Mantan bos maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, menjadi komisaris independen PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Informasi ini berasal dari rilis emiten berkode BDMN yang diterima pada Selasa (7/4/2015) terkait Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Cuma, hingga berita ini diunggah, Emirsyah masih mendapat tanda bintang (*) bertuliskan "Berlaku efektif jika dan pada saat lulus uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)".
Emirsyah Satar sejatinya bukan orang baru di bank yang kepemilikan mayoritas sahamnya kini dipegang oleh Temasek. Pada 2003, Emirsyah menjadi Deputi CEO Bank Danamon. Dua tahun kemudian, barulah alumnus Universitas Indonesia dan Universitas Sorbonne, Paris, itu menjadi Presiden & CEO Garuda Indonesia.
Selain itu, RUPST menyetujui pembayaran dividen tahun buku 2014 sebesar 30 persen dari laba bersih (konsolidasi) Perseroan setelah pajak atau kurang lebih Rp 781.205.100.000 atau sebesar Rp 81,50 per lembar saham. Sedangkan, 1 persen dari laba bersih akan dialokasikan sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas. Sisa dari laba akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan.
Mundurnya Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama Garuda rupanya tidak diketahui semua direksi. Erik Meijer, Direktur Pemasaran bahkan baru tahu pengunduran diri Emir hari ini. Dia pun mengaku sangat kaget dengan keputusan Emir tersebut. "Saya belum ketemu, belum sempet ngobrol juga, saya juga kaget," ujar Erik saat diwawancarai di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Dia mengatakan, kabar mundurnya Emir baru sampai ke dua hari ini. Itu pun kata dia, diberitahu oleh pegawai Garuda saat berada di Makassar. "Iya baru tahu hari ini, saya dari Ambon terus ke Makassar, terus dikasih tahu sama orang Garuda, katanya dari media," kata dia.
Bagi Erik, Emirsyah adalah dirut yang mampu membuat Garuda berprestasi di kancah dunia. Bahkan, Erik juga memuji bosnya itu sebagai orang yang mampu menyelamatkan Garuda dari jurang kebangkrutan.PT Garuda Indonesia (Persero) mengabarkan bahwa Emirsyah Satar telah menyiapkan surat pengunduran diri sebagai Direktur Utama Garuda kepada Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Kami sampaikan bahwa pada tanggal 8 Desember 2014, Bapak Emirsyah Satar telah menyampaikan surat pengunduran diri selaku Direktur Utama," demikian dikutip dari Surat Keterbukaan Informasi PT Garuda Indonesia Tertanggal 11 Desember 2014 Garuda/JKTDI/20348/14, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Surat pengunduran diri tersebut diserahkan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno selaku pemegang saham seri A Garuda Indonesia. Pengunduran diri tersebut menurut Garuda akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan diselenggarakan pada 12 Desember 2014.
Nantinya, pengunduran diri tersebut akan efektif setelah disetujui dalam rapat umum pemegang saham.Jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar dalam hitungan hari akan berakhir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berencana akan mengganti Emirsyah pekan ini.
"Ini sudah ada beberapa yang finalisasi hampir selesai, hari ini atau besok akan selesai, kemungkinan untuk Garuda karena memang tanggal 12 (Desember) itu rapat," ujar Rini di Hotel JS Luwansa, Selasa (9/12). Saat ini Kementerian BUMN juga membahas direksi Garuda. Hal ini juga terkait direksi Garuda Indonesia yang akan dirombak atau dipangkas jabatan direksinya.
"Semuanya kan begini, semuanya masih dalam proses, dalam assessment, ada yang belum selesai, calon tidak cuma satu," ungkap Rini. Rini memaparkan selain Kementerian BUMN, Presiden Jokowi juga ikut andil dalam pemilihan Direktur Utama Garuda yang baru. Keputusannya akan menunggu uji kelayakan dan kepatutan para calon direksi Garuda. "Kami biasanya juga mengusulkan ke Presiden tidak cuma satu hingga ada beberapa. Jadi tiap kali assessment untuk mereka memakan waktu," papar Rini.
No comments:
Post a Comment