosesor terbaik dari Qualcomm seperti Snapdragon 810 pada produk flagship kami selanjutnya. Produk terbaru kami Mirror 3 juga memercayakan Qualcomm sebagai pemasok prosesor,” lanjut Jet Lee.
OPPO sendiri merupakan produsen global yang cukup diperhitungkan di pasar smartphone Indonesia. Pada kuartal keempat tahun 2014, OPPO berhasil menguasai pangsa pasar smartphone Indonesia sebesar 8,8%. Angka ini cukup tinggi bagi pendatang baru di sektor telekomunikasi Indonesia.
Vendor ponsel cerdas OPPO Indonesia mewujudkan janjinya membangun pabrik di Indonesia. Ground breaking pabrik itu digelar pada Minggu (22/12) kemarin di Tangerang, Banten. Tapi OPPO tak benar-benar membangun dari nol. Perusahaan itu membeli bangunan bekas pabrik Adidas yang sudah tutup pada 2012. Pabrik seluas 27 ribu meter persegi itu adalah pabrik OPPO pertama di luar negara asalnya, Tiongkok. Diproyeksikan pabrik itu dapat memproduksi 500 ribu unit ponsel cerdas per bulan.
"Antusiasme masyarakat Indonesia akan smartphone terus meningkat," kata CEO OPPO, Jet Lee, Selasa (23/12). "Itu merupakan satu alasan OPPO investasi untuk membangun pabrik di Indonesia." Lee mengatakan, pabrik OPPO itu akan memproduksi ponsel cerdas dengan standar dan berkualitas tinggi. "Renovasi pabrik ini merupakan wujud komitmen dan keseriusan kami dalam berinvestasi di Indonesia," kata Jet Lee lagi. OPPO berinvestasi sebesar US$ 30 juta untuk membeli sebuah pabrik di kawasan Tangerang dan merenovasinya menjadi pabrik. Selain pabrik, OPPO juga mendirikan beberapa bangunan pendukung, seperti gudang penyimpanan.
Aryo Meidianto, Media Engagement Indonesia OPPO Electronics, mengatakan penjualan per bulan handset OPPO saat ini mencapai 200 ribu unit per bulan. Dengan kemampuan produksi sampai 500 ribu unit, maka tahun depan sebanyak itulah target penjualan OPPO. "Seluruh penjualan itu, kata Aryo, akan difokuskan pada pasar dalam negeri terlebih dahulu," katanya, Selasa (23/12).
No comments:
Post a Comment