Kalau kita lihat di kuartal pertama ini belanja pemerintah belum naik signifikan, belum terlihat pengeluaran pemerintah sejak Presiden Jokowi yang sifatnya ke pertumbuhan ekonomi, kebanyakan konsumtif dan masih berorientasi pada kesejahteraan diri sendiri daripada kesejahteraan rakyat misalnya nambah kendaraan, nambah gaji pegawai tapi ke pembangunan belum ada sama sekali.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kala penutupan pasar berada di Rp 12.955/US$. Aktivitas pasar hari ini berjalan ramai. Terjadi 243.333 kali transaksi yang melibatkan 8,8 miliar unit saham senilai Rp 9,7 triliun. Di atas rata-rata transaksi harian yang sekitar Rp 6 triliun. Saham-saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya Taisho Pharmaceutical Indonesia (SQBI) turun Rp 20.000 menjadi Rp 290.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.500 menjadi Rp 52.000, dan Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 1.975 menjadi Rp 20.025.
Sedangkan saham-saham yang masih bisa menguat dan masuk jajaran top gainers antara lain HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.000 menjadi Rp 75.000, Pioneerindo Gourmet International (PTSP) naik Rp 400 menjadi Rp 8.000, dan SILO (Siloam) naik Rp 375 menjadi Rp 14.400, Enseval Putera Megatrading (EPMT) naik Rp 245 menjadi Rp 3.245.
Sementara bursa Asia mayoritas bergerak menguat. Berikut perkembangan sejumlah bursa Asia:
- Nikkei 225 turun 36,72 (0,18%) menjadi 19.983,32.
- Hang Seng naik 365,74 poin (1,3%) ke 28.426,72.
- Straits Times turun 2,01 poin (0,06%) menjadi 3.510,99
- Shanghai Composite Index naik 133,71 poin (3,04%) menjadi 4.527,40.
"Kalau dari sementara ini, dari ekspektasi kinerja para emiten yang di bawah perkiraan yang memberikan respons negatif pada pelaku pasar," jelas Reza Senin (27/4/2015). Kemudian, adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia turun di kuartal I-2015. Pelaku pasar memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 di kisaran 4,75-4,9%. Hingga setengah hari lebih ini, Reza mengatakan, dana asing yang keluar dari bursa saham adalah Rp 1,4 triliun.
Lantas sampai kapan ini terjadi? Reza mengatakan, dari historisnya, kondisi ini tidak akan berlangsung lama. "Karena kalau pasar saham turun, banyak saham murah. Yang memegang uang tunai akan memanfaatkan momentum ini," tutur Reza.
"Laporan keuangan kuartal satu di bawah estimasi para analis, seperti Unilever, Bank Mandiri, Astra Agro Lestari, ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di bawah ekspektasi," kata Kiswoyo. Di samping itu, Kiswoyo menjelaskan, para pelaku pasar masih akan menunggu pengumuman data-data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa waktu ke depan.
Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 diperkirakan akan berada di level 5,1-5,2%. Sektor UMKM dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Seberapa besar pengaruhnya, kita lihat nanti data-data ekonomi yang akan dirilis," katanya.
"Laporan keuangan pada turun, tidak sesuai ekspektasi. Kayak AALI, BMRI, TINS. Jadi pasar drop. Jadi tinggal menunggu outlook data ekonomi," kata dia. Reza menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga-harga barang. Di samping itu, belanja pemerintah juga masih minim.
Namun begitu, penurunan IHSG ini bersifat sementara. Pelaku pasar akan kembali memanfaatkan posisi beli saat pasar sedang turun. "Sifatnya sementara, tidak akan berkepanjangan, ketika drop pasti akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk bisa masuk lagi," katanya. Sebagai informasi, Bank Mandiri (BMRI) membukukan laba bersih di kuartal I-2015 naik 4,3% menjadi Rp 5,1 triliun. Sementara di kuartal I-2015 laba bersih Bank Mandiri tercatat naik 14,5% menjadi Rp 4,9 triliun.
Sementara PT Timah Tbk (TINS) pada kuartal I-2015 tercatat rugi bersih Rp 19,1 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya membukukan laba bersih Rp 95,02 miliar. Sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada kuartal I-2015 labanya tercatat anjlok 80% menjadi Rp 156,09 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 784,6 miliar.
No comments:
Post a Comment