Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang untuk penerbangan domestik pada April 2015 sebesar 5,44 juta orang atau meningkat 5,98% dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,3 juta orang. Sementara untuk penerbangan internasional, justru turun 1,23% dari 1,14 juta orang menjadi 1,12 juta orang.
Kepala BPS Suryamin menyatakan kondisi ini diduga sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah (NTR) terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada periode tersebut dolar AS menembus Rp 13.000. "Dugaan kami karena rupiah melemah maka banyak yang tadinya akan berlibur ke luar negeri beralih ke domestik," ujarnya di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (1/6/2015.
Dengan rupiah yang melemah, kata Suryamin, harga tiket dan kebutuhan belanja masyarakat di luar negeri pasti lebih tinggi. Sehingga banyak yang lebih memilih berlibur di domestik. "Daripada uangnya habis, kan mending di domestik saja," sebut Suryamin.
Sementara itu untuk kapal penumpang, jumlah penumpangnya naik 23,7% dari 1,02 juta orang menjadi 1,26 juta orang. Kapal barang turun 1,32% dari 18,14 juta ton menjadi 17,90 juta ton. Untuk kereta api penumpang juga mengalami penurunan penumpang sebesar 2,57% dari 27,27 juta orang menjadi 26,57 juta orang. Kereta api barang turun 7,30% dari 2,52 juta ton menjadi 2,34 juta ton.
"Meski ada penurunan untuk kereta api, tapi sebenarnya itu juga masih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami perkirakan ini karena double track," tukasnya.
Meski dinilai memberi sentimen negatif bagi sejumlah sektor, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nyatanya mendatangkan berkah tersendiri bagi bisnis pariwisata nasional. Ini tercermin dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menyusul lemahnya pairing Rupiah dalam beberapa bulan terakhir.
Badan Pusat Statistik mencatat jumlah kunjungan Wisman ke Indonesia pada April 2015 menyentuh angka 749,9 ribu orang, naik 3,24 persen ketimbang bulan yang sama tahun lalu di angka 726,3 ribu kunjungan. Adapun Singapura masih menjadi negara pemasok wisma terbesar Indonesia lantaran pada April 2015 mencapai 118 ribu turis, naik 2,56 persen dibanding bulan Maret 2015 lalu.
"Dugaan kami karena rupiah melemah maka banyak yang tadinya akan berlibur ke luar negeri beralih ke domestik," ujar Kepala BPS Suryamin saat konferensi pers di kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (1/6). Masih mengacu data BPS, seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman pengguna angkutan udara untuk tujuan domestik pun diketahui meningkat signifikan menjadi 5,4 juta penumpang di April 2015. Suryamin mengungkapkan, bulan lalu Bandara Ngurah Rai masih menjadi bandara dengan jumlah penumpang terbanyak dengan total penumpang mencapai 309,9 ribu, naik 11,50 persen ketimbang bulan sebelumnya.
Sementara untuk bandara yang mengalami penurunan signifikan, menurutnya dipegang Soekarno-Hatta di Cengkareng yang mengalami anjlok hingga 11,57 persen. Suryamin mensinyalir, anjloknya jumlah penumpang yang bepergian dari Bandara Soetta terjadi karena adanya pelimpahan penerbangan ke Bandara Halim Perdana Kusuma.
"Sedangkan Bandara Soetta (Soekarno Hatta, Cengkareng) secara month to month turun 21,25. Dugaan kami (penurunan terjadi) karena ada pembangunan besar, sehingga (penerbangan) dilimpahkan ke Halim Perdana Kusuma. Meskipun ada KTT dan KAA karena banyak yg langsung ke Bandung atau ke Halim," kata Suryamin.
Berangkat dari fenomena tadi, secara kumulatif jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hingga April 2015 mencapai 3,05 juta orang, naik 3,44 persen ketimbang kunjungan wisman di periode yang sama tahun sebelumnya di angka 2,95 juta kunjungan.
Akan tetapi, meski mengalami peningkatkan jumlah Wisman Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi pada April 2015 mencapai rata-rata 51,28 persen, turun 0,05 poin dibandingkan TPK April 2014 yang tercatat sebesar 51,33 persen. Sedangkan jika dibandingTPK Maret 2015, TPK hotel berbintang pada April 2015 naik 2,15 poin dengan rata-rata lama menginap berkisar 2,19 hari.
No comments:
Post a Comment