Penambahan gerai tahun ini terbilang tinggi mengingat tahun lalu perusahaan itu hanya menambah 27 gerai baru. Dalimin mengatakan itu lantaran mereka ingin berekspansi ke wilayah timur secara masif. “Kemarin saja kami sudah buka di Bone, Sulawesi. Kami ikuti rencana Presiden Jokowi untuk merambah pasar wilayah timur,” ujarnya.
Terkait gerai yang ditutup, Dalimin menyatakan hal tersebut dilakukan karena beberapa alasan. Dia menilai selain ada yang tidak berkinerja sesuai, beberapa di antaranya juga telah habis masa sewa tempat. “Ada juga yang sewanya kemahalan dan kita putuskan berhenti. Yang performanya tidak sesuai kita tutup lalu kita alihkan. Kami juga terus mencari daerah baru yang daya belinya tinggi,” katanya.
Sampai akhir 2014, gerai KFC yang dikelola Fast Food Indonesia di tanah air mencapai 466 unit. Rinciannya, 76 gerai di Sumatera, 300 gerai di Jawa-Bali-Nusa Tenggara, 26 gerai di Kalimantan, 35 gerai di Sulawesi, dan 11 gerai di Maluku-Papua.
Guna mendukung rencana ekspansinya tersebut, pada tahun ini Fast Food Indonesia mencanangkan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai Rp 350 miliar yang bakal digunakan untuk berbagai hal. “Sekitar Rp 225 miliar bakal digunakan untuk membuka gerai baru. Sementara sisanya bakal digunakan untuk peremajaan mesin dan pengembangan,” kata Dalimin.
Dia mengungkapkan, dana tersebut seluruhnya bakal menggunakan kas internal perseroan. Dalimin menyatakan belum ada rencana untuk menggunakan opsi pinjaman perbankan maupun penerbitan surat utang. Dari sisi kinerja, seperti diketahui, emiten berkode saham FAST tersebut membukukan laba bersih tahun 2014 sebesar Rp 152,05 miliar, turun sebesar 2,71 persen dibandingkan dengan raihan 2013 senilai Rp 156,29 miliar.
Padahal, penjualan perseroan mengalami kenaikan dari Rp 3,96 triliun pada 2013 menjadi Rp 4,21 triliun di 2014. Namun beban usaha juga naik dari Rp 2,18 triliun menjadi Rp 2,34 triliun.
KFC juga akan menjadi restoran cepat saji besar asal Barat pertama yang masuk ke Myanmar. Yum! yang juga memiliki merek dagang Pizza Hut dan Taco Bell ini akan bergabung dengan beberapa perusahaan lainnya seperti Unilever dan Coca Cola Co, mengincar pasar kelas menengah Myanmar, yang menurut prediksi Boston Consulting Group akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020.
"Dengan penduduk 50 juta orang dan kelas menengah yang tumbuh dengan penghasilan yang meningkat, Myanmar membuka kesempatan bagi Yoma Strategic mengembangkan KFC untuk jangka panjang," ujar Yoma dalam pernyataannya. KFC pertama di Myanmar akan dibuka di Yangon, kota terbesar di negara itu, pada tahun depan, dengan pengembangan ke dua atau tiga kota lainnya dalam jangka pendek.
Perusahaan itu saat ini masih menyelesaikan kerangka bisnis dan belum mau mengungkapkan informasi lebih lanjut. KFC adalah merek yang paling cepat berkembang di antara waralaba Yum! lainnya. Dengan berbagai merek restorannya, Yum! mendapatkan penghasilan US$13 miliar per tahunnya. Sebelum ini, KFC juga membuka restoran pertama mereka di Bolivia Juli lalu.
Yum! berencana menginvestasikan dana US$10 miliar dengan mitra waralaba di pasar-pasar berkembang di berbagai negara, dengan target membuka lebih dari 20 ribu restoran KFC pada tahun 2020. Saat ini ada sekitar 14 ribu restoran KFC di negara-negara berkembang, seperti Tiongkok dan India.
No comments:
Post a Comment