Sunday, January 11, 2015

Pertumbuhan Investasi Indonesia Sulit Tumbuh

Demi menggenjot besaran investasi ke Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memberlakukan proses perizinan melalui sistem online. Tentu saja, kemudahan ini menjadi katalis positif bagi iklim investasi nasional. Ini mengingat sebelumnya pengurusan izin hanya dapat dilakukan secara tatap muka dengan tenggat waktu pengurusan pada 15 Desember.

Tak ayal, banyak pihak menilai pemberlakuan mekanisme izin melalui sistem online merupakan langkah revolusioner Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi dalam menggaet para investor untuk mendanai proyek-proyek di Indonesia.

"Jadi konter-konter yang sebelumnya difungsikan sebagai konter perizinan kini hanya akan melayani konsultasi saja. Mereka tidak lagi menerima berkas-berkas permohonan investasi karena sekarang sudah menggunakan sistem online," ujar Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM, Lestari Indah beberapa waktu lalu.

Lestari mengungkapkan, adanya pengurusan izin melalui sistem online sendiri diyakini memudahkan para investor dalam mengurusi sejumlah perizinan. Pasalnya, banyak investor kerap mengeluhkan lama proses pengurusan izin lantaran merekah harus menunggu antrean yang lama di konter. "Dengan adanya sistem online ini orang tidak perlu mengantre sampai dua atau tiga jam lagi untuk urus izin," terangnya.

Walau pengurusan izin sudah dilakukan, Lestari bilang, BKPM masih menggunakan Standard Operating Procedure (SOP) sesuai ketetapan sebelumnya. Ambil contoh, izin prinsip yang sebelumnya tiga hari akan tetap tiga hari. Begitupun dengan izin usaha yang masih harus memakan waktu tujuh hari dalam rangka upaya verifikasi.

"Angka pengenal impor juga masih tidak bisa online. Tapi proses perizinan yang lain akan lebih cepat karena sudah online," tuturnya.

Meski demikian, Lestari tak mau muluk-muluk menargetkan pertumbuhan investasi pasca penerapan mekanisme izin melalui online. Tahun ini, ia memprediksi pertumbuhan investasi masih akan tetap berada di angka 15 persen lantaran saat ini pihaknya masih berfokus pada perbaikan mekanisme perizinan. "Mudah-mudahan saja angka investasi ini bisa bertambah. Tapi target kami sekarang adalah perbaikan dulu,” ujarnya.

Masih sulit tumbuh
Asal tahu, di sembilan bulan pertama 2014 BKPM telah berhasil mengantongi komitmen investasi senilai Rp 342,7 triliun, atau tumbuh 16,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu di kisaran Rp 228,3 triliun. Dimana komitmen investasi pada kuartal III kemarin disumbang dari empat investor yang tertarik menanamkan uangnya di sektor industri padat karya senilai US$ 672 juta.

Namun, kenaikan investasi serta kemudahan yang direncanakan pemerintah tersebut dinilai belum mampu mendukung pertumbuhan investasi di Indonesia. Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Sugandi mengatakan, pertumbuhan investasi tahun ini akan sedikit melambat karena tingginya suku bunga dan turunnya harga komoditas. “Saya pikir target investasi sebesar 15 persen akan sulit tercapai karena suku bunganya masih tinggi,” ujarnya.

Sebagai solusi, Eric pun meminta pemerintah tak gegabah menaikan suku bunga akibat rencana bank sentral Amerika Serikat Federal Reserved yang kuartal I tahun ini akan menaikan suku bunganya yang dapat mengganggu kinerja rupiah. Alasannya, jika pemerintah menaikkan suku bunga ia meyakini para investor akan mengerem besaran investasinya ke Indonesia.

"Agar proses investasi dapat tumbuh, pemerintah juga harus mempermudah perizinan dan memberikan sejumlah insentif kepada para investor," tuturnya.

No comments:

Post a Comment