Penjualan rokok PT H.M Sampoerna Tbk sepanjang kuartal I/2015 tumbuh 11,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu didorong oleh penjualan rokok sigaret kretek mesin. Berdasarkan bahan paparan Public Expose di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan penjualan rokok bersih (tidak termasuk cukai) perseroan tercatat Rp 11,93 triliun atau tumbuh 11,6% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Tingginya beban penjualan yang juga tumbuh hingga 11,3% menjadi Rp 6,47 triliun dari Rp 5,81 triliun membuat laba bersih perseroan sedikit tertahan. Laba bersih perseroan tercatat Rp2,90 triliun atau tumbuh 5,2% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang Rp2,75 triliun.
Sepanjang periode tersebut, volume penjualan rokok perseroan mencapai 27,7 miliar batang atau tumbuh 8,6% dibandingkan kuartal I/2014 yang sekitar 25,5 miliar batang. Penjualan terbesar ditopang oleh rokok sigaret kretek mesin (SKM) yang mencapai 18 miliar batang atau naik dari penjualan periode sebelumnya yang 15,5 miliar batang.
Adapun, rokok sigaret putih mesin (SPM) hanya tumbuh tipis dari 3,9 miliar batang menjadi 4 miliar batang. Sementara itu, rokok sigaret kretek tangan (SKT) perseroan turun dari 6,1 miliar batang menjadi 5,7 miliar batang. PT HM Sampoerna menyelesaikan pembangunan pabrik rokok di Karawang, Jawa Barat. Presiden Direktur HM Sampoerna Paul Janelle mengatakan pabrik ini dibangun untuk menggenjot ekspor rokok perseroan. "Rampung lima bulan lalu, sekarang beroperasi," ujarnya setelah bertemu dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Paul menuturkan pabrik baru akan membuat sigaret kretek mesin (SKM). Namun Paul enggan menyebutkan nilai investasi untuk pabrik baru ini. Dia hanya memberikan gambaran, dalam sepuluh tahun terakhir, Sampoerna membelanjakan modal Rp 50 triliun dan nilai total pajak yang dibayar mencapai Rp 50 triliun.
Kepala Bagian Komunikasi dan Perdagangan Internasional HM Sampoerna Elvira Lianita mengatakan perseroan kini memiliki dua pabrik SKM, yakni di Karawang dan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Sampoerna juga punya tiga pabrik sigaret kretek tangan (SKT), yaitu di Surabaya, Malang, dan Probolinggo. Pabrik SKT lebih banyak karena Sampoerna bekerja sama dengan 38 mitra produksi. "Ada 85 ribu karyawan. Kebanyakan ibu-ibu pelinting SKT," ujar Elvira.
Menurut Elvira, sebelum pabrik di Karawang beroperasi, sebagian besar produksi rokok Sampoerna dijual di dalam negeri. Hanya sebagian kecil yang diekspor ke 39 negara, antara lain Malaysia dan Australia. (Bac
No comments:
Post a Comment