Monday, April 20, 2015

Lippo Cikarang dan Karawaci Cetak Laba Rp 844 Miliar dan Rp 2,55 Triliun

Perusahaan properti kawasan industri, PT Lippo Cikarang Tbk. mencetak laba bersih Rp 844 miliar pada tahun 2014, naik 43 persen dari Rp 591 miliar di tahun 2013 karena ditopang peningkatan pendapatan sebesar 35 persen menjadi Rp 1,79 triliun dari Rp 1,32 triliun. Meow Chong Loh, Presiden Direktur Lippo Cikarang mengatakan hal ini menunjukkan bahwa pihaknya telah menuai manfaat dari visi jangka panjang serta skala investasi perseroan di bidang infrastruktur yang pada gilirannya menjadi dasar pertumbuhan dan profitabilitas dari unit bisnis.

“Hal ini akan terus mendorong pertumbuhan kami di tahun-tahun mendatang, terutama dalam pembangunan infrastruktur proyek baru Orange County Globally Connected City seluas 322 hektar,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin (30/3). Dia menambahkan, 82,3 hektar dari total lahan diperuntukkan sebagai area Lippo Central Business District (Lippo CBD) Orange County berlokasi di Cikarang dan merupakan pusat bisnis dan gaya hidup (center-hub) di koridor timur Jakarta dengan nilai investasi sebesar Rp 250 triliun.

“Kami melihat prospek ini sangat menjanjikan karena adanya wacana pengembangan dua infrastruktur strategis yaitu Internasional Karawang Airport dan Cilamaya Deep New Port, sebagaimana dilansir oleh media berdasarkan pernyataan Menteri Perhubungan baru-baru ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Meow menyatakan meskipun dilatar-belakangi oleh ketidak pastipatian perekonomian yang dan berlanjutnya pengetatan peraturan KPR di tahun 2014, Lippo Cikarang masih melihat masa depan yang menjanjikan dan memberikan kinerja yang solid.  “Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan kami di tahun-tahun mendatang,” katanya.

Diketahui, pendapatan dari Hunian, Ruko dan Apartemen tumbuh sebesar 118 persen menjadi Rp 781 miliar atau sebesar 44 persen dari total pendapatan. Sementara pendapatan dari Divisi Industri dan Komersial sebesar Rp 815 miliar menyumbang 45 persen terhadap total pendapatan. Adapun, pendapatan dari Pengelolaan Kota, tumbuh 21 persen menjadi Rp 170 miliar di tahun 2014 dari Rp 141 miliar di tahun 2013, memberikan kontribusi sebesar 10 persen terhadap total pendapatan Lippo Cikarang.

Sementara itu laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) tumbuh sebesar 46 persen menjadi Rp 941 miliar di tahun 2014 dari Rp 645 miliar di tahun 2013 yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan. Lippo Cikarang adalah pengembang kawasan perkotaan dengan luas sekitar 3.000 hektar di mana industri sebagai basis ekonomi. Lippo Cikarang telah membangun lebih dari 14.000 hunian, dengan populasi 45.000 dan 350.000 orang yang bekerja setiap hari disekitar 820 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.

Perusahaan properti, PT Lippo Karawaci Tbk., berhasil meraup laba bersih mencapai Rp 2,55 triliun sepanjang 2014, naik 107 persen dari Rp 1,23 triliun di tahun 2013 yang berasal dari naiknya pendapatan menjadi Rp 11,66 triliun dari Rp 6,66 triliun. Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur Lippo Karawaci menyatakan pihaknya sangat gembira melaporkan rekor pertumbuhan pendapatan dan laba bersih untuk tahun 2014 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Hal ini menunjukkan kami telah menuai manfaat dari visi jangka panjang serta skala investasi Lippo Karawaci pada development property secara nasional, yang pada gilirannya menjadi dasar pertumbuhan dan profitabilitas dari unit bisnis utama kami,” uajrnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (27/3).

Dia menjelaskan, capaian ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan di tahun-tahun mendatang khususnya dalam bidang pengembangan kota mandiri, healthcare, proyek large scale integrated serta divisi mal komersial. Prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan neraca telah menjadi bagian dari model bisnis perseroan, lanjutnua. “Dengan pertumbuhan laba di tahun 2014, kami berhasil menurunkan rasio hutang terhadap ekuitas dan net gearing rasio masing-masing menjadi 0,6 dan 0,4,” katanya.

Ketut menyatakan gembira melihat kinerja divisi healthcare Lippo Karawaci telah berada di jalur yang tepat dan telah menuai manfaat dari skala operasi nasional yang terus berkembang serta dari investasi proyek proyek rumah sakit baru yang mana kami harapkan akan menciptakan nilai jangka panjang yang signifikan bagi para pemegang saham.

“Di tahun ini, kami akan membuka 6 rumah sakit dan 4 Siloam Express lagi," ungkapnya. Terkait kinerja, pendapatan dari divisi urban development naik 200 persen menjadi Rp 5,65 triliun didukung oleh penjualan aset Mal Kemang ke Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMIRT) sebesar Rp 3,37 triliun.

Sementara, pendapatan dari divisi large scale integrated tumbuh sebesar 19 persen menjadi Rp 1,33 triliun pada 2014 dari Rp 1,12 triliun pada tahun sebelumnya dimana penjualan dari proyek yang ada seperti Kemang Village dan St Moritz telah dibukukan. Adapun pendapatan dari divisi healthcare tumbuh sebesar 33 persen menjadi Rp 3,34 triliun. Siloam telah membuka 4 rumah sakit baru sepanjang tahun, sehingga telahmengoperasikan 20 rumah sakit pada akhir 2014.

Yang lebih penting adalah keberlanjutan ekspansi dari margin EBITDA dimana pendapatan dari rumah sakit baru mulai dibukukan. Pendapatan dari pasien rawat inap naik dengan mengesankan sebesar 34 persen, sedangkan kunjungan rawat jalan tumbuh sebesar 24 persen.

Divisi komersial Lippo Karawaci mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 16 persen menjadi Rp 668 miliar, terutama didorong oleh kenaikan pendapatan Mal yang naik sebesar 52 persen menjadi Rp 307 miliar, dengan kontribusi dari Mal Kuta Icon selama setahun penuh ditambah dengan pembukaan 2 mal baru yaitu Lippo Mall Puri dan Lippo Plaza Buton (Bau-bau).

Untuk bisnis asset management yang terdiri dari town management dan portofolio serta properti management, tumbuh sebesar15 persen menjadi Rp 665 miliar di tahun 2014 dari Rp 580 miliar di tahun 2013. Lebih lanjut, pendapatan development tumbuh sebesar 132 persen menjadi Rp 6,98 triliun yang memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap total pendapatan. Sementara itu, pendapatan recurring tumbuh sebesar 28 persen menjadi Rp 4,68 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 40 persen dari total pendapatan

No comments:

Post a Comment