Monday, February 2, 2015

Proyek Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta Dimulai

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang, Said Endra Wiyanto, memastikan pelaksanaan konstruksi pembangunan jalur keretaBatu Ceper-Bandara Soekarno-Hatta bisa dimulai Februari ini. Sebab, masalah lahan yang selama ini menjadi kendala sudah 100 persen selesai dibebaskan. "Masalah lahan sudah teratasi, 100 persen bebas. Kami pastikan proyek ini dimulai Februari ini," kata Said.

Said menjelaskan, kendala pembebasan lahan selama ini bertumpu pada 297 bidang tanah di Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Alotnya tawar menawar harga tanah di RW 09, 11, dan 12 ini membuat pembangunan rel kereta api dari Poris Plawad ke Soekarno-Hatta belum bisa dilakukan. Padahal, jalur kereta dari Jakarta ke Poris Plawad sudah siap

Menurut Said, dengan tuntasnya masalah lahan di Kelurahan Tanah Tinggi, proses pembebasan total 679 bidang tanah di 8 Kelurahan meliputi Poris Plawad, Tanah Tinggi, Batu Sari, Batu Jaya, Blendung, Karang Anyar, Karang Sari, dan Neglasari tuntas. "Tinggal melanjutkan ke tahap konstruksi," ujar Said.

Jalur rel kereta api Tanah Tinggi, yang nantinya akan diubah menjadi stasiun Batu Ceper, merupakan rangkaian dari paket pembangunan kereta api Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta. Jalur sepanjang 12 kilometer ini melintasi lima kecamatan di Kota Tangerang, yaitu Kecamatan Cipondoh (kelurahah Poris Plawad), Kecamatan Tangerang (Kelurahan Tanah Tinggi), Kecamatan Batu Ceper (Kelurahan Batu Jaya dan Batu Sari), Kecamatan Benda (Kelurahan Blendung), dan Kecamatan Neglasari (Kelurahan Neglasari, Karang Sari dan Karang Anyar)

Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan mengatakan proyek pembangunan kereta api dengan tujuan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, diminati banyak calon investor. Mereka yang berminat antara lain PT Kereta Api Indonesia dan PT Railink Indonesia. "PT KAI sudah mengumumkan sebelumnya bakal mengikuti tender proyek ini," kata Tundjung di Jakarta, Rabu (19/1). Dari luar negeri, investor yang menyatakan minatnya antara lain PT Mitsui dari Jepang dan China Harbour dari Cina.

Tundjung menjelaskan, pelelangan terhadap proyek tersebut akan dilakukan setelah melewati beberapa proses, yakni menyelesaikan pengumpulan dokumen, melakukan prakualifikasi (prequalification/PQ), dan market sounding. "Baru lelang dilakukan," katanya.

Rencana pembangunan proyek kereta bandara akan dimulai dari Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Proyek double track yang dilakukan di sana untuk kebutuhan operasional dan mesti melestarikan bangunan yang sudah ada.

Selain mengembangkan bandara, nantinya investor terpilih juga harus memikirkan pengembangan di stasiun tersebut. Saat ini stasiun belum didesain untuk menjadi Manggarai Railway Business City. "Saat ini masih untuk kebutuhan operasional saja, bahwa nantinya akan ada jalur kereta api jarak jauh dan jalur untuk kereta komuter," katanya.

Pembiayaan pengembangan Stasiun Manggarai, sudah masuk dalam perkiraan nilai investasi yang akan ditanggung investor yang terpilih yaitu Rp 6,8 triliun dari keseluruhan perkiraan biaya proyek yaitu Rp 10 triliun. Sedangkan sisanya yaitu sebesar Rp 3,2 triliun, akan ditanggung pemerintah sebagai bentuk dukungan terhadap proyek tersebut.

Dana tersebut, sekitar Rp 1,5 triliun akan dipakai untuk proses pembebasan tanah dan Rp 1,7 triliun untuk membantu konstruksi. Pembebasan tanah pun akan dilakukan selama tiga tahun dengan perkiraan biaya pada tahun pertama sebesar Rp 450 miliar, tahun kedua Rp 600 miliar, dan tahun ketiga Rp 450 miliar. "Dana tersebut diberikan oleh Kementerian Keuangan," katanya.

Pelaksanaan pembangunan proyek, menurut undjung, menunggu Undang-Undang Pengadaan Tanah selesai dibuat. Kementerian pun mengharpkan aturan tersebut dapat selesai dan diberlakukan tiga bulan ke depan. "Jika sudah ada undang-undang itu, tanda bintang pun akan dicairkan," katanya.

