PT Bank Central Asia Tbk membukukan kinerja keuangan pada triwulan I 2015 dengan laba bersih meningkat 10,7 persen menjadi 4,1 triliun dari Rp 3,7 triliun pada periode yang sama di 2014. Pendapatan operasional BCA naik 13,2 persen menjadi Rp 11,0 triliun selama triwulan I 2015 dibandingkan Rp 9,7 triliun triwulan I 2014.
Kendati telah membukukan peningkatan laba bersih, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, mengatakan telah terjadi perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan I 2015 dibandingkan pada periode yang sama pada 2014. Total kredit yang disalurkan BCA sampai akhir Maret 2015 tercatat Rp 335,6 triliun atau tumbuh 5,8 persen dari periode yang sama pada 2014 yaitu Rp 317,2 triliun. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pencapaian kuartal I 2014 yang tumbuh 19,7 persen.
“Ini terjadi karena adanya penurunan aktivitas bisnis telah memperlambat pertumbuhan kredit pada triwulan I 2015,” ujar Jahja saat ditemui dalam acara pemaparan kinerja BCA di Jakarta, Rabu, 29 April, 2015.
Di samping itu, pertumbuhan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) pada triwulan I 2015 juga naik dibandingkan pada periode yang sama pada 2014. Pada triwulan I 2014 NPL tercatat sebesar 0,5 persen dengan rasio cadangan kerugian 388 persen. Sedangkan pada rasio nonperforming loan (NPL) pada Maret 2015 meningkat sebesar 0,7 persen dengan rasio cadangan kerugian kredit sebesar 297,6 persen.
Melihat kondisi tersebut, kata Jahja, BCA berupaya mengamati mana saja industri yang berpotensi mengalami kenaikan roda ekonomi. Menurut Jahja, saat ini hampir seluruh sektor industri mengalami kelesuan ekonomi dari mulai industri ritel, makanan, hingga properti. “Kita akan melihat dan meneliti likuiditas dan mengamati industri mana yang sehat,” ujar Jahja.
Jahja mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi melambat, BCA akan terus berinvestasi guna memperkuat franchise value bank. Jahja berharap hal tersebut dapat membawa BCA pada posisi yang kokoh untuk menangkap peluang dari pertumbuhan industri dan ekonomi jangka panjang.
Adapun Kredit komersial dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih mendominasi portofolio kredit yang disalurkan BCA sepanjang triwulan pertama 2015. Dari total kredit yang disalurkan pada periode tersebut, sebanyak Rp 134,4 triliun atau 40,1 persennya merupakan kredit komersial dan UKM. Pertumbuhannya meningkat 8,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut mendukung pertumbuhan keseluruhan portofolio kredit.
Selanjutnya, kredit korporasi pada periode yang sama tercatat Rp 109,19 triliun atau sebanyak 32,5 persen dari total kredit. Sebanyak Rp 87,1 triliun sisanya merupakan kredit konsumer.
No comments:
Post a Comment