PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) akan melakukan penggabungan usaha alias merger dengan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP). Aksi merger dengan salah satu perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo itu diperkirakan akan rampung di tahun ini. Ivy Santoso, Direktur Utama BEKS, menegaskan rencana tersebut dalam keterangan resmi pada Kamis (2/4/2015) lalu. "Rencana transaksi yang dilakukan bukanlah merupakan akuisisi, namun merger," tulis dia.
Adapun merger akan dilakukan antara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan BEKS. BABP sendiri merupakan anak usaha Grup MNC yang berada di bawah kendali BCAP. Sementara mayoritas saham BEKS dikuasi PT Recapital Securities. Namun sayang, kedua belah pihak belum membeberkan lebih detil rencana tersebut. Pihak BCAP dan BEKS masih dalam tahap kajian dan finalisasi dokumentasi.
Meski begitu, Presiden Direktur BABP Benny Purnomo menargetkan, proses merger akan selesai pada kuartal IV-2015. Saat ini prosesnya sudah berjalan hingga legalisasi hukum. Proses pengajuan izin akuisisi BEKS tengah diajukan BCAP kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Kementerian Hukum dan HAM.
Sejauh ini, Benny bilang, OJK mendukung langkah Grup MNC karena OJK memang menginginkan kondisi perbankan yang lebih sehat. Yang pasti, setelah BCAP membeli BEKS, perusahaan itu akan langsung menggabungkannya dengan BABP. "Nama bank hasil merger akan tetap MNC Bank," tegas Benny.
Sekadar mengingatkan, sebelumnya BCAP telah menempatkan dana sebesar Rp 100 miliar pada 31 Maret 2015 sebagai bagian komitmen rencana merger dengan BEKS. Meski proses merger hampir pasti digelar, BEKS maupun BCAP masih merahasiakan besaran saham dan nilai merger itu. "Kami tentu membeli saham mayoritas," ujar Darma Putra, Direktur Utama BCAP.
Sebagai lembaga keuangan, BCAP memang berhak memiliki saham BEKS hingga 40 persen saham. Dongrak dana murah Terlepas dari rencana merger, BEKS cenderung menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini lebih konservatif. Manajemen memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini masih akan rendah. "Apabila dalam perjalanannya, kondisi ekonomi lebih baik dari perkiraan, maka kami akan meninjau kembali rencana kami," kata Beni Nurtantijo, Plt Direktur Utama BEKS saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Namun ia enggan membeberkan secara persis target pertumbuhan kredit tahun ini. Tapi Beni menegaskan, BEKS masih akan fokus pada pengelola portofolio kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah ada. Dalam menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK), perusahaan juga belum mau mengungkapkan target pertumbuhannya tahun ini.
Yang jelas, BEKS berupaya meningkatkan kontribusi dana murah alias current account saving account (CASA) dengan tabungan dan giro. Manajemen akan menawarkan program dan fitur baru yang menarik di produk tabungan. Per Desember 2014, pendapatan BEKS turun 17,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 80,41 miliar.
Selain itu, tahun lalu BEKS juga mencetak rugi bersih Rp 119,17 miliar. Padahal di 2013, perusahaan masih mendapatkan laba sebesar Rp 96,27 miliar. Sekadar informasi, BEKS pertama kali beroperasi sebagai bank umum di Jakarta pada 9 Agustus 1993 silam dengan nama awalnya Bank Eksekutif Internasional.Lalu, pada tahun 2010, PT Recapital Securuties masuk sebagai pemegang saham pengendali perusahaan. Sejak saat itu pula, bank tersebut berubah nama menjadi PT Bank Pundi Indonesia Tbk
MNC Kapital tengah mengkaji penggabungan Bank MNC Internasional dengan bank lainnya. Saat ini, holding keuangan milik Hary Tanoesoedibjo itu tengah melaksanakan finalisasi kaji tuntas (due diligence) dan struktur merger, yang nantinya akan mengarah pada persiapan draft perjanjian merger.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Darma Putra, Direktur Utama MNC Kapital, menyampaikan, rencana merger Bank MNC sudah disampaikan ke Direktorat Pengawas Bank I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Januari 2015. "Saat ini, kami masih dalam tahap due diligence atas rencana akuisisi dan merger," terang Darma, Rabu (18/3/2015).
Merger Bank MNC tersebut akan terealisasi setelah MNC Kapital mengakuisisi bank lain. Untuk merealisasikan rencana itu, MNC Kapital berencana menggunakan dana internal atau penambahan modal. Darma menambahkan, MNC Kapital melakukan langkah itu untuk menciptakan sinergi dengan menggabungkan kekuatan bisnis yang dimiliki Bank MNC dengan kekuatan yang dimiliki bank lain. "Tujuannya untuk meningkatkan layanan perbankan kepada masyarakat sekaligus meningkatkan pangsar pasar di sektor ritel," imbuhnya.
