Monday, February 2, 2015

Saran Daniel Witt Untuk Jusuf Kalla Soal Pajak dan Investasi

Hari ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima kedatangan Daniel Witt, President International Tax and Investment Center (ITIC), sebuah lembaga riset internasional yang berfokus di isu perpajakan dan investasi. Witt datang ditemani oleh ekonom Universitas Gadjah Mada, Didik J Rachbini.

"Indonesia ini penting, maka Daniel Witt datang ke sini untuk membangun jaringan. Pak Daniel Witt tadi menyampaikan ke Pak JK, dia beri buku ke Wapres JK soal pajak di ASEAN, buku tentang cukai untuk Indonesia," kata Didik di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Didik mencontohkan, biasanya penerimaan cukai di Indonesia datang dari rokok dan minuman keras. "Sebenarnya mobil bisa diberi cukai, termasuk bensin seperti di luar negeri," ujarnya.

Sementara itu, Witt memberi usulan bagaimana Indonesia bisa mencapai penerimaan pajak yang mencapai hampir Rp 1.300 triliun tahun ini atau naik Rp 400 triliun dibandingkan 2014.

"Kita harus lihat beberapa sektor pajak yang lebih bisa diperkirakan. Excise tax (cukai), VAT (Value Added Tax/Pajak Pertambahan Nilai), Pajak Penghasilan, yang rumit dan menimbulkan pertentangan antara pembayar dan pengumpul pajak. Sistem pajak harus sederhana," katanya.

Witt kemudian menceritakan pengalamannya di Kazahstan. Sebelumnya, negara ini menerapkan sistem perpajakan warisan Uni Sovyet yang rumit dan punya tarif tinggi. Akibatnya, banyak kecurangan dan penghindaran pajak.

"Mereka meninggalkan sistem itu dan menuju sistem pajak yang lebih sederhana. Untuk perorangan 13% dan perusahaan 20%. Penerimaan mereka meningkat dan permainan pajak berkurang. Lebih mudah bagi orang kaya bayar pajak," jelasnya.

No comments:

Post a Comment