Perusahaan-perusahaan asing berskala besar, satu persatu hengkang dari Batam, Kepulauan Riau. Sungguh sayang, karena perusahaan yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut sudah punya nama besar. Apa saja? "Batam kan banyak PMA, PMA sudah multinasional. Bukan PMA kecil. Banyak sekali (buruh) demo di Batam, yang kami nilai tidak normatif," tutur Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepulauan Riau, Cahya, kala berbincang.
Cahya mengatakan, perusahaan yang sudah hengkang adalah Siemens. Kini, perusahaan tersebut tak lagi mengoperasikan pabriknya di Batam. "Siemens ini akhir tahun lalu. Kemudian ada Japan Servo, lalu Seagate, Ciba Vision, Xenon, Sun Creation Indonesia dan lain-lain. Itu sudah tutup," paparnya.
Penyebab perusahaan ini hengkang adalah karena tak kuat dengan demo buruh yang terjadi. Demo yang dilakukan pekerja dan serikat pekerja di Batam ini, ujar Cahya, sudah tergolong meng khawatirkan, mengganggu lingkungan pekerjaan. Alhasil, perusahaan-perusahaan tersebut hengkang dari Indonesia.
Selain itu, lanjut Cahya, ada juga perusahaan yang saat ini masih terus menerus digempur demonstrasi dan menunjukkan indikasi untuk hengkang. "Yang saat ini masih didemo Phillips sudah dua bulan, yang masih didemo sampai sekarang Sanmina, Sanyo, Mcdermont ada indikasi untuk relokasi pabrik keluar Batam," jelas Cahya.
Batam hingga saat ini belum bisa mengalahkan Singapura yang jauh lebih maju, meski jaraknya berdekatan. Entah mengapa, Batam selalu diganggu isu demo untuk memperjuangkan perbaikan kondisi kerja dan perbaikan kesejahteraan buruh yang kian terpinggirkan ditengah jerih payah buruhyang membantu para pengusaha tersebut untuk mengumpulkan kekayaan yang selalu bertambah secara fantastis, yang membuat pertumbuhan industrinya lambat, dan sulit mengalahkan tetangganya Singapura.
Diam-diam, ada sejumlah perusahaan asing berkelas di Batam yang hengkang ke luar negeri. Para perusahaan tersebut tak tahan dengan adanya demo yang dilakukan serikat pekerja di Batam. Perusahaan yang hengkang bahkan berskala multinasional, dan sudah punya nama yang besar. Statusnya di Indonesia adalah Penanaman Modal Asing (PMA).
"Dari laporan yang kami terima, di Batam terus menerus ada demo yang menyebabkan perusahaan asing itu keluar Indonesia," tutur Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani. Franky mendapatkan laporan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepulauan Riau, terkait banyaknya aksi demo di kawasan free trade zone ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sempat mengunjungi Batam dan mendengarkan langsung keluhan dari para pengusaha tersebut.
"Yang demo itu mengganggu. Jadi mereka (perusahaan) memutuskan untuk keluar," tutur Franky. Dihubungi terpisah, Ketua Apindo Kepulauan Riau, Cahya membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, demo yang terjadi di kawasan paling dekat dengan negara Singapura ini sudah terjadi kurang lebih sekitar 3 tahun belakangan.
"Di sini banyak PMA, dan sudah multinasional, bukan yang kecil. Banyak sekali demo di Batam, yang kami nilai tidak normatif (alasannya), apa seperti itu tidak membuat orang hengkang?" tutur Cahya. Dia juga menyebut, demo yang dilakukan sudah cenderung anarkis, selain sweeping terjadi juga penyanderaan, mogok kerja, dan lainnya.
No comments:
Post a Comment