PT Pertamina (persero) dalam waktu dekat akan meluncurkan varian BBM baru bernama Pertalite. Dengan produk baru, Pertamina ingin menawarkan varian baru kepada masyarakat. Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin menilai Pertamina hanya mencari keuntungan semata lewat Pertalite. Dengan alasan rugi, Safrudin melihat Pertamina ingin mencari pendapatan tambahan dari produk baru BBM tersebut.
"Sangat tidak mungkin Pertamina merugi, karena Pertamina tidak pernah menjual BBM dengan harga di bawah pasar," ujar Safrudin di Jakarta, Selasa (21/4/2015). Safrudin memaparkan selama menjual BBM bersubsidi jenis premium, Pertamina selalu dibantu pemerintah melalui subsidi. Bahkan saat ini harga BBM premium sudah mengikuti mekanisme pasar, dilihat dari harga minyak dunia.
"Sekalipun ada kerugian, itu kan di subsidi oleh Pemerintah. Jadi sangat aneh jika Pertamina merugi," ungkap Safrudin. Rencananya Pertalite akan dijual dengan harga di kisaran Rp 8.300 sampai Rp 8.500 per liter. Harga tersebut, menurut Safrudin sangat membebankan kepada rakyat, apalagi jika premium akan dihapus.
"Sangat tidak fair kalau kesalahan manajemen yang menyebabkan kerugian lalu dibebankan ke masyarakat," papar Ahmad. Dari data Pertamina pada periode Januari dan Februari 2015 perseroan merugi 212 juta dollar AS atau setara dengan Rp2,7 triliun. Untuk itu Pertamina melakukan sistem otomasi untuk menghemat biaya distribusi BBM dan elpiji saat ini.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap wajar jika produk bahan bakar minyak (BBM) varian baru, Pertalite dijual dengan harga lebih mahal dibandingkan premium. Kalla memastikan kualitas pertalite lebih baik dibandingkan premium. "Otomatis, kau beli kualitas baik, otomatis naik dong (harganya)" ucap dia di Jakarta, Selasa (20/4/2015).
BBM merek Pertalite dikabarkan memiliki kandungan oktan 90 atau di antara kualitas premium dan pertamax. Ia juga mengatakan bahwa pemasaran Pertalite merupakan salah satu upaya pemerintah memperbaiki kualitas bahan bakar dalam negeri. Di samping itu, Pertalite diharapkan bisa menjaga kualitas mesin kendaraan. "Itu berguna untuk memperbaiki kelancaran kendaraan masing-masing karena oktan makin baik. Karena semakin tinggi oktannya kan semakin baik, itu hanya bicara oktan saja, bicara kualitas," tutur Kalla.
Pertamina berencana mulai memasarkan Pertalite pada Mei mendatang. Produk alternatif tersebut akan dilepas ke pasaran dengan harga di antara harga Premium dan Pertamax, yakni pada kisaran Rp 8.000 hingga Rp 8.300 per liter. Pertamina juga memastikan tidak menghapus Premium meskipun Pertalite sudah dipasarkan nanti.
Sementara itu, terkait dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi untuk penghapusan Premium, VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro memastikan Pertamina akan menjadikan rekomendasi tersebut sebagai pertimbangan.
No comments:
Post a Comment