Sunday, April 26, 2015

Presiden Jokowi Putuskan Untuk Terbitkan Surat Hutang Senilai Rp. 10 Triliun

Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menutup April 2015 dengan rencana menerbitkan surat utang negara (SUN) senilai Rp 10 triliun. Empat SUN yang akan dilelang pekan depan yaitu Seri SPN12160204 (reopening), FR0069 (reopening) dan FR0071 (reopening), dan FR0067 (reopening).

Keterangan resmi dari Kementerian Keuangan selaku instansi yang menerbitkan SUN, lelang tersebut akan dilakukan pada Selasa (28/4). Pengumuman hasil lelang akan dilakukan pada hari yang sama, sementara penyelesaian kewajiban pemenang atau setelmen akan dilakukan Kamis (30/4).

“Lelang ini bersifat terbuka (open auction) dengan metode harga beragam (multiple price) yang akan dilakukan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia,” bunyi keterangan tersebut, dikutip Minggu (26/4). Secara rinci, SUN seri SPN12160204 akan jatuh tempo pada 4 Februari 2016, pembayaran bunganya akan dilakukan secara diskonto. Seri FR0069 akan jatuh tempo pada 15 April 2019, menawarkan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 7,875 persen.

Sementara, seri FR0071 yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2029 dan seri FR0067 yang akan jatuh tempo pada 15 Februari 2044 masing-masing menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 9 persen dan 8,75 persen. Sebagai informasi, realisasi penarikan utang dari pasar obligasi negara selama kuartal I 2015 sebesar Rp 144,39 triliun atau 48,5 persen dari yang ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP).

Melonjaknya penarikan utang nasional dalam tiga bulan terakhir ditanggapi santai oleh Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro. Menurutnya, hal itu wajar mengingat pemerintah sengaja menggenjot pembiayaan APBNP 2015 di awal tahun (front loading strategy). "Karena memang kami melakukan strategi front loading," kata Bambang di sela acara World Economic Forum (WEF) di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (21/4).

Sementara itu, Bank Indonesia baru saja melaporkan lonjakan utang luar negeri per Februari 2015 sebesar 9,4 persen menjadi US$ 298,9 miliar jika dibandingkan dengan posisi Februari 2014.  Kendati realisasi belanja negara masih rendah, kata Bambang, front loading strategy tetap diperlukan guna mengantisipasi pengetatan likuiditas global akibat rencana Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan.

Sepinya minat investor membuat pemerintah gagal mencapai target raupan hasil penerbitan Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (14/4) lalu. Dari target indikatif mencapai Rp 10,01 triliun, pemerintah tercatat hanya mampu menyerap Rp 8,66 triliun saja. Berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, pada Rabu (15/4), pemerintah melaksanakan lelang surat utang negara (SUN) hari ini untuk seri SPN12160107 (reopening), FR0069 (reopening) dan FR0071 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Total penawaran yang masuk mencapai Rp 10,014 triliun,” tulis pihak DJPPR. Pihak DJPPR menjelaskan, SUN seri SPN12160107 yang akan jatuh tempo 7 Januari 2016 diserap Rp 1,75 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,9 persen . Adapun jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 1,95 triliun. Sementara seri FR0069 yang jatuh tempo 15 April 2019 dimenangkan Rp 3,10 triliun dari jumlah penawaran yang masuk Rp 3,42 triliun. Seri ini diserap dengan yield rata-rata tertimbang 7,24 persen dan kupon 7,8 persen. Sedangkan yield tertinggi yang dimenangkan sebesar 7,29 persen.

Lebih lanjut, Seri FR0071 yang akan jatuh tempo 15 Maret 2029 diserap Rp 3,81 triliun dari jumlah penawaran yang masuk Rp 4,64 triliun . Seri ini menetapkan yield rata-rata tertimbang 7,50 persen dengan yield tertinggi dimenangkan 7,54 persen dan tingkat kupon 9 persen.

"Total nominal yang dimenangkan dari ketiga seri tersebut adalah Rp 8.660.000.000.000," tulis keterangan tersebut. Untuk diketahui, lelang ini bersifat terbuka (open auction) dengan metode harga beragam (multiple price) yang akan dilakukan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Sebelumnya, pemerintah menyatakan bahwa nantinya, hasil penjualan SUN ini akan digunakan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.

No comments:

Post a Comment