Sepanjang kuartal I/2015, kawasan Asia Tenggara menjadi pasar utama ekspor kendaraan dan bagiannya dari Indonesia. Nilai ekspor buat Indonesia sebanyak US$606,8 juta atau 43,2 persen dari total nilai ekspor kendaraan dan bagiannya yang mencapai US$1,402 miliar. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kendaraan dan bagiannya ke sepuluh negara kawasan tersebut didominasi ke Filipina, Thailand, dan Malaysia. Ketiganya merupakan pasar terbesar bagi produk kendaraan dan bagiannya dari Indonesia.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, ekspor Indonesia ke Filipina mencapai US$ 186,7 juta (Rp 2,4 triliun). Filipina merupakan pasar yang gemuk buat produk kendaraan kategori 1.000 cc hingga 1.500 cc non CKD (complete knock down) dari Indonesia dengan catatan ekspor sebanyak US$ 47,4 juta (Rp 616 miliar).
Negara yang berada di ujung utara Pulau Sulawesi itupun masih merupakan pasar potensial bagi produk kendaraan lainnya, yakni kategori motorcar yang meraih nilai ekspor sekitar US$6,7 juta. Selebihnya, Filipina adalah surga buat produk komponen asal Indonesia. Pasar ekspor terbesar kedua di Asean buat Indonesia, ialah Thailand. Negeri yang tengah terombang-ambing kemelut politik internal itu masih dapat menyerap produk kendaraan dan bagiannya asal Indonesia senilai US$ 176,8 juta.
Sementara itu, negeri jiran Malaysia pun menampung produk ekspor kendaraan dan bagiannya senilai US$ 102,2 juta. Sama halnya dengan Filipina, negara tetangga paling dekat dari Indonesia itu merupakan pasar yang besar bagi produk kendaraan kategori 1.000 cc-1.500 cc dengan nilai ekspor mencapai US$10,7 juta. Dari negara Asean lainnya, yaitu Singapura, Indonesia meraih nilai ekspor kendaraan dan bagiannya yang cukup lumayan. Selama Januari hingga Maret tahun ini, nilai ekspor dari Singapura tersebut telah mencapai US$60,8 juta.
Bedanya, Singapura lebih banyak menyerap produk komponen kendaraan dari Indonesia, hanya sedikit produk kendaraan baik CKD maupun CBU (Completely Build Up) yang dibeli konsumen dari sana. Produk turunan otomotif, seperti ban mencatatkan nilai ekspor ke Singapura yang mencapai US$33juta. Lain hal dengan Vietnam. Meski nilai ekspor yang dapat dikoleksi dari ‘Negeri Paman Ho’ masih berkisar US$24,3 juta, namun ke depan terdapat potensi besar bagi pasar produk ekspor.
Dari sisi produk yang laris di Vietnam, sedan 1.500 cc-1.800 cc cukup diminati dengan jualan senilai US$4 juta, sedangkan kendaraan komersial logistik sebesar US$1,8 juta. Dari dua produk paling diminati tersebut, artinya Vietnam tengah berada dalam tahap perkembagan perekonomian yang positif. Selanjutnya, kontribusi nilai ekspor produk Indonesia pun datang dari Brunei Darussalam. Sepanjang kuartal I/2015, penjualan produk kendaraan dan bagiannya ke Brunei mencapai US$9,5 juta.
Tiga negara kawasan, Myanmar, Kamboja, terlebih Laos bukan sasaran empuk bagi produk eskpor Indonesia. Nilai ekspor ketiganya masih sekitar US$10,2 juta. Sebagai catatan, nilai ekspor dari Kamboja lebih banyak disumbangkan produk sepeda motor, sedangkan Myanmar dan Laos adalah pasar komponen serta kendaraan berkapasitas mesin kecil.
Indonesia semakin mapan menjadi pemain utama produk otomotif di kawasan Asia Tenggara. Sepanjang kuartal pertama 2015, kawasan Asia Tenggara menjadi pasar utama ekspor kendaraan dan bagiannya dari Indonesia. Nilai ekspor Indonesia sebanyak US$ 606,8 juta atau 43,2 persen dari total nilai ekspor kendaraan dan bagiannya yang mencapai US$ 1,402 miliar.
Data Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor kendaraan dan bagiannya ke-10 negara kawasan tersebut didominasi ke Filipina, Thailand, dan Malaysia. Ketiganya merupakan pasar terbesar bagi produk kendaraan dan bagiannya dari Indonesia. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, ekspor Indonesia ke Filipina mencapai US$ 186,7 juta. Filipina merupakan pasar yang gemuk buat produk kendaraan kategori 1.000 cc hingga 1.500 cc non-CKD (completely knocked down) dari Indonesia dengan catatan ekspor sebanyak US$ 47,4 juta.
Negara yang berada di ujung utara Pulau Sulawesi itupun masih merupakan pasar potensial bagi produk kendaraan lainnya, yakni kategori motorcar yang meraih nilai ekspor sekitar US$ 6,7 juta. Selebihnya, Filipina adalah surga buat produk komponen asal Indonesia. Pasar ekspor terbesar kedua di ASEAN adalah Thailand. Negeri yang tengah terombang-ambing kemelut politik internal itu masih dapat menyerap produk kendaraan dan bagiannya asal Indonesia senilai US$ 176,8 juta.
Negeri jiran Malaysia pun menampung produk ekspor kendaraan dan bagiannya senilai US$ 102,2 juta. Sama halnya dengan Filipina, negara tetangga paling dekat dari Indonesia itu merupakan pasar yang besar bagi produk kendaraan kategori 1.000-1.500 cc dengan nilai ekspor mencapai US$ 10,7 juta. Dari negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura, Indonesia meraih nilai ekspor kendaraan dan bagiannya yang cukup lumayan. Selama Januari hingga Maret tahun ini, nilai ekspor dari Singapura tersebut telah mencapai US$ 60,8 juta.
Singapura lebih banyak menyerap produk komponen kendaraan dari Indonesia, hanya sedikit produk kendaraan baik CKD maupun CBU (completely built up) yang dibeli konsumen dari sana. Produk turunan otomotif, seperti ban mencatatkan nilai ekspor ke Singapura yang mencapai US$ 33juta.
Untuk pasar Vietnam nilai ekspornya baru sebesar US$ 24,3 juta. Namun negara komunis ini punya potensi besar bagi pasar produk ekspor otomotif Indonesia. Dari sisi produk yang laris di Vietnam, sedan 1.500-1.800cc cukup diminati dengan jualan senilai US$ 4 juta, sedangkan kendaraan komersial logistik sebesar US$ 1,8 juta. Selanjutnya, kontribusi nilai ekspor produk Indonesia pun datang dari Brunei Darussalam. Sepanjang kuartal I 2015, penjualan produk kendaraan dan bagiannya ke Brunei mencapai US$ 9,5 juta.
Tiga negara kawasan, Myanmar, Kamboja, terlebih Laos, bukan sasaran empuk bagi produk eskpor Indonesia. Nilai ekspor ketiganya masih sekitar US$ 10,2 juta. Sebagai catatan, nilai ekspor dari Kamboja lebih banyak disumbangkan produk sepeda motor, sedangkan Myanmar dan Laos adalah pasar komponen serta kendaraan berkapasitas mesin kecil.
No comments:
Post a Comment