Pemerintah menyatakan sedikitnya ada enam komoditas yang mencatat kenaikan harga signifikan menjelang Ramadan. "Kenaikan enam komoditas bukan disebabkan kelangkaan persediaan, tetapi akibat melonjaknya permintaan masyarakat menjelang puasa," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Keuangan Emilia Harahap di kantornya, Rabu, 4 Juni 2014.
Keenam komoditas itu adalah gabah kering panen, jagung kuning dan bawang merah kering, daging ayam broiler, daging sapi dan telur ayam ras. Kenaikan harga tertinggi dialami komoditas bawang merah kering, yakni sebesar 6,37 persen dari Rp 11.406 per kilogram menjadi Rp 12.133 per kilogram.
Kenaikan harga tertinggi berikutnya dialami oleh telur ayam ras sebesar 2,82 persen dari Rp 14.515 menjadi Rp 14.925 per kilogram. Adapun harga daging ayam broiler naik 2,78 persen menjadi Rp 17.258 per kilogram. "Khusus untuk bawang merah yang kenaikan harganya tertinggi disebabkan oleh penurunan tingkat produksi,” ujar Emilia. Adapun penurunan tingkat produksi itu sebagai akibat dari curah hujan yang tinggi di sentra penghasil bawang, seperti Brebes, Cirebon dan Sumenep.
Sedangkan komoditas gabah kering panen, jagung kuning dan daging sapi mengalami kenaikan harga tidak lebih dari 1,5 persen. Sebagai contoh, di pasaran harga gabah kering naik 1,31 persen menjadi Rp 3.642 per kilogram.
Di lain pihak, harga jagung kuning naik 0,43 persen menjadi Rp 2.774 per kilogram. Begitu juga juga dengan harga daging sapi yang semula Rp 37.667 per kilogram kini naik menjadi Rp 37.833 per kilogram.
Meskipun harga sejumlah komoditas itu naik, pemerintah menjamin persediaan barang di pasar sangat cukup. “Pemerintah mencoba mengintervensi harga lewat pembukaan pasar tani di daerah yang digerakkan kelompok tani,” tutur Emilia.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi memastikan tak akan membuka keran impor bawang merah meski harganya sudah melonjak. Sebab, kenaikan harga yang terjadi saat ini merupakan desain pedagang yang menahan pasokan seusai masa panen. "Masalah di kita selalu saat panen harga jatuh, saat tidak panen harga naik tinggi. Namun saat ini stok baik-baik saja, jadi tidak perlu impor," katanya saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis, 5 Juni 2014.
Lutfi mengatakan, pada Mei lalu, harga bawang merah di sejumlah pasar nasional memang dirancang oleh pedagangnya agar tidak anjlok. Caranya dengan menahan pasokan seusai musim panen.
Lagi pula, menurut dia, kenaikan harga bawang merah yang terjadi di pasar saat ini pun masih di bawah batas referensi. Saat ini harga bawang merah masih pada kisaran Rp 20-23 ribu per kilogram. "Ini masih siklus, belum ada kejanggalan yang luar biasa," ujarnya.
Untuk itu Kementerian Perdagangan tak mau gegabah dengan membuka keran impor bawang merah. Rencananya pekan depan Menteri Lutfi akan meninjau langsung kondisi stok bawang merah di Brebes
No comments:
Post a Comment