Saturday, July 11, 2015

Produksi Batubara Indonesia Anjlok 18 Persen

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat angka realisasi produksi batubara Indonesia di sepanjang semester I 2015 hanya mencapai 201,58 juta metrik ton. Angka ini diketahui diketahui anjlok 17,9 persen ketimbang realisasi produksi di periode yang sama tahun lalu di angka 245,55 juta ton.

Direktur Pengusahaan Batubara Direktor Jenderal Mineral dan Batubara, Adhi Wibowo mengungkapkan turunnya angka produksi tak lepas dari buruknya cuaca di wilayah kerja pertambangan yang mengganggu kegiatan produksi. "Kendala masih soal teknis operasional, salah satunya cuaca. Kalau dilihat memang, cuaca di awal tahun hingga Mei kemarin masih hujan di lapangan sana," ujar Adhi saat dihubungi Jumat (10/7).

Selain cuaca, Adhi bilang rendahnya angka produksi batubara nasional pada dua kuartal pertama 2015 juga disebabkan oleh masih lesunya harga emas hitam tersebut di pasar dunia maupun domestik. Hingga akhir Juni kemarin, harga acuan batubara (HBA) Indonesia pun belum pernah menyentuh level US$ 80 per metrik ton seperti halnya harga di tahun kemarin.

"Tapi faktor ini sepertinya bukan alasan utama mereka menahan laju produksi. Karena jika secara sengaja ketahuan menahan laju produksi dan tak sesuai dengan RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) mereka akan kami kenakan sanksi," tegas Adhi. Sebagaimana diketahui, tahun ini pemerintah menargetkan angka produksi batubara nasional menembus angka 460 juta ton. Angka ini diketahui mengalami kenaikan 35 juta ton dari yang target yang dirancang pada tengah tahun lalu.

Pun upaya penaikan target produksi tak lepas dari instruksi Presiden Joko Widodo yang menginginkan angka Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor minerba mencapai Rp 52 triliun pada tahun ini. Dengan melihat realisasi yang terjadi di semester I Adhi tak menyangkal bahwa capaian tersebut bakal sulit tercapai di tengah lesunya industri dan bisnis batubara dunia.

"Fakta ini kami dapatkan dari laporan para persahaan batubara yang mengalami banyak tekanan belakangan ini. Makanya selepas lebaran kami akan berkonsolidasi lagi untuk menentukan langkah kedepan," tandasnya. Di kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Supriatna Suhala meminta pemerintah harus bisa membuka diri untuk mendengar keluhan dan masukan pengusaha, demi menyiasati target dan capaian produksi dalam rangka menjaga penerimaan negara dari komoditas batubara.

"Maka dari itu pemerintah harus duduk bersama untuk menyiasati problematika yang ada. Baik dari buruknya harga, turunnya permintaan hingga kebijakan fiskal yang akan diberlakukan,"

No comments:

Post a Comment