"Masa jabatan terhitung sejak perubahan anggaran dasar (AD) terkait jabatan dewan komisaris belraku efektif sampai berakhirnya jangka waktu ditentukan AD perseroan," ujarnya, Selasa (28/4/2014). Adapun, masa jabatan tiga komisaris baru ASII tersebut habis pada 2018 mendatang. Selain itu, rapat umum pemegang saham (RUPS) juga mengangkat Gunawan Geniusahardja dan Djony Bunarto masing-masing sebagai Direktur Independen dan Direktur ASII.
Berikut susunan anggota direksi dan dewan komisaris perseroan:
Dewan Komisaris:
1. Presiden Komisaris: Budi Setiadharma
2. Komisaris Independen: Sidharta Utama
3. Komisaris Independen: Mari Elka Pangestu
4. Komisaris Independen: Muhamad Chatib Basri
5. Komisaris Independen: Kyoichi Tanada
6. Komisaris: Anthony John Liddell Nightingale
7. Komisaris: Benjamin William Keswick
8. Komisaris: Mark Spencer Greenberg
9. Komisaris: Chiew Sin Cheok
10. Komisaris: Jonathan Chang
11. Komisaris: David Alexander Newbigging.
Dewan Direksi:
1. Presiden Direktur: Prijono Sugiarto
2. Direktur Independen: Gunawan Geniushardja
3. Direktur: Djoko Pranoto
4. Direktur: Widya Wiryawan
5. Direktur: Sudirman Maman Rusdi
6. Direktur: Simon Collier Dixon
7. Direktur: Johannes Loman
8. Direktur: Suparno Djasmin
9. Direktur: Bambang Widjanarko Santoso
10. Direktur: Djony Bunarto Tjondro.
PT Astra International Tbk membagikan dividen sebesar Rp 8,74 triliun kepada pemegang saham, atau Rp 216 per saham. Jumlah itu setara dengan 45,56 persen dari total laba bersih tahun lalu Rp 19,18 triliun. Manajemen Astra International dalam keterangan resminya, Selasa (28/4/2015) menyebutkan, jumlah itu memperhitungkan dividen interim sebesar Rp 64 setiap saham yang telah dibayarkan pada tanggal 31 Oktober 2014.
"Sehingga selebihnya sebesar Rp 152 setiap saham akan dibayarkan pada tanggal 29 Mei 2015 kepada pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal 11 Mei 2015 pada pukul 16:00 WIB," tulis manajemen. Sementara itu, sisa laba bersih sebesar Rp 10,43 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.
PT Astra International Tbk (ASII) terlihat konservatif di seluruh lini bisnisnya. Hal ini tercermin dari realisasi belanja modal perseroan. Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti mengatakan, hingga Kuartal III 2014, ASII baru menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9,6 triliun dari target belanja modal akhir tahun sebesar Rp 16 triliun.
Karena itulah, Tira tak yakin ASII akan menyerap belanja modal seluruhnya. Pasalnya, beberapa bisnis ASII seperti bisnis alat berat juga tengah mengalami perlambatan. Dalam dua tahun terakhir ASII juga tak menghabiskan seluruh anggaran modal. Perseroan hanya menyerap capex sebesar Rp 11,9 triliun pada tahun 2013. Sehingga, pada tahun ini, ASII diperkirakan hanya menyerap belanja modal sebesar Rp 12 triliun.
Belanja modal tahun ini lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, seperti penyelesaian jalan tol Mojokerto-Kertosono. Sementara sebesar 24 persen dipakai untuk mengembangkan bisnis otomotif. "Jadi belanja modal akan dialihkan ke tahun depan," jelasnya, akhir pekan lalu. Informasi saja, belum lama ini ASII resmi mengoperasikan ruas tol Mojokerto-Kertosono. Ruas ini dibagi menjadi empat seksi. Per akhir September 2014, lahan yang telah dibebaskan untuk seksi II sekitar 82,53 persen dan yang sudah dalam tahap pembangunan sekitar 47,5 persen.
Sementara, untuk seksi III dan IV masing-masing lahan yang telah dibebaskan sekitar 86,75 persen dan 79,41 persen. Adapun, proses konstruksi di seksi III baru sekitar 7,7 persen. ASII mengestimasi, pembangunan ruas tol sepanjang 40,5 km ini menghabiskan biaya sekitar 350 juta dollar AS
No comments:
Post a Comment