Saat ini, MNC Kapital menggenggam 39,7 persen saham Bank MNC. Darma juga bilang, MNC Kapital sudah mengajukan permohonan kepada OJK untuk menambah kepemilikan sahamnya di Bank MNC. Kabar mengenai rencana merger ini telah mengangkat harga saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP). Hari ini, perdagangan saham ini dibuka di harga Rp 93 per saham. Kabar merger membuat harga saham ini sempat naik 3 persen menjadi Rp 96 per saham. Namun menjelang penutupan bursa, tepatnya hingga pukul 14.52 WIB hari ini, harganya sedikit turun menjadi Rp 95 per saham
Musim konsolidasi bank terus berlanjut. Sederet konglomerat terus memperbesar lini bisnis bank. Terbaru, Grup MNC dikabarkan membeli Bank Pundi. Grup MNC milik Hary Tanoe, sudah mencapai kesepakatan jual-beli dengan pemegang saham Bank Pundi pada Rabu, (1/4/2015) dini hari. "MNC sudah membeli Bank Pundi jam tiga pagi hari ini," tandas sumber.
MNC Grup ditenggarai mencaplok Bank Pundi lewat anak usahanya, MNC Kapital. Kepastian transaksi akusisi itu bahkan sudah mendapat konfirmasi dari pihak MNC Kapital, Bank Pundi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yang masih buram, besaran saham Bank Pundi yang dibeli MNC Kapital.
Berdasarkan catatan, MNC Kapital sudah berambisi membesarkan lini bisnis bank. Caranya, MNC Kapital berencana mengakuisisi bank lain dan setelah itu menggabungkan dengan Bank MNC atau yang dahulu bernama Bank ICB Bumiputera. Sementara itu, Direktur Utama MNC Kapital Darma Putra membenarkan kabar itu. "Memang sudah deal, tinggal perjanjian administrasi saja. Nanti akan kami umumkan, tunggu saja," ujar Darma
Taipan Hary Tanoesoedibjo melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk bakal menjadi pemegang saham pengendali bank hasil mergerantara PT Bank MNC Internasional Tbk dengan PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Direktur Utama MNC Kapital Indonesia Darma Putra mengatakan penggabungan Bank MNC dengan Bank Pundi akan menghasilkan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) sebagaisurviving company. Nantinya kepemilikan saham BABP terdiri dari PT Recapital Securities, PT MNC Kapital, dan masyarakat.
"Komposisi kepemilikan pada surviving company saat ini masih dalam tahap pembicaraan dan kajian antara BEKS, BABP, melalui masing-masing konsultan jasa penilai publik yang ditunjuk," ucapnya dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan MNC Kapital. Darma menegaskan emiten berkode saham BCAP tersebut nantinya akan menjadi pemegang saham pengendali bank hasil merger tersebut. Saat ini masih dikaji rencana dilakukannya tindakan korporasi pasca merger berupa penawaran umum terbatas (PUT) oleh bank hasil merger dengan tujuan untuk memperkuat permodalan.
Kedua perusahaan, ujar Darma, masih fokus pada penyelesaian merger secara hukum, selain juga mempersiapkan rencana-rencana yang terkait dengan operasional merger. Perseroan memastikan telah berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Departemen Pengawasan Perbankan I, dan Direktorat Pengawasan Bank III.
Direktur Utama Bank Pundi Indonesia (BEKS) Ivy Santoso membenarkan rencana pemegang saham pengendali bank hasil merger adalah MNC Kapital Indonesia. "Namun demikian, diharapkan RUPSLB dari masing-masing bank dapat diselenggarakan pada akhir Juni 2015," ia memaparkan. Dia mengatakan BCAP sebelumnya telah menyetorkan dana Rp 100 miliar sebagai bentuk komitmen perseroan terhadap rencana merger. Dana tersebut telah dicatat dalam rekening penampungan khusus sebagai komponen tambahan modal.
Bank milik konglomerat Sandiaga Salahuddin Uno tersebut membukukan rugi bersih Rp 119,17 miliar pada periode 2014 menyusul kemudian rencana diakuisisi oleh taipan Hary Tanoesoedibjo melalui MNC Kapital Indonesia. Setahun sebelumnya, BEKS masih meraup laba bersih Rp 96,27 miliar. Perhimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Pundi pada tahun lalu mencapai Rp 7,55 triliun, lebih rendah 1 persen dari tahun sebelumnya Rp 7,63 triliun. Kredit yang disalurkan mencapai Rp 6,41 triliun, turun 2 persen dari periode sebelumnya Rp 6,55 triliun.
No comments:
Post a Comment