Thursday, January 29, 2015

Impor Pakan Capai Rp 1,3 Triliun

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo berharap Indonesia bisa swasembada pakan ikan. Hal ini melihat kebutuhan tepung ikan/pakan Indonesia mencapai 150.000 ton/per tahun yang sebagian besar masih diimpor.

"Kalau pakan sekarang dilaporkan, itu ada Rp 1,3 triliun kita impor. Kami sedang dicari substitusinya. Misalnya menggunakan minyak dari serangga kelapa sawit. Kita inginnya swasembada pakan," kata Indroyono dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Budidaya Ikan di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Ia mengatakan saat ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang mengembangkan teknologi untuk bisa mencari substitusi dari pakan tersebut. "BPPT melaporkan teknologi yang bisa dibuat. Yang harus tetap dicari kan pakan ikannya ya. ikan itu kan ada oilnya, nah itu yang sampai sekarang kita masih susah. Sekarang dicari apakah bisa dari serangga kelapa sawit," kata Indroyono.

Menurut dia, sebelum mengurangi impor pakan, Indonesia harus siap terlebih dahulu. Pasalnya, ada kemungkinan harga pakan meninggi dengan dibatasinya impor.

"Kita sebisa mungkin mengurangi impor pakan. Kita mengurangi, tapi jangan sampai harganya meninggi dan kita tidak siap," jelas Indroyono. Kementerian Kelautan dan Perikanan menggandeng pihak swasta, untuk pengembangan pabrik pakan dan unit pengolahan ikan di Karawang, Jawa Barat. Itu dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pakan yang bermutu dan harga terjangkau. Pabrik pakan dibangun di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang.

"Pengembangan pabrik pakan ikan merupakan salah satu strategi revitalisasi perikanan budidaya, sehingga menunjang industrialisasi perikanan berbasis budidaya," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Sabtu (25/2/2012) di Karawang.

Kapasitas produksi pabrik pakan ikan berkisar 15-20 ton per hari. Produk pakan itu dipasok ke BLUPPB Karawang, untuk usaha budidaya ikan, serta masyarakat sekitar. Sementara pengolahan ikan patin saat ini berkapasitas 1 ton per hari.

Luas kawasan BLUPPB Karawang 390 hektar (ha), terdiri atas 149 ha tambak inti, 151 ha untuk plasma. Selebihnya, lahan untuk fasilitas. Bupati Karawang, Ade Swara, mengemukakan pula, untuk peningkatan nilai tambah perikanan dibutuhkan penambahan sarana produksi, teknologi produksi, pengolahan dan pemasaran hasil.

"Karawang punya potensi besar perikanan. Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dan ekonomi daerah," ujar Ade Swara.

No comments:

Post a Comment