Said memperkirakan pembangunan jalur kereta Batu Ceper-Bandara akan rampung pertengahan tahun ini sehingga jalur kereta ini tersambung dengan Jakarta. "Jadi kereta api Jakarta-Bandara bisa operasional 2015 ini," katanya. Stasiun Batu Ceper ini akan terhubung dengan stasiun kereta bandara yang kini juga sedang dalam tahap pembangunan.

Stasiun kereta ini akan berdiri di lahan seluas 7.200 m2. Pembangunan diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 193 miliar. Proyek dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero), yang juga menggarap proyek Terminal 3 Ultimate. Seluruh bangunan stasiun ditargetkan rampung Desember 2015

Pemerintah mulai menggarap proyek kereta Bandara Soekarno-Hatta. Sebanyak 400 tiang pancang akan didirikan untuk menyokong pembangunan stasiun dan jalur kereta di kawasan bandara internasional tersebut. "Akan ada sekitar 400 tiang pancang di stasiun ini," kata Manajer Humas dan Protokoler Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta Yudis Tiawan, Senin, 24 November 2014.

Yudis menjelaskan, proses pemasangan tiang pancang telah dimulai sejak 18 November lalu. Sebelumnya, pengelola bandara melakukan pemindahan dan pembersihan sarana di lokasi yang berada di depan gedung 632 Bandara Soekarno-Hatta. "Paralel dengan pendirian tiang pancang, tahapan selanjutnya adalah membuat struktur bangunan stasiun kereta," ucapnya.

Stasiun kereta ini akan berdiri di lahan seluas 7.200 m2. Pembangunan diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 193 miliar. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan pelat merah, PT Adhi Karya (Persero), yang juga menggarap proyek Terminal 3 Ultimate. Seluruh bangunan stasiun ditargetkan rampung Desember 2015.

Tahap selanjutnya, pembangunan integrated building tahap 2 (area parkir), dimulai pada 2015. Lewat pembangunan area tersebut, penumpang yang naik atau turun kereta dapat langsung menuju Terminal 1 atau Terminal 2. Stasiun ini juga direncanakan terintegrasi dengan automated people mover system yang akan menghubungkan Termimal 1, 2, dan 3 dengan area Sky City.

Pemerintah Kota Tangerang menggagas pembangunan jalur kereta dari Ciledug ke Stasiun Batu Ceper yang terhubung langsung dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jalur kereta sepanjang 15 kilometer ini akan terkoneksi dengan elevated busway rute Blok M-Ciledug yang sedang dibangun.

"Ini adalah jalur transportasi sisi Selatan Jakarta yang akan terhubung langsung dengan bandara," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Said Endra Wiyanto, Senin, 2 Februari 2015. Rencana ini, kata Said, telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. "Responsnya sangat baik. Hanya, rencana ini bisa terealisasi jika mendapat dukungan semua pihak," ujarnya.

"Kementerian Perhubungan merancang sistem transportasi di daerah yang terkoneksi dengan sistem jaringan transportasi nasional. Jika pemerintah pusat dan semua elemen mendukung ini, semua rancangan ini bisa terealisasi," kata Said.

Said mengatakan proyek elevated busway rute Blok M-Ciledug yang sedang digarap pemerintah DKI Jakarta merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di wilayah perbatasan Kota Tangerang-Jakarta Selatan. Kota Tangerang, kata dia, akan membangun fasilitas terminal terpadu di Ciledug. "Dari terminal terpadu inilah stasiun kereta api dibangun dan jalur keretanya sampai Stasiun Batu Ceper di Tanah Tinggi," katanya

Dari sisi perencanaan, menurut Said, terminal terpadu ini hampir sama dengan konsep terminal terpadu di Poris Plawad. Pemerintah DKI menjadwalkan pembangunan jalan layang untuk jalur Transjakarta koridor 13 pada April 2015. Koridor yang menghubungkan Ciledug dengan Blok M itu akan dilengkapi 12 halte.

Setiap paket pembangunan jalan tersebut dikerjakan oleh kontraktor yang berbeda. Adapun kontraktor yang terlibat antara lain PT Adhi Karya yang mengerjakan paket Tendean, PT Yasa Patria Perkasa paket Santa, dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama paket Trunoyojo. Selain itu, PT Hutama Karya mendapat paket Taman Puring, PT Pembangunan Perumahan paket Kebayoran lama, PT Istaka Karya-PT Agrabudi Karyamarga paket Kostrad, dan PT Waskita Karya paket Adam Malik.

Anggaran pembangunan jalan layang ini sebesar Rp 2,5 triliun. Sekitar Rp 200 miliar digunakan untuk konsultan perencanaan, desain awal, serta konsultan manajemen, sedangkan sisanya untuk pembangunan fisik. Jalan layang ini ditargetkan beroperasi pada 2016 .

No comments:

Post a Comment