Emas dan dollar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dollar AS turun, maka harga emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dollar AS menjadi lebih murah bagi investor.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Johnson Redbook pada Selasa menunjukkan Indeks Penjualan Eceran AS meningkat 0,8 persen pada pertengahan April, setelah naik 1,1 persen pada pertengahan Maret. Ini sedikit lebih buruk dari yang diharapkan, tetapi para analis mengatakan bahwa angka-angka mungkin akan sedikit terganggu oleh akhir pekan Paskah, dan memperkirakan angka akan segera kembali normal.
Analis mengingatkan bahwa peningkatan di pasar ekuitas global dan AS akan segera memberikan tekanan pada logam mulia, dan bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang diperkirakan tahun ini akan mempertahankan emas pada tren menurun.
Perak untuk pengiriman Mei bertambah 11,9 sen, atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 16,008 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 3,7 dollar AS, atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 1.152,50 dollar AS per ounce.
Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk hari ini, Rabu (22/4/2015) bergerak naik. Seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548.000. Angka ini naik Rp 2.000 jika dibandingkan dari posisi harga Selasa (21/4/2015). Sedangkan harga rata-rata satu gram emas untuk pecahan 500 gram dibanderol seharga Rp 508.600 per gram.
Sementara untuk harga pembelian kembali emas (buyback) oleh pihak Antam hari ini juga naik Rp 2.000. Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 488.000 per gram.
Berikut harga emas batangan Antam:
- 1 gram: Rp 548.000
- 5 gram: Rp 2.595.000
- 10 gram: Rp 5.140.000
- 25 gram: Rp 12.775.000
- 50 gram: Rp 25.500.000
- 100 gram: Rp 50.950.000
- 250 gram: Rp 127.250.000
- 500 gram: Rp 254.300.000
Kenaikan indeks dollar AS berpotensi menekan posisi rupiah ke level psikologis 13.000 per dollar AS. Belum adanya tanda-tanda disetujuinya laporan pertanggungjawaban pinjaman oleh Yunani kepada Troika ataupun pemberian pinjaman lajutan sebelum habisnya kas pemerintah Yunani, semakin menambah kekhawatiran bahwa Yunani pada akhirnya harus keluar dari Zona Euro.
Situasi tersebut terus menekan euro yang hingga dini hari tadi kembali melemah walaupun hanya tipis. Sementara itu indeks dollar AS yang mulai kembali mendapatkan momentum penguatannya terutama semenjak angka inflasi mulai beranjak dari zona negatif, masih mempunyai ruang untuk terus naik. Ini terkait juga dengan gelaran FOMC Meeting The Fed pada 28-29 April pekan depan.
Rupiah di sisi lain mengalami pelemahan semenjak awal pekan ini. Level psikologis rupiah di Rp 13.000 menjadi ujian kekuatan rupiah. Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pelemahan serentak mata uang lain menunjukkan pengaruh kuat kenaikan indeks dollar AS.
Surplus neraca perdagangan yang dicapai di Maret belum mampu untuk mempertahankan penguatan rupiah untuk waktu yang panjang. Imbal hasil SUN masih terlihat naik seiring dengan naiknya imbal hasil di tingkat global. Selain dipimpin oleh US Treasury, kenaikan tersebut juga akibat aksi jual pada obligasi pemerintah Yunani.
"Hari ini rupiah berpeluang melanjutkan pelemahannya walaupun tekanannya diprediksi lebih lemah dari sebelumnya," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
No comments:
Post a Comment