Kalangan pengusaha gas di Bogor meminta tambahan pasokan tabung gas ukuran 3 kilogram ke Pertamina. “Setelah mendapatkan informasi sudah mulai terjadi kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram, kami akan segera mengajukan surat extra dropping untuk wilayah Bogor,” ujar Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Bogor, Bahrium, Kamis, 5 Juni 2014.
Untuk mengatasi kelangkaan gas 3 kilogram menjelang bulan Ramadan, kata Bahrium, pihaknya berencana meminta tambahan 80 ribu hingga 100 ribu tabung gas melon tersebut. Saat ini kebutuhan gas 3 kilogram di wilayah Bogor mencapai 4,2 juta unit tabung per bulan. Seluruh elpiji disebar ke 19 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Bogor.
Bahrium mengungkapkan biasanya Pertamina hanya menyanggupi penambahan pasokan maksimal 50 persen dari kuota. “Dalam hal ini, paling banyak 1 juta tabung saja yang dipenuhi," kata dia. Ia menjelaskan kelangkaan elpiji di sejumlah daerah di wilayah Bogor terjadi salah satunya karena makin banyak pengusaha dan pemilik rumah makan dan industri kecil yang beralih dari gas ukuran 12 kilogram ke gas ukuran 3 kilogram. “Agar lebih murah,” ujarnya.
Kelangkaan elpiji tabung tiga kilogram, atau yang biasa disebut elpiji melon ini, salah satunya dipicu oleh kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadan. Tak hanya di Bogor, sejumlah daerah seperti Subang dan Jakarta Barat juga sudah mengeluhkan terjadinya kelangkaan elpiji tersebut.
Bahrium menjelaskan saat ini harga gas ukuran 12 kilogram di pasaran berkisar Rp 105-110 ribu per tabung. Sedangkan gas ukuran 3 kilogram dibanderol Rp 15.500 per tabung. "Wajar saja banyak yang beralih karena menggunakan gas 3 kilo jauh lebih hemat dibanding harga gas 12 kilo," tuturnya.
Ia mengatakan ada sejumlah lokasi di Bogor yang kerap mengalami kelangkaan gas, seperti di Ciomas, Tamansari, Cibinong, Gunungsindur, Rumpin, Ciampea, Cileungsi, Gunungputri, Cibinong dan beberapa lokasi lainya. Di sejumlah daerah tersebut juga diduga telah terjadi penyelewengan dengan memindahkan gas dari tabung 3 kilogram ke tabung 12 kilogram.
Kalangan pengusaha gas sudah memprediksi kelangkaan elpiji di sejumlah daerah di wilayah Bogor. “Salah satunya karena makin banyak pengusaha, pemilik rumah makan, dan industri kecil yang beralih dari gas ukuran 12 kilo ke gas ukuran 3 kilo agar lebih murah,” ujar Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Bogor, Bahrium, Kamis, 5 Juni 2014.
Kelangkaan elpiji tabung tiga kilogram atau yang biasa disebut elpiji melon ini salah satunya dipicu oleh kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadan. Tak hanya di Bogor, sejumlah daerah seperti Subang dan Jakarta Barat juga sudah mengeluhkan terjadinya kelangkaan elpiji tersebut.
Bahrium menjelaskan saat ini harga gas ukuran 12 kilogram di pasaran berkisar Rp 105-110 ribu per tabung. Sedangkan gas ukuran 3 kilogram dibanderol Rp 15.500 per tabung. "Wajar saja banyak yang beralih karena menggunakan gas 3 kilo jauh lebih hemat dibanding harga gas 12 kilo," tuturnya.
Ia mengatakan ada sejumlah lokasi di Bogor yang kerap mengalami kelangkaan gas, seperti di Ciomas, Tamansari, Cibinong, Gunungsindung, Rumpin, Ciampea, Cileungsi, Gunungputri, Cibinong dan beberapa lokasi lainya. Di sejumlah daerah tersebut juga diduga telah terjadi penyelewengan dengan memindahkan gas dari tabung 3 kilogram ke tabung 12 kilogram.
Untuk mengantisipasi kelangkaan yang makin massif, Hiswana Migas bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan malakukan koordinasi di lapangan. "Khusus terkait penyelewengan itu, ancaman hukumannya kan sudah jelas. Kalau ada yang melakukan kecurangan, akan ditindak," kata Bahrium.
No comments:
Post a Comment