Monday, January 26, 2015

Fakta Tentang Batik Air Pesaing Utama Garuda Di Bisnis Penerbangan Full Service

ANAK perusahaan Lion Air ini telah melakukan penerbangan komersial perdananya pada 3 Mei 2013 lalu. Banyak kesan dan harapan yang muncul dari maskapai yang berbasis di Manado, Sulawesi Selatan ini. Kehadiran maskapai ini juga disebut-sebut sebagai pesaing terberat dari Garuda Indonesia dalam segmen maskapai dengan layanan penuh alias full service.

Pesawat baru, sistem hiburan di setiap kursi, kursi yang nyaman, penawaran makanan dan minuman gratis, dan bagasi gratis, menjadi layanan yang wajib didapatkan oleh penumpangBatik Air ini.

Pemesanan Batik Air dapet dapat dilakukan melalui website resmi atau agen partner resmi yang bekerja sama. Lalu apa yang ditawarkan Batik Air untuk bisa bersaing dengan Garuda dan menjadi primadona di segmen full service? Berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang layak Anda ketahui tentang maskapai milik Rusdi Kirana ini.

1. Meskipun sama-sama bergerilya di kelas premium atau layanan penuh (full service) untuk masalah harga, Batik Air menawarkan harga yang lebih bersahabat dibandingkan Garuda.

2. Tingkat keterisian (load factor) Batik Air mengalahkan alias lebih tinggi dibanding Badan Usaha Milik Negara, yakni Garuda Indonesia pada awal-awal kemunculannya. Tingkat keterisian kursi maskapai tersebut hanya 74,5 persen di tiga bulan pertama tahun 2013. Angka tersebut naik 1,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Selama 2012, load factor Garuda mencapai 75,9 persen.

3. Perusahaan induknya, Lion Air, pernah mencuri perhatian dunia penerbangan di Indonesia khususnya, dengan memborong 234 jenis Airbus. Sedangkan pesawat yang digunakan Batik Air pada beroperasi adalah pesawat baru jenis Boeing.

4. Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memberikan gelar kepada Batik Air sebagai maskapai yang paling tepat waktu. Indikatornya persentase ketepatan waktunya berada di angka 88,59 persen dari 5.344 penerbangan. Sedangkan Garuda Indonesia berada di posisi kedua dengan persentase angka 84,05 persen dari 168.374 penerbangan. Disusul oleh Sriwijaya Air yang berada di peringkat ketiga, dengan angka prosentase 80,94 dari 71.903 penerbangan. Ketepatan waktu terbang ini memiliki pengaruh dan berdampak signifikan terhadap kelancaran pelayanan. Tidak hanya baik untuk perusahaan penerbangan, namun juga menjadi nilai tambah untuk operator bandar udara.

5. Armada pesawat bermotif batik ini relatif baru (Boeing 737-900ER), dan dilengkapi dengan pramugari maupun pramugara yang nampak lebih senior dibanding kru pesawat di Lion Air. Hal ini tentunya menjadi poin plus bagi penumpangnya dan memberikan suasana lebih nyaman.

6. Untuk segi hiburan di dalam pesawat atau In-Flight-Entertainment (IFE), memang pilihannya cukup lengkap. Mulai dari film, lagu, sampai dengan games, namun di sini Anda tidak akan menemukan earphone untuk menikmati layar sentuh tersebut. Ya, Anda harus membelinya dari kru yang bertugas di dalam pesawat ini.

7. Selama penerbangan berlangsung, pada kelas ekonomi penumpang Batik Air akan mendapatkan berbagai pilihan minuman, makanan ringan dan atau sajian hot meal secara gratis.


Untuk penerbangan yang memakan waktu kurang dari dua jam, penumpang nantinya hanya akan mendapatkan minuman dan makanan ringan saja. Lain halnya dengan penumpang kelas bisnis, jika Anda berada di kelas ini maka akan disajikan dengan makanan utama yang hangat untuk semua perjalanan, ditambah lagi dengan jamuan welcome drink dan makanan pencuci mulut tapi tidak termasuk sikat gigi.

Di sisi lain, jika maskapai ini serius menggarap pasar full service dan memberikan nilai lebih kepada penumpang melebihi Garuda, bukan tidak mungkin pelanggan loyal dan pelanggan korporat dari Garuda Indonesia akan beralih ke Batik Air.

No comments:

Post a Comment