Thursday, April 30, 2015

Laba Bersih Adira Finance Kuartal Pertama Anjlok 81,5 Persen

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk hanya mencatatkan laba bersih Rp 76 miliar pada kuartal I 2015, anjlok 81,5 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu Rp 411 miliar. Merosotnya keuntungan perusahaan pembiayaan itu disinyalir akibat melemahnya ekonomi domestik, serta meningkatnya komponen biaya.

Penyaluran kredit baru Adira tercatat senilai Rp 7 triliun dalam tiga bulan pertama 2015. Angka tersebut turun 15,71 persen dari perolehan kuartal I 2014 yang sebesar Rp 8,1 triliun.  Willy Suwandi Dharma, Direktur Utama Adira mengungkapkan, koreksi ini terutama disebabkan oleh adanya perubahan pengakuan pendapatan terkait Surat Edaran Nomor SE-06/D.05/2013 Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Tarif Premi Serta Ketentuan Biaya Akuisisi pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor.

"Selain itu juga disebabkan oleh kenaikan pada beban pendanaan sehubungan dengan masih tingginya suku bunga pasar, peningkatan biaya kredit, penaikan biaya operasional dipicu penyesuaian gaji tahunan dan penaikan UMR," jelasnya di Jakarta, Kamis (30/4). Terkait kondisi ekonomi dalam negeri, Willy mengakui selama Januari-Maret 2015 ada tekanan yang membayangi hampir semua kinerja makro di Indonesia. Menurutnya, inflasi masih terbilang tinggi, yang ditutup pada level 6,38 persen kuartal I ini (year on year).

"Penyebabnya adalah naiknya harga bahan bakar pada akhir tahun lalu. Pada saat yang sama, panen komoditas pangan pun belum merata sehingga terjadi kenaikan harga bahan makanan," ujarnya.  Sementara itu, lanjutnya, penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang global termasuk rupiah juga turut menyebabkan kenaikan biaya impor. Hal ini juga berpengaruh pada kenaikan harga jual kendaraan bermotor.

"Karenanya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini hanya berada di kisaran 5 persen yang disebabkan pelemahan harga komoditas dan turunnya pertumbuhan investasi," jelasnya.

Willy menjelaskan keseluruhan faktor tersebut telah menekan daya beli masyarakat sehingga mengakibatkan turunnya penjualan kendaraan bermotor pada kuartal I 2015. Penjualan wholesale nasional untuk sepeda motor baru mencapai 1,6 juta unit pada kuartal I 2015, turun 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Ini merupakan penjualan kuartalan pada level terendah dalam lima tahun terakhir ini. Sementara penjualan wholesale nasional mobil turun 14 persen menjadi 282 ribu unit pada kuartal I tahun ini,” katanya. Willy mengungkapkan pihaknya masih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan agar menjaga keseimbangan antara keuntungan dan kualitas aset perseroan.

“Saat ini, daya beli masyarakat masih tertekan dengan berbagai indikator makroekonomi Indonesia yang masih membebani,” jelasnya. Direktur Manajemen Resiko Adira, Ho Lioeng Min mengatakan pihaknya masih melanjutkan upaya pengelolaan kredit yang prudent dalam melakukan proses pembiayaan baru serta memperkuat sistem penagihan.

“Hasilnya, rasio kredit macet (non performing loan/NPL) berada pada level 1,6 persen pada akhir Maret 2015. Targetnya pada tahun ini akan terus kami jaga di bawah 2 persen,” jelasnya.

No comments:

Post a Comment