Tuesday, April 7, 2015

Bank BTN Targetkan Kuasasi 30 Persen Pangsa Pasar KPR Nasional

Bank pembiayaan perumahan pelat merah, PT Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan penguasaan pasar KPR sebesar 30 persen pada 2019 dengan mengandalkan pada program Sejuta Rumah pemerintah.

“Ya memang kami targetkan (kredit perumahan rakyat/KPR) hingga 30 persen, dari saat ini sekitar 27,5 persen pangsa pasar kami di sektor pembiayaan KPR. Alasannya karena program Sejuta Rumah kami anggap berpotensi meningkatkan pembiayaan,” ujar Direktur Utama BTN Maryono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/4).

Untuk mewujudkan impiannya itu, Maryono menyatakan BTN akan mempercepat proses persetujuan KPR. Pada 2015, perseroan menargetkan tingkat percepatan proses persetujuan KPR hingga 75 persen dalam lima hari, dari posisi tahun lalu hanya 40 persen. Selain itu, lanjut Maryono, perseroan membidik pembiayaan 212 ribu unit rumah pada tahun ini. Angka tersebut meningkat dari perolehan tahun lalu sebesar 155 ribu unit rumah.

“Pada 2019 kami targetkan persetujuan KPR bisa selesai dalam tiga hari. Sementara penyaluran sejak 2014 hingga 2019 bakal mencapai 1,5 juta unit, atau rata-rata 300 ribu per tahun,” jelasnya. BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar KPR sebesar 27 persen. Sementara itu untuk segmen KPR bersubsidi, peran BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95 persen dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013.

Lebih lanjut, total KPR yang sudah disalurkan BTN sejak 1976 sampai dengan 2014 berjumlah sekitar Rp 130 Triliun yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 3,5 juta masyarakat Indonesia.  Sementara, khusus untuk program rumah bersubsidi (FLPP), sejak program ini dijalankan tahun 2010 hingga 2014 telah direalisasikan rumah lebih dari 368.000 unit dengan total kredit mencapai lebih dari Rp 25 Triliun. Khusus FLPP, pada tahun 2014 terealisasi 93.000 unit dengan jumlah kredit lebih dari Rp 7,9 Triliun

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun pada semester I 2015. Sedianya, penggunaan dana obligasi akan dipakai untuk mendukung ekspansi kredit perseroan tahun ini.

"Karena aset BTN terutama rumah subsidi butuh dana jangka panjang sampai 20 tahun. Kalau kita biayai dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang jangka pendek, akan menimbulkan risiko miss match," ujar Direktur Bank BTN, Iman Nugroho Soeko usai gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Selasa (24/3).

Melalui penerbitan obligasi ini, Iman bilang, pihaknya optimis pertumbuhan bisnis perseroan 2015 akan jauh lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. Apalagi ketika saat ini BTN sudah mendapat mandatori dari pemerintah untuk mendukung program 1 juta unit perumahan rakyat.

Oleh karena itu, ia meyakini kinerja perseroan akan meningkat dalam beberapa waktu mendatang. ”Pertumbuhan kredit Bank BTN diproyeksikan mampu tumbuh mencapai 19 persen, atau diatas pertumbuhan kredit industri yang diproyeksikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai 15 persen,” tegas Iman.

Sebagai catatan, pada akhir tahun lalu BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp 116 triliun. Angka ini diketahui tumbuh sekitar 15,38 persen dibandingkan capaiannya pada 2013 di angka Rp 100,46 triliun. Sebelumnya, Direktur Utama BTN Maryono pun meyakini program 1 juta unit rumah dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terkendala dalam menyiapkan uang muka (DP) untuk pembelian rumah melalui fasilitas kredit perbankan.

Hingga akhir 2014, BTN diketahui berhasil mencatatkan total DPK hingga Rp 106,4 triliun, atau tumbuh 10,67 persen dari periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp 96,21 triliun. Adapun laba bersih Bank yang memiliki lini bisnis utama di sektor pembiayaan rumah itu tahun lalu mencapai Rp1,1 triliun dengan angka pertumbuhan aset sebesar 10,22 persen menjadi Rp 144,57 triliun pada akhir 2014.

Dengan total aset tersebut, BTN kini berada di posisi ke 9 bank dan menargetkan bisa menduduki urutan 7 sebagai bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia. "Pertama BTN akan menaikan fee based income, kedua kita akan perbanyak menjual produk-produk consumer banking yang terkait dengan KPR, selanjutnya menguatkan DPK melalui tanbungan perumahan, hingga menaikan fasilitas sistem pembayaran," ujarnya.

No comments:

Post a Comment