Monday, January 26, 2015

Tahun 2016, Separuh Kekayaan Dunia Akan Dikuasai Oleh 80 Orang Terkaya

Lembaga nonpemerintahan internasional Oxfam mengingatkan ancaman serius ketimpangan sosial global. Oxfam menunjukkan data sebanyak 1 persen penduduk terkaya di dunia menguasai kekayaan setara dengan kekayaan gabungan 99 persen penduduk bumi yang lain.

Kondisi itu sangat ironis karena di saat bersamaan, saat ini, 1 dari 9 orang di dunia tidak memiliki cukup makanan. Sebanyak satu miliar penduduk dunia hanya hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 1,25 per hari.

Menjelang pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, pekan lalu, Oxfam menerbitkan makalah mengenai itu. Menurut Oxfam, kekayaan 1 persen orang terkaya dunia berlipat dari penguasaan 44 persen perekonomian dunia tahun 2009 naik menjadi 48 persen tahun 2014. Pada tahun depan diprediksi separuh kekayaan global dikuasai oleh hanya 80 orang terkaya.

“Anggota elit global ini memiliki kekayaan rata-rata $ 2,7 miliar per orang dewasa pada tahun 2014,” tulis Oxfam dalam publikasinya pekan lalu. Makalah itu akan disampaikan Oxfam ke pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Sisa 52 persen dari kekayaan global, hampir semua (46 persen) dimiliki oleh seperlima orang terkaya dunia. Dan 80 persen penduduk lainnya hanya menguasai 5,5 persen dan memiliki kekayaan rata-rata $ 3.851 per orang dewasa. Itu 1 per 700 dari kekayaan rata-rata 1 persen terkaya. “Kesenjangan antara kaya dan sisanya melebar cepat,” kata Winnie Byanyima, Direktur Eksekutif Oxfam International.

Oxfam menyerukan pemerintah untuk mengatasi ketimpangan dengan Menekan penghindaran pajak oleh perusahaan dan individu kaya, mendorong investasi universal berupa pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis, menggeser beban pajak dari tenaga kerja dan konsumsi ke pajak modal dan kekayaan, mendorong upah layak bagi semua pekerja, memperkenalkan undang-undang upah, memberikan jaminan pendapatan minimum, dan bersama-sama mengatasi ketimpangan global.

Menurut Oxfam ketidaksetaraan yang ekstrim tidak hanya berita buruk bagi mereka di bagian bawah tetapi juga merusak pertumbuhan ekonomi

No comments:

Post a Comment