PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia menargetkan kenaikan penjualan lampu LED (Light Emitting Diode) 16 kali lipat pada 2018 dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 40 miliar. Kecenderungan pasar domestik yang bergeser dari lampu konvensional ke LED, membuat perusahaan patungan Jepang-Indonesia itu fokus pada produksi lampu ramah lingkungan ini.
"Kita meneruskan untuk mengembangkan produk LED karena agar sesuai dengan perkembangan global yang menunjukkan adanya peningkatan permintaan pada produk ini. Mengingat lampu LED juga ramah lingkungan, maka pengembangan produk ini juga sesuai dengan nilai perusahaan kami," ujar Yoshihide Nagano, Presiden Direktur PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia di Jakarta, Jumat (5/6).
Sejalan dengan strategi pengembangan tersebut, Nagano mengatakan Panasonic menargetkan penguasaan pasar LED sebesar 10 persen pada 2018. Namun, dengan pangsa pasar LED yang hanya 2 persen pada tahun lalu, Panasonic memerlukan upaya keras untuk mencapai target ambisius tersebut.
"Makanya kita juga menawarkan penggunaan lampu LED untuk penggunaan berbagai macam proyek sejak tahun 2012, yaitu saat kita mulai mengembangkan lampu LED. Beberapa proyek yang sedang atau sudah dilakukan antara lain dengan Pemprov DKI Jakarta, Jasa Marga, bahkan dengan Angkasa Pura II," tutur Senior General Manager PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia, Widyastama Nugraha ketika ditemui di tempat yang sama.
Sebelumnya, Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) mengatakan bahwa sebanyak 80 persen kebutuhan LED dalam negeri dipenuhi oleh impor, dan 20 persen sisanya diproduksi oleh produksi domestik. Untuk menguasai pasar LED yang lebih besar, Widyastama mengungkapkan Panasonic akan menggenjot penjualan dalam tiga tahun ke depan sebanyak 16 kali lipat dari pencapaian tahun lalu sekitar Rp 40 miliar. Sesuai dengan mimpi tersebut, maka Panasonic berharap penualan LED bisa menyumbang 70 persen dari total penjualan perusahaan, meningkat signifikan dari posisi tahun lalu 10 persen.
Dengan target perusahaan yang menginginkan nilai penjualan sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2018, maka diperkirakan nilai penjualan LED bisa mencapai Rp 700 miliar tiga tahun mendatang.
Sebagai informasi, kebutuhan LED di Indonesia diprediksi mencapai 80 juta unit pada tahun 2015, atau naik dua kali lipat apabila dibanding tahun lalu yang mencapai 40 juta unit per tahun. Sedangkan produksi lampu LED di Indonesia sendiri baru diproduksi oleh empat perusahaan, yaitu PT Sinar Angkasa Rungkut, PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia, PT Surya Citra Teknik Cemerlang, dan PT Sure Indonesia.
"Jadi kalau di pabrik, produksi lampu konvensional bisa diubah ke LED tanpa harus di-expand. Kita bisa turunkan produksi lampu konvensional dan meningkatkan produksi LED meskipun dilakukan di tempat yang sama. Tempat yang dibutuhkan produksi lampu LED sangat kecil, sangat ringkas, bahkan bisa sepertiga dari lampu konvensional," tutur Widyastama
Perusahaan lampu joint venture Indonesia dan Jepang, PT Panasonic Gobel Eco Solution Sales Indonesia, menargetkan penjualan senilai Rp 800 miliar pada tahun ini. Target tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan realiasi penjualan tahun lalu. Bahkan, produsen lampu itu pun optimistis bisa membukukan angka penjualan Rp 1 triliun pada 2018.
Widyastama Nugraha, Senior General Manager PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia, menuturkan pemasaran perusahaan rencananya akan dititikberatkan bagi penyediaan sarana dan prasarana proyek-proyek besar, terutama di DKI Jakarta. "Kita mau jelang Asian Games pada tahun 2018, jadi kita mendukung penyediaan sarana dan prasarana berupa lampu LED (Light Emitting Diode) di proyek-proyek DKI Jakarta," ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Jumat (5/6).
Salah satu proyek yang tengah dibidik oleh perusahaan tersebut adalah penyediaan lampu jalan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang rencananya akan disebar di 360 ribu titik di seluruh Ibu Kota. Proyek gabungan beberapa perusahaan lampu ini diharapkan dapat rampung pada atau tepat ketika Asian Games dilaksanakan.
"Terdapat juga proyek-proyek lainnya di luar DKI Jakarta tapi, untuk yang sudah kontrak kami masih belum bisa beritahu karena masih bersifat confidential," jelas pria yang akrab disapa Tommy ini. Tommy menambahkan, proporsi penjualan lampu pada tahun-tahun berikutnya akan dititikberatkan pada kebutuhan proyek dibandingkan dengan kebutuhan rumah tangga. Tercatat hingga 2014, porsi penjualan lampu bagi kebutuhan proyek mencapai Rp 80 miliar atau 20 persen dari total penjualan sebesar Rp 400 miliar.
Sedangkan pada 2018, Tommy mengatakan perusahaannya akan berupaya meningkatkan proporsi penjualan lampu untuk proyek menjadi 40 persen dari target penjualan Rp 1 triliun, atau sebesar Rp 400 miliar. Dengan kata lain, proporsi penjualan lampu untuk proyek atau non-ritel diharapkan bisa tumbuh sebesar lima kali lipat hingga tiga tahun ke depan.
"Begitupun untuk tahun ini, kami targetkan peningkatan penjualan dua kali lipat untuk penggunaan proyek. Memang target kita cukup tinggi tiga tahun ke depan, makanya kita juga lakukan pendekatan ke project owner, project user, dan developer agar mau pakai produk kita," katanya. Sebagai informasi, penjualan lampu panasonic secara global pada tahun lalu mencapai US$ 2,6 miliar atau setara dengan Rp 33,8 triliun, di mana 30 persen dari penjualan tersebut terpusat di benua Asia. Selain itu, Panasonic menempati posisi ketiga penyedia terbanyak lampu dunia atau 5 persen dari pangsa pasar dunia secara keseluruhan.
Indonesia merupakan salah satu basis produksi lampu Panasonic, dengan letak pabrik berada di Pasuruan, Jawa Timur dan Cikarang, Jawa Barat. Produksi lampu dari kedua lokasi tersebut mampu memenuhi 50 persen kebutuhan lampu dalam negeri, di mana sisanya dipenuhi dari pabrik lain di Tiongkok, Jepang, dan India.
No comments:
Post a Comment