Pihak PT Sido Muncul Tbk masih mengurus izin relokasi pabrik anak perusahaannya, PT Berlico Mulia Farma. Emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) berkode SIDO itu, setahun silam mengakuisisi Berlico untuk menunjang bisnis di sektor farmasi. "Saat ini relokasi masih dalam tahap rancangan. Kami juga masih mengurus izin," kata Direktur Utama SIDO Irwan Hidayat pada Rabu (3/6/2015) di sela-sela lanjutan bakti sosial operasi katarak antara SIDO dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Relokasi pabrik yang berada di kawasan Kalasan, Yogyakarta itu berbekal dana sekitar Rp 120 miliar. PT. Berlico Mulia Farma yang telah memiliki sertifikat CPOB memproduksi berbagai macam obat-obatan. Kegiatan produksi yang dilakukan di luas tanah berukuran 7.246 meter persegi, telah dilengkapi dengan fasilitas produksi baik untuk memproduksi obat dalam bentuk cairan berbentuk sirup atau suspensi, tablet, tablet salut, dan krim.
Sementara itu, terkait dengan bakti sosial, Irwan Hidayat mengatakan kerja sama kali ini bertepatan pula dengan hari ulang tahun (HUT) ke-65 RSPAD Gatot Subroto. Operasi katarak akan dilakukan terhadap 50 pasien kurang mampu di Jakarta.Kerja sama operasi katarak antara Sido Muncul dengan RSPAD Gatot Subroto telah terlaksana sejak 2012. Hingga kini, sudah sekitar 400 mata katarak yang berhasil dioperasi
Demi mendongkrak pendapatan, perusahaan jamu dan farmasi PT Sido Muncul Tbk bakal mengincar toko obat berjaringan di tiga lokasi mancanegara. Presiden Direktur emiten berkode SIDO tersebut, Irwan Hidayat, mengatakan hal itu di sela-sela bakti sosial pemeriksaan mata gratis bagi siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, pada Rabu (22/4/2015). "Kami akan menjual produk jamu di toko-toko obat berjaringan di Hong Kong, Taiwan, dan Singapura," kata Irwan.
Lebih lanjut, Irwan menerangkan, trend masuk ke toko obat berjaringan adalah langkah menuju pasar yang mainstream. "Selama ini, kami belum mencoba pasar seperti itu," tutur Irwan sembari menambahkan bahwa grup jamu mendapatkan kenaikan pendapatan sepuluh persen ketimbang setahun silam. Kendati demikian, Irwan memaparkan, pasar paling menguntungkan untuk produk-produk jamu adalah pasar dalam negeri. "Pasar itu masih potensial karena jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa," katanya lagi.
Catatan keterbukaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pendapatan dari lini bisnis herbal SIDO tumbuh 2,4 persen menjadi Rp 1,05 triliun pada 2014 ketimbang periode sama pada 2013. Sementara, pendapatan dari lini bisnis farmasi sepanjang 2014 berada di angka Rp 26,8 miliar. Angka ini setara dengan 1,1 persen dari total pendapatan perseroan.
Kemudian pada 2015, bersama Berlico Farma, Sido Muncul melakukan kegiatan sosial bernama Bantuan Biaya Hidup yang menyasar pasien kurang mampu secara finansial di Indonesia. Program ini bertujuan meringankan biaya hidup pasien tersebut selama masa pengobatan. Yogyakarta menjadi kota pertama realisasi program ini. Pada 2014, SIDO mengakuisisi Berlico Farma.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) pada periode 2014-2015 membukukan keuntungan bersih hingga Rp 415 miliar. "Sepanjang 2014 kita mendapat laba bersih hingga Rp 415 miliar, naik sekitar 2,6 persen (dibanding tahun periode sebelumnya)," kata Direktur Utama (Dirut) Sido Muncul Irwan Hidayat usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Pabrik Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (13/5/2015) siang.
Irwan mengatakan, RUPS telah menyepakati sekitaar 86 persen dari laba bersih diwujudkan dalam bentuk deviden bagi para pemegang saham. Pihaknya menargetkan tahun depan, pembagian deviden mencapai 100 persen.
Beberapa waktu terakhir, diakui Irwan, geliat perekonomian nasional menunjukkan kecenderungan lesu. Khusus pada kuartal pertama tahun ini, dia melihat aktivitas ekonomi makro belum bergerak sebagaimana mestinya. Menurutnya, hal ini diperkirakan karena belum mengucurnya uang negara dalam bentuk program pembangunan membuat . "Tapi itu bukan ranah kita (untuk dikomentari). Yang jelas, kami tetap optimis bahwa Indonesia di masa mendatang akan lebih baik. Kelesuan yang terjadi saat ini hanya temporer saja,” jelasnya.
Sebagai bentuk optimisme tersebut, Sido Muncul tetap berambisi melakukan perluasan usaha. Tahun 2015 ini Sido Muncul tengah merintis pembangunan pabrik dan gudang baru di wilayah Klaten, Jawa Tengah. Pihaknya menargetkan, dengan pabrik baru seluas 3.000 meter persegi, Sido Muncul bisa mendongkrak kapasitas produksi hingga sepuluh kali lipat dari sebelumnya. "Kami sedang menyiapkan lahan dan perijinannya. Tahun depan kami harapkan pembangunan sudah bisa dimulai. Nilai investasinya sekitar Rp 90 miliar,” tuturnya.
No comments:
Post a Comment