Indonesia, kata Djani, menargetkan bisa mencapai nilai perdagangan dengan Rusia sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 63,3 triliun pada tahun ini. Namun pencapaian target tersebut masih melihat situasi dan kondisi perekonomian dunia. Pada 2013, nilai perdagangan Indonesia-Rusia mencapai US$ 3,52 miliar, dan pada periode Januari-Oktober 2014 nilainya US$ 2,25 miliar. Indonesia meminta peningkatan akses pasar bagi produk-produk perikanan, teh, kopi, garmen, dan manufaktur.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov menuturkan hubungan Indonesia-Rusia sudah terjalin sejak 65 tahun lalu dan menjadi pondasi kuat dalam berbagai kerja sama. Rusia, ujar dia, sudah melakukan pembicaraan bilateral untuk beberapa proyek besar, seperti pembangunan jalur kereta di Kalimantan Timur dan smelter. "Di samping membahas kerja sama di bidang ekononi, kami juga bahas isu lain, seperti pendidikan, pariwisata, dan pertukaran mahasiswa," kata Morgulov.
Pemerintah kedua negara, tutur dia, juga sudah membicarakan kerja sama di bidang militer. Rusia, ujar dia, siap mengirim berbagai jenis alat utama sistem persenjataan mutakhir ke I ndonesia.Pemerintah Rusia menyatakan ingin meningkatkan hubungan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang. Hubungan Indonesia dengan RUsia yang telah menginjak usia 65 tahun dianggap sebagai suatu pondasi dan potensi yang bagus untuk pengembangan kerja sama, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Kedua negara sudah bertemu dalam konsultasi bilateral antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia di Jakarta, pada Jumat, 6 Februari 2015. "Kita sebenarnya berdagang dengan Rusia sudah lama sekali. Mereka butuh barang kita, kita juga butuh teknologi mereka di berbagai bidang," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Dian Triansjah Djani, usai pertemuan bilateral dengan perwakilan Rusia, di kediaman Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Jakarta, Jumat malam, 6 Februari 2015.
Djani menekankan pentingnya pengembangan diplomasi ekonomi dengan Rusia. Nilai perdagangan Indonesia-Rusia memang masih kecil. Pada 2013 nilai perdagangan sebesar US$ 3,52 miliar dan pada periode Januari-Oktober 2014 turun menjadiUS$ 2,25 miliar.
Indonesia meminta peningkatan akses pasar bagi produk Indonesia ke Rusia seperti kelapa sawit, produk perikanan, teh, kopi, garmen dan produk manufaktur. "Di bidang investasi, Indonesia mengundang Rusia untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk di bidang infrastruktur kemaritiman dan konektivitas," katanya. Menurut dia, potensi lain dalam kerja sama dengan Rusia adalah peningkatan wisatawan Rusia ke Indonesia dan pertukaran mahasiswa termasuk beasiswa dari pemerintah Rusia bagi warga Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menlu Rusia Igor Morgulov mengatakan kebijakan luar negeri Rusia yang mengarah ke kawasan Asia Pasifik mendekatkan negara tersebut ke Indonesia dan menjadikannya sebagai mitra penting di kawasan. "Rusia selalu terbuka untuk kerja sama dengan Indonesia, termasuk alih teknologi dan produksi bersama," ujar Morgulov.
Putin mengaku senang bisa mengenal Jokowi secara pribadi. Ia juga mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi-JK pada pemilu presiden lalu. Kemitraan Rusia dan Indonesia, kata dia, sudah berlangsung lama dan memiliki sejarah baik. "Kemitraan juga berkembang secara mulus. Kita sudah menjalin kerja sama politik dan ekonomi. Ekonomi masing-masing juga sudah berkembang," katanya.
Jokowi mengundang Rusia untuk berinvestasi. Ia mengajak pemodal Rusia masuk ke sektor energi khususnya pembangkit listrik, manufaktur, pangan, irigasi, dan pembangunan jalur kereta api. "Kita undang Rusia untuk berinvestasi di bidang energi, power plant, kereta api, irigasi, manufaktur, dan pangan," kata Jokowi. Ia berharap kerja sama dengan Rusia bisa terealisasi.
No comments:
Post a Comment