Neraca dagang selama tiga bulan pertama 2015 mencatat surplus yang besar yaitu 2,43 miliar dollar AS. Hal ini mendorong current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan menuju ke level yang lebih rendah dari perkiraan semula.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, defisit transaksi berjalan triwulan pertama akan berada pada level 1,6 persen dari PDB. Sebelumnya, otoritas moneter tersebut memperkirakan defisit bakal berada pada rentang 1,8 persen-2 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung mengatakan perkiraan yang lebih rendah ini dikarenakan surplus neraca dagang Maret yang mencapai 1,13 miliar dollar AS. Alhasil selama tiga bulan neraca dagang mencatat surplus hingga 2,43 miliar dollar AS. Nilai ini jauh lebih tinggi dibanding surplus Januari-Maret 2014 yang sebesar 1,07 miliar dollar AS.
Selain neraca perdagangan yang mencatat kabar positif, menurut Juda, kegiatan ekonomi pada triwulan pertama pun masih rendah sehingga neraca pendapatan juga lebih rendah dibanding perkiraan semula. "(Outlook hingga akhir tahun) masih di sekitar 3 persen. Ada kemungkinan sedikit di bawah 3 persen," ujar Juda akhir pekan lalu.
Bila melihat tahun lalu, neraca transaksi berjalan mencatat defisit 4,15 miliar dollar AS atau 1,97 persen dari PDB. Pada triwulan II, Juda bilang defisit transaksi berjalan akan naik sesuai periodenya karena proyek infrastruktur pemerintah sudah mulai jalan sehingga impor naik dan repatriasi dividen atau aset ke luar negeri yang mulai dilakukan pada bulan Juni.
Tahun lalu, defisit transaksi berjalan triwulan II mencapai 8,94 miliar dollar AS atau 3,97 persen dari PDB.
No comments:
Post a Comment