Jawa Tengah menyatakan siap memenuhi kebutuhan daging setelah target swasembada daging pada 2015 yang ditetapkan pemerintah pusat gagal terpenuhi. "Akhirnya swasembada daging sapi nasional molor dan ditargetkan 2019," kata Agus.
Menurut Agus, selain mengalami kelebihan produksi daging, Jawa Tengah punya persediaan telur hingga 316.604 ton atau lebih tinggi daripada kebutuhan 301.478 ton. Sedangkan susu mencapai 517.110 ton, lebih besar daripada kebutuhan 507.957 ton.
Pada 2014, kata Agus, populasi sapi potong di Jawa Tengah 1.541.961 ekor, sedangkan sapi perah 110.112 dan kerbau 67.616. "Kalau kambing 4,05 juta ekor, dan domba 2,1 juta ekor," katanya. Kementerian Perdagangan meningkatkan kuota impor sapi bakalan hidup Australia untuk kuartal II 2015. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan datangnya bulan puasa dan Lebaran karena saat itu permintaan daging sapi melonjak.
"Kuota impor 250 ribu ekor," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Partogi Pangaribuan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 6 April 2015. Angka ini, menurut Partogi, jauh melebihi kuartal I, yang dibatasi 100 ribu ekor dengan realisasi mencapai 97.747 ekor. Permintaan impor pada kuartal II ini pun lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni 200 ribu ekor.
Dia menambahkan, impor bisa dimulai sejak April hingga Juni 2015. Impor diharapkan dapat mencegah lonjakan harga saat Lebaran. Kebutuhan daging sapi untuk tahun ini diproyeksikan mencapai 640 ribu ton atau ada kenaikan 8 persen dibanding pada 2014.
No comments:
Post a Comment